07 - [Sudah Revisi]

403 78 1
                                    

Chapter 07 - Kenyataan

Happy reading.

Menjadi anak yang tidak diinginkan? Rasanya sangat sakit, padahal aku juga terlahir dari rahim mu, ibu.

•••

Thania tak sengaja mendengarkan pembicaraan Helena dan Zoe saat itu, mereka membicarakan mengenai Thania, anak yang tidak mereka inginkan.

"Kenapa sih pah?! Papa dulu harus salah ambil bayi? Kalo dari dulu mama tau dia itu bukan Thalia udh gak mama urus pah! Mama itu pengen nya Thalia buka Thania!", Helena memekik kesal dengan penyesalan nya begitupun dengan Zoe.

"Tapi saat itu papa benar-benar membaca dengan teliti papan nama di ranjang bayi itu, dan bayi yang papa bawa itu Thalia bukan Thania!!" Zoe membela dirinya karena dirasa ia melakukan hal benar dan tidak terima jika Helena menyalahkan nya.

"Terus kenapa papa aku bilang kalo anak yang sama mereka itu Thalia bukan Thania?."

"Aku engga tau mah, intinya aku gak salah ambil bayi, aku membawa Thalia."

Mereka terus saja berdebat dan saling menyalahkan atas salah nya bayi yang mereka bawa. Mereka tak menginginkan Thania, tapi mereka menginginkan kembaran nya, Thalia.

Thania terlahir kembar dan identik, namun beberapa hari setelah melahirkan mereka hanya membawa satu bayi saja yang dibawa pulang dan bayi satu nya mereka tinggal di rumah sakit.

Zoe begitu yakin, bahwa bayi yang dia bawa adalah Thalia namun ternyata salah, gelang rumah sakit yang melingkar di lengan bayi itu bertuliskan Thania Athala bukan Thalia Athala. Saat itu Zoe kembali ke rumah sakit untuk membawa bayi satunya lagi namun sayang, ternyata bayi itu sudah tidak ada ditempat. Suster mengatakan, "Maaf tuan, bayi nya sudah dibawa pulang oleh tuan Kenan -papa Helena- tidak lama setelah tuan dan nyonya pergi."

Mereka mencoba menghubungi Kenan namun nihil, tak ada satu pesan pun yang dibalas dan tak ada pula satu panggilan yang diangkat. Mereka sangat menyesal kenapa mereka tidak teliti dalam memilih bayi nya. Mau tak mau mereka membesarkan Thania dengan kasih sayang yang penuh kepura-puraan.

Alasan mereka tak menginginkan Thania adalah, dia bayi yang penyakitan, dia mengidap Leukemia. Dan mereka sebagai orang tua tak mau repot mengurus anak yang penyakitan oleh karena itu mereka berniat membawa Thalia namun rupanya semesta tak mendukung rencana mereka.

Thania sangat hancur mendengar kenyataan pahit ini langsung dari mulut orang tua nya sendiri, dada nya selalu sesak saat melihat mereka yang perhatian terhadap nya padahal itu hanyalah topeng untuk menyembunyikan kebencian mereka.

Sejak mengetahui hal itu, Thania menjadi sosok yang pendiam, lebih suka mengurung diri di kamar nya, tidak berbaur dengan orang lain selain Natha, Nial dan Darent.

Bahkan mereka pun tak tau yang Thania rasakan saat ini. Ingin rasanya Thania bercerita, namun ia tak memiliki kekuatan untuk menceritakan semuanya, ini terlalu menyakitkan baginya.

Dihadapan mereka, Thania bersikap seolah tak ada apa-apa, seolah dirinya baik-baik saja. Mungkin Natha dan Darent percaya tapi tidak dengan Nial. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan Thania.

Hari ini, hari minggu tepat nya. Thania sedang duduk di ayunan gantung sembari menatap langit pagi yang cerah namun tak secerah suasana hati nya kali ini. Ponsel yang ia pegang bergetar, tanda notifikasi masuk.

Nathania [Lengkap✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang