Suddenly - 8

2.1K 316 13
                                    

Hari Minggu yang cerah ini akan Renjun habiskan waktunya di atas ranjang empuk kesayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Minggu yang cerah ini akan Renjun habiskan waktunya di atas ranjang empuk kesayangannya.

Ditemani berbagai macam cemilan beserta minuman dan sebuah tontonan drama membuat dirinya merasa menjadi manusia paling bahagia di dunia ini. Apalagi sang mamah yang juga tidak menyeretnya keluar kamar seperti hari libur lainnya semakin membuat dirinya bahagia.

Sepupu menyebalkannya alias Na Jaemin juga sudah pulang pada hari Jumat dan Renjun merasa beban di pundaknya terangkat.

Pemuda manis ini sudah bangun dari pagi, dengan berbekal mencuci wajah dan gosok gigi saja, dia kembali lagi ke tempat asalnya —ranjang— dan memulai acara bermalas-malasan.

Semua itu berjalan sesuai rencana sampai adanya satu teriakan dari mamah Huang yang membuat ia kalang kabut mencari handuknya dan bergegas ke kamar mandi.

"RENJUN! JENO UDAH DATANG MENJEMPUT KAMU!"

"Mampus! Aku lupa kalau ada janji sama Kak Jeno!" Dia menepuk dahinya, "IYA, MAH! BENTAR LAGI RENJUN TURUN!"

Jeno dari ruang tamu sedikit mendengar suara grasak-grusuk dari lantai dua sana karena kebetulan rumah keluarga Huang sedang sepi makanya terdengar. Entah apa yang si mungil lakukan tapi Jeno harap itu tidak akan mencelakai dirinya sendiri.

"Pagi, Kak Jeno!" Sapanya riang dan berdiri di depan pemuda tampan itu dengan cengiran khasnya.

Jeno tersenyum, "Pagi juga. Renjun? Dahi kamu kenapa di plester?"

Yang ditanya memegang area yang disebut Jeno, "Ini? Tadi gak sengaja kepentok di jendela, hehe."

"Lain kali hati-hati, ya," ucap Jeno sambil mengelus kepalanya.

"Iya, Kak. Ayo berangkat. Bentar, aku panggil mamah dulu."

Renjun berlari ke dapur untuk memanggil mamahnya.

"Berangkat sekarang?"

"Iya, Tante. Aku pinjam dulu anaknya, ya," jawab Jeno bercanda.

"Bawa saja. Kalau bisa tidak usah dipulangkan, dia juga tak berguna ada di rumah ini." Mama Huang ikut-ikutan bercanda dan membuat Renjun memajukan bibirnya kesal.

"Tante bisa aja. Ya sudah, kami pergi dulu, ya. Permisi," ucap Jeno sopan.

"Ya, hati-hati," balas Mamah Huang ramah.

"Ya, hati-hati," balas Mamah Huang ramah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] Suddenly? || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang