"Kak Jeno? Aku senang~ sekali!" Seru Renjun riang sembari menyenderkan kepalanya di pundak si kakak kelas yang sudah resmi menjadi kekasihnya itu.
Jeno mengelus-elus rambut coklatnya, "Aku juga. Terimakasih karena kau telah menerimaku, padahal kita belum terlalu lama kenal."
Di malam berbintang ini, Jeno dan Renjun telah resmi berpacaran. Ditemani api unggun yang menjadi saksi bisu awal kisah cinta mereka dan para anggota ekskul pecinta alam yang juga menjadi saksi mata bagaimana gugupnya Jeno saat menyatakan cinta.
Tidak ada hal yang spesial saat Jeno menyatakannya. Pemuda itu hanya bermain gitar sambil menyanyikan sebuah lagu yang bisa mewakili perasaannya. Setelah itu, dia hanya memberikan bucket berisi berbagai coklat pada Renjun yang ternyata sudah sedikit menangis karena terharu.
"Kau tahu? Ini pertama kalinya aku tertarik pada seseorang, aku juga bahkan heran kenapa bisa jatuh secepat itu dalam pesonamu," ucap Jeno.
Renjun menegakkan tubuhnya lalu menatap Jeno, "Kakak serius?!"
"Ya, untuk apa aku berbohong?"
"Siapa tahu kau hanya ingin membuatku merasa senang," jawab Renjun sambil mengerucutkan bibirnya.
Jeno terkekeh geli sambil menoel bibir yang mengerucut itu, "Aku ini anak yang jujur, asal kau tahu saja. Jadi aku tidak mungkin berbohong."
"Hmm jadi ini juga pertama kalinya kakak menjalin hubungan dengan seseorang?"
"Ya, makanya aku sempat bingung bagaimana caranya mendekatimu. Dan maaf jika acara saat memintamu untuk menjadi kekasihku itu terkesan tidak romantis, sebenarnya tadi benar-benar di luar rencanaku. Padahal aku sudah menyiapkan sebuah game spesial sebelum menembakmu, tapi semuanya gagal karena Sunwoo dan Guanlin lupa membawa barang pesananku," ujar Jeno yang terdengar seperti sedang mengadu juga.
Renjun terkekeh, "Tidak masalah, Kak. Aku juga tidak terlalu memikirkan bagaimana caranya kakak memintaku untuk menjadi kekasihmu. Dengan begini saja aku sudah senang. Yang penting kau sudah menjadi orang yang spesial untukku."
"Tapi tetap saja, padahal 'kan aku ingin memberi momen yang tidak terlupakan supaya kau selalu ingat," keluhnya.
Renjun yang mendengar itu jadi semakin gemas dengan tingkah Jeno. "Kak," panggilnya.
Jeno menoleh, "Hm? Kenapa?"
"Tak usah murung seperti itu, 'kan nanti masih ada kesempatan lain supaya rencana indah kakak dapat terealisasikan."
Pemuda yang lebih tua setahun dari Renjun ini pun mengerutkan keningnya bingung, "Maksudnya?"
"Ya, kesempatan lain. Kak Jeno memangnya tidak ada niatan untuk melamarku menjadi pendamping hidupmu kelak?"
Jeno melebarkan matanya. Apa ini?! Apa Renjun baru saja melontarkan godaan padanya?!
"Aaa~ Kak Jeno lucu sekali dengan mata membulat seperti itu~" ucap Renjun dan menarik-narik pipi Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Suddenly? || NoRen
Teen FictionSemua hal dapat terjadi secara tiba-tiba dan salah satunya adalah cinta. Cinta dapat terjadi pada siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Bahkan mereka yang awalnya hanya saling memandang saja bisa langsung tiba-tiba jatuh cinta. Dan semua terjadi p...