"Renjun? Kau apakan kamarmu ini?" Tanya Mama Huang saat memasuki kamar sang anak.
"Eh, Mamah. Memangnya kamarku kenapa? Tidak ada yang aneh, tuh."
"Ini, loh. Kenapa kamu memasang kain hitam seperti itu? Kamu ingin melakukan pertunjukkan sulap?" Tanyanya sambil menunjuk layar hitam yang terpasang di salah satu dinding.
"Oh, itu. Rencananya malam ini aku ingin menonton film, Mah. Ujian semester sudah usai, jadi tidak ada salahnya jika aku menghibur diri, 'kan?"
"Biasanya juga kamu menonton dari laptop. Tumben sekali sampai niat seperti ini."
"Itu 'kan biasanya, Mah. Untuk malam ini aku akan menonton film dengan spesial."
"Apanya yang spesial?"
"Momennya lah, Mah," jawab Renjun ceria dan masih sibuk menata barang-barang di kamarnya supaya terlihat lebih rapi lagi.
"Lalu, kenapa kamu menyiapkan banyak sekali camilan?"
"Hm? Aku 'kan sangat suka menonton film sambil memakan camilan, Mah. Masa Mama lupa, sih?" Renjun menyenggol lengan Mamanya itu dan tertawa.
"Tapi kenapa sampai menyiapkan dua gelas juga?"
"Astaga, Mama banyak tanya sekali. Ya jelas aku menyiapkan dua gelas, aku 'kan mengajak orang kesini."
"Siapa?"
"Kak Jeno. Sudah? Apa semua pertanyaan Mama telah terjawab?"
Mama Huang tersenyum geli melihat Renjun yang sepertinya kesal, "Iya, sudah. Harusnya kamu menjelaskan secara rinci dari awal, jadi Mama tidak banyak bertanya. Kalau begitu, kamu ingin Mama buatkan makanan apa? Mama tidak yakin kalian akan kenyang dengan memakan camilan saja."
"Terserah Mama, Kak Jeno pasti akan suka semua makanan yang dibuat oleh calon mertuanya ini," jawab Renjun menaikturunkan alisnya.
Mama Huang menggelengkan kepalanya tak percaya, "Semenjak pacaran, kenapa kamu jadi sering menggoda seperti ini? Jeno membawa pengaruh buruk untukmu, ya?"
Renjun buru-buru menyilangkan tangannya, "Tidak! Tidak sama sekali! Ini semua bukan salah Kak Jeno tapi salah Eric. Dia terlalu banyak menggodaku, Mah."
"Kamu panik sekali padahal Mama hanya bergurau. Jangan-jangan benar karena ulah Jeno, ya?"
Renjun menggembungkan pipinya, "Tidak tahu, ah. Mama menggangguku terus."
"Padahal Mama sudah sering melihatmu bertingkah imut tapi tetap saja Mama tidak tahan untuk tidak mencubit pipi tembam ini," ucapnya sambil mencubit pelan pipi Renjun.
"Sakit, Mah~ Sudahlah, Mama keluar saja sana. Sebentar lagi Kak Jeno datang, bukannya Mama ingin memasak makanan untuk kita berdua?"
"Kamu mengusir Mama, huh? Lihat saja, makananmu nanti akan Mama beri racun."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Suddenly? || NoRen
Teen FictionSemua hal dapat terjadi secara tiba-tiba dan salah satunya adalah cinta. Cinta dapat terjadi pada siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Bahkan mereka yang awalnya hanya saling memandang saja bisa langsung tiba-tiba jatuh cinta. Dan semua terjadi p...