4. Kok bisa

21 8 49
                                    

Asslamu'alaikum, reader's!❤🤗
H A P P Y R E A D I N G 😻
_____________________________
Disaat Abang Maya mengobati tangan yang terkena pecahan kaca. Dibalik lemari dapur, Maya tertawa dan tawa nya terdengar.

"Dek, lo ada disana?"

Maya menutup mulutnya dengan kedua lengannya. Dan keluar dari persembunyiannya, "H-hai, tadi gw habis ini, apa nih. Mmmm, bersihin isi lemari, nah iya." ucap nya yang terbata-bata.

"Boong lo!" timpal Sanaya.

"Iya lo dek, pasti nguping!"

"Hah? Nggak kok! Emang k-alian kenapa? Hah, yaampun kok popcorn nya berantakan si?" ucap nya pura-pura tak tahu apa yang terjadi.

"Alah, so gatau lo. Acting lo nggak lucu!" ucap bang Vano. Ya, nama dari Abang Maya adalah Vano. Nama lengkapnya Revano Stef Bassam, yang berusia 19 tahun. Dan ia sudah lulus sekolah, sekarang ia hanya mengejar hobi nya saja, yaitu bermain sepak bola. Revano, anak kedua tentu ia memiliki kakak.

Revano ini memiliki sifat mudah bergaul, dan murah senyum. Hanya saja ia tak pernah jatuh cinta, karena sibuk mengejar karier. Sosok a Revano ini bertubuh tinggi dan berotot, kumis tipisnya membuatnya menambah ketampanannya.

"Apasi bang, gue gatau kok. Bener dah. Dari pada ribut mending rebahan, Sanaya kita ke kamar aja, cemilannya yang ambil yang udah jadi aja!"

"Gue juga mau!" timpal Vano.

"Mau aja lo. Ambil sendiri!" ucap Maya, yang sembari meninggalkan kakak nya.

"Dasar adek gesrek, durhaka lo ama gue!" teriak Vano. Maya pun hanya memutar bola matanya melihat kelakuan abang nya.

"Heh, kenapa lo diem aja?" tanya Maya pada Sanaya.

"Ahh, nggak kok!"

"Lo baper, ya?"

"Ih nggak,"

"Serah lo aja."

"Eh, tapi kenapa lo nanya gitu. Bukannya lo gatau ya kejadiannya, nah kan lo nguping!"

"Apasi nggak. Udahlah gue kekamar duluan, bye!"

"Tu- yaudah deh, udah kebiasaan Maya kaya gitu! Huft."

_

Anton pun sampai disekolah lamanya. Ia melihat gedung itu dibalik pagar tinggi, dan ia merasa terharu. Karena ia hanya beberapa bulan dapat sekolah digedung itu.

Meski hanya beberapa bulan ia digedung sekolah itu. Namun, ia memiliki beberapa teman dekat, terutama teman smpnya itu Faisal Griffian Wanoja.

Tiba-tiba dibelakang nya ada yang mengejutkannya.
"Hei mas bro!"

"Yaelah, elo pada ngagetin aja!"

"Mikirin apasi si sayangkuu," ucap alay temannya. Bernama, Darel Wijaya.

"Ih apaan si lo. Jijik gue dengernya!"

"Iya lo Rell, homo!" timpal Faisal

"Yaelah, lo berdua sensian. Btw, gimana hari pertama lo Nton, banyak cecan, nggak?" celetuk Darel

"Cewe semua lo pikirin, ngaca dulu!" ucap Anton.

"Dikaca si gue ganteng!"

"Ganteng pala lo peang!"

"Sssstt, diem. Udah halunya ntar aja pas lo tidur." Ucap Anton yang sembari menutup rapat-rapat mulut, Darel. "Eh, Sal. Tumben lo diem aja," sambung Anton. Anton heran mengapa sahabatnya ini menjadi terdiam. Ya, namanya Faisal Griffian Manoja. Ia teman sejak smp nya.

"Lo, ngga tau? si Faisal sekarang jadi esbatu!" timpal Darel.

"Maksud lo?" tanya Anton.

"Udahlah, gausah dibahas gapenting. Yuk mending cabut!" ajak Faisal. Mereka mengangguk, dan manaiki motor masing-masing.

Dibelakang mereka diteriaki oleh seseorang.
"Woi, tungguin gue!"

Mereka berdua melirik asal suara itu.
"Darimana aja lo? Hampir gua tinggal!"

"Lah lo gimana si! Gue udah bilang, gue mau ke toilet Darel!"

"Ada-ada aja si." celetuk Anton. Faisal hanya menggelengkan kepala saja.

"Buruan naik, Han. Mau gue tinggal?" ancam Darel.

"Iya-ya gue naik. Malang amat gue, gininih nasib gapunya motor!" gerutu Farhan. Ya namanya adalah Farhan, lebih tepatnya nama lengkapnya itu Farhan Abqary Zhafar.

Mereka pun langsung mengendarai motor dan melaju menuju rumah Anton.

Beberapa kemudian mereka sampai ditempat tujuan, yaitu rumah barunya.
Mereka memalkirkan motornya. Rumah nya berada disebuah komplek, dan rumah Anton, lumayan besar. Beserta ada kolam renang.

~~

Kebetulan hari ini ada pesenan kue buatan Bundanya Maya. Seperti biasa Maya selalu mau mengantarkan kue. Karena, rumah depan sudah ada pemilik baru. Mereka mendapat, undangan beserta pesanan kue yang banyak untuk acara syukuran kecil-kecillan.

"Nara. Sanaya," teriak Bunda.

"Ada, apa Bun?" tanya keduanya.

"Hari ini Bunda dapet pesenan dsri rumah depan, sekalian kita diundang buat keacara syukurannya. Kalian ikut Bunda, ya!" ajak Bunda

"Kalo aku si setuju aja, Bun." ucap Sanaya.

"Aku juga, Bun."

"Yaudah, sana gih siap-siap!" mereka berdua hanya mengangguk paham.

Beberapa menit kemudian. Mereka sudah siap, dan segera pergi keacara syukuran. Maya dengan syar'i berwarna army dan kerudung berwarna abu. Sanaya, memakai syar'i warna hijau terang, dan kerudung hijau pucat. Dan Bunda Nayara memakai syar'i hitam dengan paduan ungu tua.

Mereka sampai didepan pagar rumah itu. Dan disambut oleh nyonya dan tuan rumah langsung.

"Assalamu'alaikum." ucap mereka bersama.

"Waalaikimsalam. Wah, mari masuk Bu. Cantik-cantik sekali, ya putri-putri nya," pujinya.

"Alhamdulillah, Bu. Terimakasih." jawab Bunda, dengan tersenyum hangat.

"Bun, ini kue disimpan dimana, ya?"

"Sebentar, nak."

"Kue nya disimpan dimeja itu saja, cantik." ucap Bu Ambika. Maya dan Sanaya mengangguk paham. Dan Bunda pergi dengan Bu Ambika, sembari menghampiri para tamu.

Maya dan Sanaya hanya saling pandang. Karena mereka malu, banyak lelaki yang berada di meja itu.

"May, gimana nih?"

"Yaudah, biarrin jalan aja,"

"Gue malu!"

"Coba dulu. Bismillah."

Mereka berjalan dengan menduduk.
"Permisi, ini kue untuk kalian dan para tamu lainnya!"

Laki-laki itu melirik gadis itu.
"Lo?"

Sontak. Maya dan Sanaya pun kaget.
"Lo, ngapain disini?"

"Harusnya gue yang nanya!"

"Gu-"

Belum sempat berbicara, sudah terpotong. Karena acara syukuran akan, segera dimulai.

"Baiklah para hadirin. Kita akan mulai acara ini. Silahkan menikmatinya." ucap Pembawa acara.

"Kita lanjutkan nanti!" ucap lelaki itu.

-

~Jarak bukanlah halangan. Ketidak sadaran hati akan tumbuh menjadi cinta. Entah itu karena hati ataupun karena mereka sudah menjadi jodoh.

.

See you next chapter🎉

MAYASSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang