19

7 0 0
                                    

Am sorry-
-Luna-

ACARA OSIS

"GIMANA? APA YANG KURANG?"

"Santai, Van. Semua beres!"

Vania bisa duduk dengan perasaan tenang.

"Acara berapa menit lagi?"

"Sepuluh. Kita harus siap di panggung."

Vania bangkit, anggota Osis juga bangkit.

"AYO! SEMANGAT! ACARA JABATAN GUE TERAKHIR HARUS MERIAH! AYOOOOO!"

"Sorry, Van. Ada yang Cari lo."

"Siapa?"

"Katanya, Masa depan lo."

Vania digoda semua orang.

"Cielah. Masih kecil dah gini."
"Van, Pj Napa pj!"

"PJ JIDAT LO!"

Vania Dan Saka Ada di dekat mading yang sepi. Semua orang sudah berada di lapangan.

"Apa? Nggak lihat gue lagi sibuk?"

"Nggak. Gue nggak lihat Ada orang sibuk di sekitar sini. Yang gue lihat hanya seorang anak kecil yang pandai merengek minta jajan ke gue tapi sekarang lagi mimpin acara besar."

"Ayolah, Sak. Lo buang-buang waktu gue."

Saka mendekap erat Vania. Vania bingung.

"Semangat! Lo pasti bisa."

Vania tersenyum tipis.

"Lo pandai buat jantung anak orang maraton."

...

"Terima kasih kepada semua pihak yang telah bergabung dan memeriahkan acara rutinan ini. Selanjutnya, kita akan masuk ke acara puncak. Kepada Luna, Sebelas IPA satu silakan."

Vania, Saka, Fatih, Kevin, Lucas dan Bastian saling pandang saat melihat Luna naik ke atas panggung dengan wajah Tak bersekspresinya.

Vania menyikut lengan Kevin.

"Kenapa di daftar acara gue nggak ada?"

"Mana gue tau, gue juga bingung."

"Panggil seksi acara." Putus Vania.

Kevin hendak pergi, namun Fatih menghentikan "Gue rasa, ini nggak bakal ancurin acara."

Kevin mengangguk.

Kini, seluruh pasang mata tertuju pada Luna. Luna yang berdiri di atas panggung dengan wajah gugup yang sempurna tersembunyi.

Dari atas sana, Luna bisa melihat seseorang yang dia kenal baru saja masuk ke ruangan. Perempuan paruh baya itu duduk di jajaran Dewan sekolah yang sejak awal sudah ada.

Luna memejamkan mata, menenangkan diri. Dia mencengkram erat ujung kertas yang dia pegang. Kegugupan tiba-tiba menyerangnya.

"Okay, Luna. You can. Do the best."

Luna kembali membuka mata, perhatian semua orang terfokus pada dirinya. Luna maju satu langkah, berdiri tepat di depan microphone.

Luna tersenyum tipis, sebuah musik menyayat hati mulai terputar. Lagu Bunda menggema di seluruh penjuru ruangan, membuat damai.

ANTI-HERO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang