03

101 58 7
                                    

Nggak ada perjuangan
yang berakhir dengan sia-sia.
-Fatih-

《SCHOOL LIFE》

Vania masuk ke dalam kamar asrama tanpa meminta izin atau sekedar mengetuk pintu. Tubuhnya terasa sangat lengket setelah tiga jam berada di rooftop tadi.

Vania melepaskan sepatu.

Luna keluar dari kamar mandi.

"Ketuk pintu sebelum masuk." Ujar Luna.

Vania hanya mengangguk malas.

Luna berkacak pinggang.

"Dengerin gue nggak?!" Sentak Luna.

Vania tidak menjawab, malas menanggapi. Ujung-ujungnya hanya perdebatan random.

Vania Menyimpan tas di meja belajar, lalu menyambar handuk dan ke kamar mandi.

"Hei! Gue belum selesai ngomong!"

Risa berdecak. Dia menoleh dan menatap Luna sebal. Dia tidak bisa berkonsentrasi. Suara Luna benar-benar mengganggunya.

"Bisa diem nggak?" Ucap Risa.

Luna memandang malas Risa.

"Urus urusan lo sendiri." Ujar Luna.

Kiki ikut menoleh, memperhatikan mereka.

"Kalo gitu jangan berisik." Sahut Risa.

Luna tidak menanggapi.

Dia mendatangi meja belajar dan duduk di kursi nyamannya. Kembali melanjutkan kegiatan belajar yang sempat tertunda.

Risa dan Kiki kembali fokus pada buku.

Setelah selesai mandi, Vania keluar dari kamar mandi dengan handuk di pundak.

Dia menatap miris punggung mereka.

Mereka terlalu memaksakan diri.

Apasih yang dikejar?

Peringkat satu? Murid paling pintar?

Vania menghela nafas berat.

"Kayaknya cuma gue yang nggak serius belajar. Gue cuma main-main dan jarang belajar, nggak kayak mereka. Udah pada pinter, masih aja giat belajar." Vania.

...

Vania terbangun dari tidurnya. Dia melihat sekeliling sudah gelap, namun tiga lampu di meja belajar masih menyala dengan terang.

Luna, Risa dan Kiki masih terjaga.

Vania melirik jam, sudah pukul 02.00 pagi.

"Kalian belum tidur?"

Hening.

Tidak ada yang menyahut.

"Yaudah. Selamat tidur."

Vania kembali memejamkan mata.

ANTI-HERO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang