Renjun tak pernah melepas pandangan nya pada gadis yang sedang berbincang dengan pemilik toko bunga yang sedang mereka singgahi.
Mata Renjun menyipit, memperhatikan bunga yang di bawa Yiren keluar dari toko bunga tersebut. Bunga Anyelir Pink*
"Jadi.... kita mau ke makam Ibu kamu?" Tebak Renjun saat Yiren sudah masuk ke dalam mobilnya. Sejak kemarin Yiren memang tidak menyebutkan nama tempat yang akan mereka kunjungi. Tapi Renjun baru saja mengingat jika hari ini adalah hari peringatan kematian Ibunda Yiren
"Iya" Jawab Yiren dan tanpa menunggu lama lagi Renjun langsung melajukan mobilnya menuju pemakaman.
Selang beberapa menit kemudian Mereka akhirnya sampai di pemakaman. Renjun lalu memarkirkan mobilnya di salah satu tempat parkir yang tak jauh dari pemakaman.
"Ibu maaf Yiren jarang datang yah~" Yiren meletakkan bunga anyelir yang di belinya tadi di atas makam sang Ibunda.
"Hari ini Yiren ngga datang bareng Ayah, karena Ayah bilang udah datang duluan tapi Yiren datang bareng Injun" Renjun tersenyum tipis mendengar ucapan Yiren.
"Selama ini Yiren ngga nakal kok, Yiren makan dengan baik, Ayah juga udah ngga ngerokok lagi. Baru-baru ini Yiren juga ikut lomba olimpiade bareng Injun dan Kami dapat medali emas. Ibu banggakan Yiren dapat medali emas" Yiren sudah berusaha menahan air matanya, namun nihil dia memang cengeng
"Ibu~ Ibu~ yang tenang di sana ya~ Ibu tolong selalu do'ain Yiren juga ya~"
Renjun yang melihat Yiren seperti itu langsung menarik gadis tersebut ke dalam pelukannya. "Udah, udah, Jangan nangis lagi. Di atas sana Ibu kamu pasti bangga sama kamu" Yiren mengangguk di dalam pelukan Renjun.
Renjun mengelus pelan rambut Yiren, menyalurkan rasa tenang. "Nangis aja kamu tetap cantik" Celetuk Renjun membuat Yiren mencubitnya.
"Ngga usah gombal ih" kesal Yiren.
Renjun terkekeh mendengar nada kesal Yiren.
«●○●»
Mobil Renjun berhenti tepat di depan Rumah Yiren. Setelah dari pemakaman Yiren bilang ingin segera pulang karena di rumahnya ada sesuatu yang akan di berikan untuk Renjun.
Renjun pun hanya menuruti kemauan Yiren.
"Ini hadiah yang aku beli di Mall waktu itu" Yiren menyodorkan sebuah paper bag pada Renjun lalu ia pun ikut duduk di bangku taman yang berada di halaman rumahnya.
"Tapi jujur aja sebenarnya aku gak terlalu tau kesukaan kamu jadi aku cuman beli hoodie buat kamu" Ucap Yiren, sedikit menundukkan kepalanya.
"Apapun itu aku suka kok, asalkan itu dari kamu" Pipi Yiren bersemu kemarahan mendengar ucapan Renjun.
"Bantu aku pakai hoodienya ya?"
"Hah?" Otak Yiren masih mencerna ucapan Renjun
"Bantu aku pakai hoodienya sayang" Renjun mengeluarkan hoodie berwarna putih polos tersebut dari paper bag lalu menyerahkan nya pada Yiren.
Yiren sedikit ragu untuk membantu Renjun memakai hoodie tersebut. Sejak tadi Jantungnya tak ingin di ajak berkompromi. Yiren merasa dia akan terkena serangan jantung.
Sedangkan Renjun terus saja tersenyum melihat wajah Yiren memerah saat gadis itu berdiri dihadapannya untuk memasang kan hoodie padanya. Dan untuk ketiga kalinya Renjun mencuri kecupan singkat dari Yiren, tapi kali ini bukan di pipi melainkan di kening.
"Injun ih!" Yiren segera membalikkan badannya membelakangi Renjun yang tertawa melihat wajah pacar nya sudah seperti kepiting rebus.
Yiren mendengus kesal mendengar suara tawa Renjun yang tak kunjung berhenti. Pemuda bermarga huang itu benar-benar membuatnya malu.
Saat Yiren akan berbalik untuk memukul Renjun, Yiren dibuat terkejut ketika Renjun juga sudah berdiri dari duduknya lalu secara tiba-tiba memeluknya, ah ralat. Renjun secara tiba-tiba memasangkan sebuah kalung di leher Yiren.
"Cantik" gumam Renjun yang masih dapat di dengar oleh Yiren.
"Bukannya seharusnya kamu bertanya dulu aku suka atau ngga?"
Renjun tertawa pelan mendengar ucapan Yiren. "Ehm kayak nya ngga perlu deh, karena aku tau kamu pasti suka kan?"
Tolong siapapun sadarkan pemuda bermarga Huang ini bahwa dirinya terlalu kepedean
"IYA! AKU SUKA! PUAS KAN!"
Lagi-lagi Renjun tertawa melihat tingkah Yiren yang menurutnya menggemaskan. Ia lalu mengeratkan perlukannya pada gadis itu.
Sedangkan Yiren pun tersenyum senang di dalam pelukan Renjun.
End
*Bunga Anyelir Pink : melambangkan kenangan (biasanya seseorang mempersembahkan bunga tersebut untuk orang yang sudah tiada untuk mengenang kenangan bersama orang tersebut)
So I will say thank you untuk setiap orang yang udah baca dan vote cerita ini. Jujur aja, setiap vote dan komen dari kalian benar-benar berarti banget buat aku
And sorry kalau masih banyak kesalahan kata dalam cerita aku. Because actually aku memang masih amatiran, hehe.
Sekali lagi makasih banget
וLove Again•×
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Again
FanfictionAnd Your nature makes me fall in love again, Wang Yiren -Huang Renjun