Part 1

10 3 0
                                    


“Nikoooo....” teriak Aca yg berlari mendekati kakak laki-lakinya. Niko.

“Ada apa sih ca? Berisik banget” keluh Niko. “Nih kak aku sama teman-teman aku mau jalan-jalan. Kakak izinin aku kan? Boleh ya kak” izin nya kepada Niko.

“Boleh kok, emang mau kemana sih?” tanya lembut Niko pada adiknya. “Aku mau ke desa Tomina, aku dapet rekomendasi dari teman kalau Tomina itu pas buat foto-foto. Pemandangannya indah”

“Tomina. Enggak kamu nggak boleh pergi ke Tomina”

“Kenapa gak boleh? Apa karna arahnya ngelewati desa Mahkaw? Kan cuman ngelewati doang. Aku nggak bakal ke Mahkaw kok” rengek Aca. Ia tahu bahwa kakaknya mempunyai kenangan pahit dengan desa Mahkaw yg terkenal bahaya dan bahkan Aca sendiri tidak tahu letak bahayanya itu dimana. Karena Niko terlalu tertutup dan tidak pernah menceritakan masa lalunya kepada dirinya dan keluarganya.

“Ca, dengerin kakak. Kakak nggak mau kamu kejadian kakak sama Lina itu terulang ke kamu”

“Kejadian apa sih kak? Bahkan kakak aja nggak pernah cerita apapun ke aku. Aku tahu masalah kakak juga dari mamah. Bukan dari kakak. Plis lah kak izinin aku” geram Aca yg tak terima jika Niko tidak mengizinkannya.

“NGGAK!!! KAKAK NGGAK BAKAL IZININ KAMU PERGI KE PULAU TERKUTUK ITU!!!” Bentak Niko yg membuat Aca terlonjak. Pasalnya, Niko yg ia kenal adalah pribadi yg diam, penyabar dan tidak banyak bicara. Baru kali ini Aca melihat kakaknya sangat kesal padanya.

“Jangan samain aku sama Lina, pacar kakak yg udah mati. Kakak harus bisa move on”

Plakkk ....

Satu tamparan melesat dari tangan Niko ke pipi adik tercintanya. Niko masih tak sadar dengan apa yg ia lakukan barusan. “Kakak jahat, aku benci sama kakak” Aca berlari pergi menuju kamarnya dan menutup pintunya dengan kencang.

“Ca, maafin kakak ca”

Kali ini Aca benar-benar kecewa dengan sikap kakaknya. “Bodo amat, pokoknya gue bakalan pergi ke Tomina meski tanpa izin Niko” gumamnya sambil mengemasi barang-barang yg akan ia bawa ke pulau Tomina.

Ting.

@RoyanDive Guys jadi kan kita ke Tomina?
@Tania34 Jadi lah, btw Aca jadi ikut gak?
@GreichaAca  Jadi kok, itu mah pasti.
@45_Puput.ID Kumpul dimana?
@BabangDoni Di tempat gue aja.
@RoyanDive Ok, Gue mau minjem mobil bokap dulu

**

Tengah malam, Aca melancarkan aksi kabur dari rumahnya. Ia berjalan perlahan menuju pintu belakang rumah tersebut. Dan bergegas menuju rumah temannya. “Akhirnya gue bisa bebas ke Tomina” gumam di hati Aca.

Aca merogoh ponsel yg ada disakunya dan menelpon salah satu temannya.

“Lo sama yg lain dimana don? Gue kerumah lo tapi sepi”

“Gue sama yg lain lagi di rumah Royan, mau ke bogor”

“Lah kok jadinya ke Bogor?”

“Tadinya Cuma mau minjem bokapnya Royan tapi di suruh bokapnya nganterin adik Royan dulu ke Bogor”

“Terus gue gimana?”

“Yaudah lo ke Tomina duluan aja pakai bus. Nanti kita ketemuan di sana”

“Hmm yaudah deh, kalian hati-hati”

“Iya lo juga”

Tut!.

Sambungan telponnya sengaja di putus oleh Aca. “Ck, terpaksa gue harus pakai bus deh” Aca menuju terminal saat itu juga. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.15 wib. Tapi Aca tetap nekat mencari bus tujuan ke Tomina.

“Mas, mau nanya. Bus tujuan ke desa Tomina yg mana?” tanyanya pada salah satu kondektur bus. Namun pria yg ia tanyai berpenampilan aneh dan bahkan tidak bicara sama sekali. Pria tersebut hanya menunjuk ke arah selatan. “Disana mas” ucap Aca memastikan. Pria tersebut hanya mengangguk dengan raut wajah datar.

“Oh makasih mas” Tidak ada kecurigaan apapun di pikiran Aca, yg ia mau hanyalah pergi ke pulau Tomina. Aca berjalan menuju bus yg di tunjukkan oleh pria tadi. Terminal sangat sepi tidak ada orang yg melintas tapi tidak terlintas rasa takut atau apapun di benak Aca

“Nah tuh dia busnya”

Aca menaiki bus tersebut yg penumpangnya sudah ramai. Namun hening. Mereka duduk di tempatnya masing-masing tanpa bicara ataupun bercanda dengan satu sama lain. Sudah seperti bus misterius. Tapi tetap saja Aca menghiraukannya.

Aca duduk di salah satu bangku yg kosong. Tak butuh waktu lama, bus tersebut berangkat menuju tujuannya.

Di pertengahan jalan, ada seorang pemuda yg memberhentikan bus tersebut lalu menaikinya. Pemuda tersebut berjalan ke tempat Aca. “Misi mbak, inyong olih njagong neng kono?” (Misi mbak, aku boleh duduk disitu?) ucap pemuda itu kepada Aca.

Aca hanya mengernyitkan dahinya mendengar ucapan pemuda yg tidak ia mengerti. Aca bukan dari Jawa, pantas saja ia tidak tahu bahasa Jawa yg di ucapkan oleh pemuda tersebut.

“Lu ngomong apaan sih? Bahasa alien ya?”

“Maksudnya, saya boleh duduk disitu” ucapnya sembari menunjuk bangku di samping Aca yg kosong. “Oh bilang dong. Duduk tinggal duduk juga”

“Matursuwun mbak” (Makasih mbak)

Aca tidak meresponnya, yg pertama karena ia tidak suka meladeni orang yg tidak ia kenal dan yg kedua ia tidak tahu artinya.

“Mbak arep meng ngendi?” (Mbak mau kemana?) tanya pria tersebut dengan sok akrab.

“Lo nanya sama gue”

“Iya siapa lagi”

“Udah ya nanya-nanya nya. Gue mau tidur, nanti kalau udah sampe bangunin gue” ucap jutek Aca. “Iya siap mbak” jawab pemuda tersebut dengan nada Jawa ngapaknya.

Beberapa jam kemudian, Aca tertidur pulas di bangkunya sementara pria tersebut belum bisa tidur karena sedang menahan buang air kecil.

“Bapake supir, mandek ndisit bisa? Nyong kebelet” (Bapak supir, berhenti dulu bisa? Aku kebelet) teriaknya pada supir. Tanpa jawaban apa-apa dari supir, namun busnya berhenti.

“Mbak, mbak” Pria tersebut membangunkan Aca karena tempat duduknya di pojok dan ia ingin lewat untuk turun dari bus. Aca yg terbangun langsung menyimpulkan bahwa ia sudah sampai.

“Udah sampe ya?” belum ada jawaban dari pemuda tersebut, Aca langsung berjalan keluar dari bus.

“Lah dasar wong edan, nyong arep lewat di kirane wis anjog” (Lah dasar ora gila, aku mau lewat di kira udah nyampe) gumam lirih si pemuda.

Pemuda tersebut ikut turun dan pergi mencari pohon untuk buang air kecil. Sementara Aca masih melihat pemandangan malam yg indah namun ia segera menyadari bahwa itu bukan pulau Tomina. Berbeda dengan yg ada di postingan temannya.

“Tunggu deh, ini bukan Tomina. Berarti belum nyampe” Saat Aca ingin kembali menaiki bus, tapi bus nya berjalan pergi meninggalkannya.

“Woy tunggu barang-barang gue masih ada di dalem” Aca bersikeras meneriaki bus tersebut.

**

Hai Guys, ini cerita kedua aku setelah DIARY SENJA. Semoga kalian suka.

Maaf utk nama tempat itu hanya khayalan author semata.

Maaf juga kalo ada bahasa jawa yg gak ngerti, tapi tenang udah ada terjemahannya di dalam kurung.

Jangan lupa vote & coment nya ya teman-teman semuaaaa....

AUTHOR CINTA KALIAN

Mahkaw (Tn. Scauly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang