Part 5

11 3 0
                                    


Selang beberapa menit mereka bercanda ria. Aca mendengar suara gemuruh dari balik pohon-pohon.

"Galih, denger gak itu suara?"

"Iya krungu, mengko ndisit aku cek dulu" (Iya denger, nanti dulu aku cek dulu)

Galih berjalan perlahan menuju sumber suara tersebut. Tak lama serombongan orang dengan pakaian yang aneh muncul dari balik pohon dan ingin menyerang Galih.

Salah satu dari mereka adalah pria berlidah katak yg sempat Galih dan Aca jumpai di gubuk tua.

"Waduh wanine gawa pasukan, dewekan ora wani" (Waduh beraninya bawa pasukan, sendirian emang gak berani) gumam Galih.

"Huaahahaha, siapa kalian? Berani-beraninya masuk ke wilayah kami" tukas salah satu dari mereka yg berpenampilan seperti ketua dari rombongannya.

"Nyong Galih, kiye wilayah kalian? maaf nyong ora ngerti" (Aku Galih, ini wilahyah kalian? Maaf aku gak tahu)

"Nggak usah banyak cincang. Rasakan ini" mereka satu persatu menyerang Galih namun Galih selalu berhasil menghindar.

"Aca lunga, lari dari sini" (Aca pergi, lari dari sini) teriaknya agar Aca pergi dari tempat tersebut.

Satu sisi Aca sangat takut dan ingin lari tapi sisi lain, ia tidak bisa meninggalkan Galih dalam bahaya sendirian.

Aca memutuskan agar tidak pergi dan menolong Galih menghadapi manusia-manusia aneh itu bersama sama.

Aca mengambil balok kayu yg ada di dekatnya dan mulai melawan mereka.

"Koe ngeyel ya di kandani, di suruh lari malah ikut-ikutan ngelawan" (Kamu kok ngeyel sih, disuruh lari malah ikut-ikutan ngelawan)

"Nggak, gue gak mau pergi ninggalin lo dalam bahaya kayak gini"

"Duh so sweet"

"Heh, manusia-manusia hewan. Mene lawan nyong tapi siji-siji ya" (Heh, manusia-manusia hewan. Sini lawan gue tapi satu-satu ya)

Galih berusaha menghajar mereka yg berjumlah 5 orang. Tapi bukan hanya mereka, setelah mereka berhasil di kalahkan oleh Galih.

Serombongan orang-orang seperti mereka bermunculan dari balik pohon-pohon besar.

"Idih tambah akeh. Aca mending kita lari bae, ora sanggup akeh nemen" (Idih tambaj banyak. Aca mending kita lari aja, gak sangguo banyak banget)

Galih menggengam tangan Aca dan mereka berlari bersama mencari tempat yg aman.

Mereka bersembunyi di balik pohon rindang. "Hufft.. kayanya kita udah aman deh disini. Kita berhenti di sini dulu ya, gue capek"

"Iya nyong juga capek"

Aca melihat sebuah plang yg bertuliskan 'Selamat Datang Di Mahkaw' Aca membelalakan matanya membaca tulisan tersebut.

Ia baru menyadari ternyata ia berada di pulau yg sama yg membuat kakaknya trauma berat. "Galih liat deh tulisan itu"

Galih menuruti perkataan Aca dan membaca tulisan yg berada tidak jauh dari tempat mereka bersembunyi.

"Mahkaw? Desa apa kiye?"

"Dulu kakak gue depresi gitu abis pulang dari desa ini. Gue sih gak tahu pastinya kenapa, soalnya pulang dari desa ini kakak juga jadi suka murung dan menyendiri karena kak Lina, pacar kakak gue meninggal di desa ini. Gue nggak berani nanya dan dia gak pernah cerita. Tapi kata mamah desa ini bahaya banget. Gue sih gak tahu bahaya kenapa, tapi ngeliat orang-orang setengah hewan tadi gue percaya sama omongan nyokap gue" jelas panjang Aca.

"Lah terus saiki pimen?" (Lah terus sekarang gimana?)

"Gue gak mau bernasib kayak kak Lina yg meninggal di desa ini. Gue masih pengin hidup. Galih sumpah gue takut banget" ucap Aca dengan isak tangisnya.

Galih pun tidak tega melihat Aca menangis sesegukan.

"Cup cup cup wis aja nangis maning. Nyong janji, nyong arep berusaha ben bisa lunga sing kene" (Cup cup cup udah jangan nangis lagi. Aku janji, aku bakal berusaha supaya kita bisa pergi dari sini)

"Makasih, sekarang yg gue punya cuma lo lih"

"I-iya ca" Galih benar-benar sangat salah tingkat saat ini. Rupanya Galih mulai menyimpan rasa kepada Aca.

"Terus sekarang kita harus gimana lih?"

"Duh aku juga bingung. Sementara nyari tempat yg aman" saran Galih.

"Yaudah kita cari kesana aja" usul Aca. Galih pun mengikuti langkah Aca.

Namun betapa terkejutnya mereka, saat manusia-manusia aneh itu kembali menyerang mereka dan kali ini berjumlah lebih banyak.

"Galih ini gimana?"

"Waduh tambah banyak bae sih ya"

Orang-orang aneh itu kembali menyerang Galih dan Aca. Galih berhasil menghindar dari serangan mereka.

Galih tidak mungkin menyerang balik karena mereka berjumlah banyak dan menggunakan alat seperti parang, belati dan sejenisnya.

"Aca sekarang kamu lari"

"Tapi lo..."

"Kali ini plis dengerin kata-kata nyong"

"I-iya tapi lo hati-hati"

Aca berlari menajuh dari orang-orang aneh tersebut, orang-orang tersebut sebagian mengejar Aca.

Aca tahu betul jika mereka sedang mengejarnya, ia mempercepat larinya.

Hingga ia pun tersudut di tepi jurang, pikirannya kalut. Aca sudah tidak bisa berpikir lagi bagaimana cara menghindari mereka.

Tidak mungkin ia terjun ke jurang, itu bisa membuatnya mati konyol.

"Mau kemana lagi kau? Kau tidak bisa pergi-pergi kemana mana. Kau harus mati di tanganku. Beraninya kau memasuki ke wilayahku" tukas salah satu dari mereka yg tidak di respon oleh Aca.

**

Kasihan Aca terkepung...

Mahkaw (Tn. Scauly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang