Part 2

9 3 0
                                    


"Tunggu deh, ini bukan Tomina. Berarti belum nyampe" Saat Aca ingin kembali menaiki bus, tapi bus nya berjalan pergi meninggalkannya.

"Woy tunggu barang-barang gue masih ada di dalem" Aca bersikeras meneriaki bus tersebut.

Pemuda yg tadi bersamanya kembali menghampiri Aca. "Bise meng ngendi? Ganing inyong di tinggal" (Bisnya kemana? Kok aku di tinggal) tanyanya pada Aca. Aca menatap pemuda tersebut dengan raut wajah kesal. "Ini semua gara-gara lo, gue di tinggal sama bus nya" kesal Aca.

"Lah kok saya?"

"Coba aja lo gak bangunin gue tadi, gue gak bakal di tinggal kayak gini. Gue kan bilang bangunin gue kalau udah sampe, kenapa lo bangunin gue? Padahal belum nyampe" tutur panjang Aca dengan nada amat kesalnya.

"Nyong bangunin koe gudu wis anjog. Tapi nyong kebelet pengin buat air kecil" (Aku bangunin kamu bukan udah nyampe, tapi aku kebelet pengin buang air kecil)

"Ya kenapa kok nggak bilang ke gue"

"Mbak mblayu bae, langsung turun" (Mbak main lari aja, langsung turun) Aca sedikit malu karena memang salahnya sendiri. "Terus ini gimana? Mana tas gue ketinggalan di bis lagi"

"Sama mbak, nyong juga"

Aca berjalan pergi meninggalkan pemuda itu sendirian. Aca berniat untuk mencari pemukiman warga, karena saat ini ia berada di hutan belantara. Pemandangannya memang indah, pemandang sejuk hutan namun sangat menyeramkan juga.

"Mbak arep meng ngendi? Tunggu nyong" (Mbak mau kemana? Tungguin aku) Pria tersebut mengejar Aca dan terus membuntuti Aca. "Ihhh lo ngapain ngikutin gue" ucap judes Aca.

"Nyong keder arep meng ngendi?" (Aku bingung mau kemana?) jelasnya. "Btw, koe arane sapa? Namaku Galih" (Btw, kamu namanya siapa? Namaku Galih) sambung pria tersebut.

"Kepo lu"

Aca kembali beranjak pergi. "Lah malah lunga, tunggu mbak nyong manggil koe apa" (Lah malah pergi, tunggu mbak aku manggilnya apa)

Tak lama mereka berjalan, mereka menemukan sebuah gubuk tua. "Mbak ana gubuk kaeh" (Mbak ada gubuk tuh) ucap Galih sembari menepuk pundak Aca.

"Gak usah pegang-pegang, nama gue bukan Ana" protes Aca yg ia kira Galih sedang memanggil namanya. "Gudu kuwe, maksude itu ada gubuk" (Bukan itu, maksudnya itu ada gubuk) jawab Galih sembari menunjuk ke arah gubuk tua tersebut.

"Ayo kesana kali aja ada orang"

Aca bergegas menuju gubuk tua tersebut dan mengetuk pintunya. "Permisi pak bu" tak ada sahutan apapun dari dalam gubuk. Aca memberanikan diri untuk masuk ke dalam yg di ikuti oleh Galih.

"Sepi mbak laka wong" (Sepi mbak gak ada orang)

"Berisik lu"

Plup..plup..plup..

Mereka mendengar suara dari belakang gubuk. Aca dan Galih beranjak mencari tahu asal suara tersebut. Mereka melihat ada seorang lelaki yg membelakangi mereka.

"Pak, permisi numpang tanya. Ini namanya daerah apa ya" Tak ada respon sama sekali. "Budeg ndean" (Budeg kali) samber Galih. Aca menyenggol pinggang Galih yg mengisyaratkan agar Galih diam.

"Pak, permisi. Bapak bisa dengar suara saya kan"

Aca memberanikan diri untuk menepuk pundak pria yg sedari tadi membelakanginya tersebut. Pria tersebut membalikkan badannya dan..

ARGHHHH!!!!!


Maafnya part kali ini pendek, author nya meriang jadi pendek aja dulu ya.

Mahkaw (Tn. Scauly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang