Aca memberanikan diri untuk menepuk pundak pria yg sedari tadi membelakanginya tersebut. Pria tersebut membalikkan badannya dan...ARGHHHH!!!!!
Aca dan Galih langsung berlari pergi dari gubuk tersebut. Pria tersebut terus saja mengejar mereka dengan membawa sebuah parang panjang. Bagaimana Aca dan Galih tidak ketakutan, wajah pria tersebut sangat lah menakutkan.
Wajahnya hancur dan bercucuran darah, serta ia menjulur-julurkan lidahnya yg berbeda dengan manusia lainnya yaitu mirip dengan lidah katak. Pantas saja Aca dan Galih langsung berlari pergi.
Di pertengahan jalan, Aca tak sengaja terpeleset dan jatuh. “Mbak ayo mbak, wonge wis anjog” (Mbak ayo mbak, orangnya udah nyampe) ujar Galih sembari menolong Aca. Aca pun sedikit demi sedikit berdiri dengan bantuan Galih.
Namun pria aneh tersebut terus mengejar mereka. Dan sekarang tepat di hadapan mereka.
“Galih gimana ini, kayaknya dia mau bunuh kita deh. Bawa-bawa parang kayak gitu” ucap Aca ketakutan. “Ya wis, mbak mblayu bae mengko nyong nyusul” (Yaudah, mbak lari aja nanti aku nyusul)
“Maksudnya?”
“Mbak lari aja, biar aku ngalihin perhatian orang aneh ini. Nanti aku nyusul”
Aca menuruti perkataan Galih. Dengan pikiran cemas kepada Galih, ia berlari pergi. Sebenarnya Aca sangat mengkhawatirkan Galih. Pasalnya Galih lah yg menyelamatkan dirinya.
Sementara Galih masih mengalihkan perhatian pria aneh tersebut. “Heh wong edan, wong kentir. Mene lawan nyong aja mbak ayu miki” (Heh orang gila, orang setres. Sini lawan aku aja jangan mbak cantik tadi) cerocos Galih.
Pria aneh tersebut menyerang Galih dengan parangnya, untung saja Galih dapat menghindar. “Untung ora kena rai, nek kena rai gantenge nyong bisa hilang” (Untung gak kena muka, kalo nyampe kena, muka ganteng gue bisa hilang)
Lagi-lagi pria aneh tersebut melawan Galih dengan parangnya, kali ini sedikit mengenai kaki kanan Galih.
"Nyong kudu mblayu. Nek ora, nyong bisa mati” (Gue harus lari, kalau enggak gue bisa mati) Galih menghajar pria aneh tersebut dan pergi melarikan diri.
Sudah agak jauh Galih berlari dari kejaran pria aneh. Galih melihat Aca yg bersembunyi di dekat pohon.
Galih menghampirinya dengan sedikit pincang. Aca terlonjak saat Galih menepuk pundaknya.
“Aja wedi, aja wedi. Kiye nyong Galih” (Jangan takut, jangan takut. Ini aku Galih)
“Galih gue takut” Aca seketika langsung memeluk Galih erat untuk melampiaskan semua rasa ketakutannya. Galih tidak berkutik sama sekali saat di peluk erat oleh Aca.
"Maaf gue refleks” Aca melepaskan pelukannya. “Iya ora apa apa, suwe juga ora apa apa” (Iya gak apa-apa, lama juga gak apa-apa) ceplosnya.
“Maksudnya?”
“Nggak kok, nggak apa-apa”
“Galih, makasih tadi lo udah nolongin gue. Tapi lo gak apa-apa kan. Gue tadi sempat khawatir sama lo, gue takut lo kenapa napa” Galih tak bisa berkata apa-apa saat Aca mengungkapkan rasa kekhawatirannya. Lantaran baru kali ini Galih di perhatikan oleh gadis. Galih seakan ingin terbang kala ini.
“Galih kok bengong”
“Ora apa-apa, nyong ora apa-apa. Masih utuh kabeh” (Gak apa-apa, aku gak apa-apa. Masih utuh semua kok) Aca tertawa melihat tingkah lucu Galih.
“Btw nama gue Aca”
“Akhire nyong ngerti juga jenenge koe Aca. Kayak wong India” (Akhirnya aku tahu juga nama kamu Aca. Kayak orang India ya)
“India?”
“Iya sing neng Tv, yg di Tv. Aca-Aca nehi-nehi” (Iya yang di Tv Tv. Aca-aca nehi nehi) ucap lawaknya yg membuat Aca tertawa geli. “Bukan itu, gue bukan orang India kok. Nama gue Greshia Chandra Mandalena tapi biasa di panggil Aca”
“Duh wis cocok kuwe” (Duh udah cocok itu)
“Cocok apanya?” tanya Aca tak paham. “Iya udah cocok, Greshia Galih. G&G. Pas kanggo gawe undangan" (ya udah cocok, Greshia Galih. G&G. Pas buat bikin undangan) kali ini Aca tidak tertawa melainkan tersenyum malu.
“Udah ah bercandanya. Terus kita harus gimana? Gimana cara kita pulang?”
“Duh nyong keder. Yaudah kita golet tempat buat tidur malam ini aja yuh" (Duh aku bingung. Yaudah kita cari tempat buat tidur malam ini aja yuk) saran Galih.
“Oke ayo”
Saat beranjak pergi. Aca melihat cara jalan Galih yg sedikit pincang.
“Galih kaki lo kenapa?” Aca melihat kearah kaki sebelah kanan Galih yg ternyata terluka parah karena terkena parang dari pria aneh tadi.
“Kaki lo luka parah”
“Ora apa-apa ca, nanti sembuh sendiri”
“Tapi..”
“Wis ora apa-apa, yuk jare arep golet tempat kanggo turu” (Udah gak apa-apa, yuk katanya mau cari tempat buat tidur) Aca lagi-lagi mengernyitkan dahinya karna tidak mengerti apa yg Galih katakan.
“Hah kangguru?”
“Maksudnya cari tempat buat istirahat”
“Oh bilang dong”
Mereka berjalan menuju sebuah Gua di dekat air terjun. “Wis koe turu deneng kene ndisit. aku mau golet panganan” (Udah kamu tidur di sini dulu. Aku mau cari makanan)
“Jangan tinggalin gue, gue takut” Aca menggenggam erat tangan Galih.
“Ora nyong ora bakal ninggalin koe, aku cari makan sebentar. Mengko tak balik lagi” (Enggak, aku gak bakal ninggalin kamu. Aku cari makan bentar nanti aku balik lagi)
Aciye ciye Aca-aca nehi-nehi udah mulai kepincut sama orang jawa.
Baca terus ya man-teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkaw (Tn. Scauly)
Mystery / ThrillerBagaimana perasaanmu jika bertemu makhluk-makhluk aneh yg berwujud manusia tapi bukan manusia, mereka bisa membunuh siapa saja yg mereka mau. Pastinya sangat menyeramkan dan menakutkan bukan? itulah yg di alami gadis bernama lengkap Greshia Chandra...