Part 6

7 3 0
                                    


“Mau kemana lagi kau? Kau tidak bisa pergi-pergi kemana mana. Kau harus mati di tanganku. Beraninya kau memasuki ke wilayahku” tukas salah satu dari mereka yg tidak di respon oleh Aca.

Saat mereka ingin menyerang Aca. Seorang pria datang menghajar para manusia aneh tersebut bersama teman wanitanya.

Satu persatu dari mereka dapat terkalahkan oleh mereka berdua. Aca masih memandangi pria tersebut, ia kenal betul pria yg sedang berkelahi dengan tangkas itu.

Ya dia Niko, kakak kandung Aca.

“Siapa kau?”

“Gue? Yakin lo gak kenal, anak remaja yg dulu hampir mau lo bunuh” tukas Niko dengan suara baritonnya.

“Sial, Niko Chandra. Kau masih hidup” ucap Himran, ketua dari orang-orang aneh tersebut.

“Iya gue masih hidup”

“Tunggu pembalasanku, urusan kita belum selesai. Aku berjanji aku akan membunuhmu sekali lagi” sumpah serapah Himran yg lalu pergi bersama para anak buahnya.

“Dek, lo gak apa-apa?” tanyanya pada Aca yg masuh ketakutan.

Aca tidak menjawab pertanyaan kakaknya sama sekali, ia langsung memeluk kakaknya.

“Kakak kok ada disini?”

“Panjang ceritanya ca, oh iya ini Janna teman kakak. Dia juga bantuin kakak buat nyari kamu”

“Gue Janna” Gadis yg berdiri tepat di samping Niko mengulurkan tangannya kepada Aca.

“Aca”

Aca pun menerima uluran tangan Jannna.

"Makasih kak Janna”

“Sama-sama. Sekarang mending kita pergi dari sini. Hari dikit lagi petang. Gue tahu kekuatan mereka bakal lebih kuat saat malam hari”

Saat Niko dan Janna ingin beranjak pergi, Aca menggenggam tangan kakaknya.

“Kak tunggu”

“Kenapa ca?”

“Kak, aku gak mau pergi dari tempat ini...” belum selesai Aca berbicara, Niko dan Janna sudah mengernyitkan dahinya terlebih dahulu.

“Aku gak mau pergi dari tempat ini tanpa teman aku”

“Teman?”

“Iya namanya Galih, aku emang baru kenal sama dia. Kita tadi satu bus, terus kita di tinggal di pulau ini. Dia baik banget sama aku. Tadi pas dia lagi ngelawan orang-orang aneh itu, dia minta aku lari. Dan sekarang aku terpisah sama dia. Aku gak tahu dia dimana. Kak Niko kak Janna, aku mohon cari Galih dulu”

“Gimana Jan?” tanya Niko pada Janna.

“Gak apa-apa kita cari temannya Aca dulu deh, mumpung belum malem” jawab Janna, ia bisa membaca pikiran Aca.

Ia tahu persis jika Aca sangat mengkhawatirkan Galih “Makasih kak Janna”

Mereka bertiga bergegas mencari Galih.

Selang beberapa menit mereka mencari keberadaan Galih, akhirnya Aca melihat Galih yg masih berkelahi dengan manusia-manusia aneh itu.

“GALIHHHH” Teriak Aca.

Mendengar namanya di panggil, Galih dengan refleks menoleh ke sumber suara hingga lawan yg sedang ia hadapi dapat mencari kesempatan untuk memukul Galih karen Galih lengah.

“Galih awas!!!”

Niko dan Janna tidak tinggal diam, mereka berdua membantu Galih melawan orang-orang aneh tersebut.

“Jan, hati-hati” ucap Niko yg juga mengkhawatirkan Janna.

Sementara Aca berlari kearah Galih. “Galih lo gak apa-apa?”

Aca melihat pelipis Galih berdarah “Ya ampun kening lo berdarah”

“Ora apa-apa ca, kiye mengko mari dewek” (Gak apa-apa, ini nanti sembuh sendiri)

Janna dan Niko pun berhasil mengalahkan orang-orang aneh tersebut hingga mereka semua lari terbirit-birit meninggalkan tempat itu.

“Kalian gak apa-apa?” tanya Niko

“Gak apa-apa kak. Oh iya Galih kenalin ini kakak aku kak Niko dan itu kak Janna temannya kak Niko”

Galih langsung meraih tangan Niko dan menyalaminya.

“Assalamualaikum mas Niko, mbak Janna, kenalkan nyong Galih" ucapnya dengan logat jawa ngapaknya.

Niko dan Janna saling tatap sejenak, mereka berdua tampak bingung dengan logat Jawa ngapak Galih.

Berbeda dengan Aca, ia sudah biasa menghadapi kata-kata aneh dari Galih.

“Waalaikumussalam, gue Niko”

“Gue Janna” timpal Janna.

“Oh iya jangan panggil gue mas, gue bukan mas-mas” protes Niko pada Galih. “Lah mas kan kakaknya Aca”

“Iya manggilnya kakak aja jangan mas, serasa kuli bangunan gue” Aca tertawa terpingkal-pingkal melihat kakaknya dengan Galih.

“Oh iya iya kak Niko”

“Terus sekarang kita gimana kak?” tanya Aca.

“Sekarang mendingan kita langsung balik aja deh, Janna tahu jalannya kok” usul Niko.

“Tapi mending jangan deh, lebih baik besok pagi aja” saran Janna.

“Sih neng apa mbak?” (Emang kenapa mbak?")

“Jangan manggil gue mbak, gue bukan tukang jamu. Kak Janna aja.” Galih hanya mengangguk.

“Kenapa kita gak bisa balik sekarang. Karna sekarang udah malem. Kekuatan mereka bertambah kuat di malam hari. Mending kita ke tempat Jafar aja” saran Janna.

“Oh kayak kuwe, yaudah yaudah yuk mangkat” (Oh gitu, yaudah ayo berangkat) ajak Galih.

“Apaan? Minggat?” tanya Niko yg tidak mengerti kata-kata Galih.

“Maksudnya mangkat itu berangkat”

“Oh yaudah ayo”

Mereka pergi menuju sebuah rumah tua. “Ini rumah siapa kak?” tanya Aca. “Ini rumah kakak kembar gue. Ayo masuk” Mereka berempat memasuki rumah tua tersebut.

“Kok sepi Jan? Jafar mana?” tanya Niko.

“Gak tahu nih, lagi keluar mungkin. Kalian bisa istirahat dulu di sini untuk malam ini. Besok kita pulang ke Jakarta” tutur Janna.

“Btw, kak Niko kok bisa ada disini gimana ceritanya?” tanya Aca pada Niko.

“Jadi ceritanya gini...”

Galih lucu ya? Hehehe
Gimana cerita kali ini?
Kalo ada yg gak tahu kata-kata Galih, tenang aja, kan ada artinya di setiap kalimat yg di ucapin Galih.

Mahkaw (Tn. Scauly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang