Chapter#5

713 59 1
                                    

Waktu terus berjalan. Sang mentari telah kembali ke tempar peraduannya. Langit sudah berubah menjadi gelap. Hanya bulan dan bintang yang menghiasi kegelapan langit malam.
Sebuah motor sport berwarna merah menyala berhenti di depan sebuah apartemen mewah di kawasan Suna. Seorang gadis berambut merah muda turun dari motor kemudian melepaskan helm yang di kenakannya. Seorang pemuda berambut merah membuka helm full facenya.
"Terimakasih sudah mengantarku pulang , Gaara,"ucap Sakura tulus pada Gaara.
"Tidak masalah. Aku hanya ingin memastikan kau selamat sampai rumah,"
"Kau pikir aku anak kecil. Aku bisa menjaga diri," Sakura mengerucutkan bibirnya. Merasa kesal karena selalu di anggap seperti anak kecil oleh sahabatnya ini.
"Tapi, akan lebih aman jika kau pulang bersamaku," timpal Gaara.
"Iya, iya. Lama-lama kau mirip seperti Sasori-nii,"
Gaara tersenyum simpul. Sebelah tangannya terangkat mengacak rambut Sakura pelan.
"Rambutku berantakan," Sakura semakin mengerucutkan bibirnya. Sebelah tangannya yang bebas merapikan kembali rambutnya yang berantakan. Gaara semakin gemas melihat Sakura merajuk. Tampak lucu di mata Gaara.
"Kalau kau masih cemberut terus aku akan menciummu," ucap Gaara sambil tersenyum menggoda.
Semburat merah tampak di kedua pipi Sakura. Terkejut dengan ucapan Gaara yang tiba-tiba. Merasa malu, Sakura menyerahkan helm Gaara yang tadi ia pakai dengan cepat.
"Terimakasih. Aku masuk dulu," Sakura segera berbalik dan berlari menuju apartemennya.
Gaara yang melihat tingkah Sakura hanya bisa geleng-geleng kepala dan tersenyum manis. Kemudian Gaara melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Tanpa mereka sadari, seseorang yang berada di dalam sebuah mobil sport berwarna biru metalik tengah memperhatikan mereka sedari tadi. Tangannya mengepal erat pada setir kemudi. Dada Sasuke terasa sesak menyaksikan kejadian yang bahkan tidak pernah terlintas dalam pikirannya terjadi di depan matanya. Gadis yang dulu begitu berharga baginya kini telah menjadi milik orang lain. Terlepas itu benar atau tidak namun, kedekatan Sakura dan Gaara membuat hati Sasuke sakit. Tanpa mengatakan apapun Sasuke menginjak pedal gas. Melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.
                     🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Sakura membuka pintu apartemennya. Sudah ada sepatu kakaknya di rak sepatu. Itu berarti kakaknya sudah pulang. Sakura melepas sepatunya dan mengganti dengan sandal rumah. Meletakan tas ranselnya dan berjalan menuju kamar kakaknya.
Tok
Tok
Tok
"Sasori-nii," panggil Sakura.
Tak ada jawaban dari dalam kamar. Sakura memutar kenop pintu perlahan. Kepala merah mudanya menyembul ke dalam. Mengintip kamar kakaknya. Namun,tak ada Sasori di dalam kamar. Sakura melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Suara gemericik air di dalam kamar mandi menjawab pertanyaan Sakura. Ternyata kakanya sedang mandi. Kemudian, Sakura berjalan keluar kamar dan menuju kamarnya. Sakura juga akan membersihkan diri terlebih dulu. Badannya terasa lengket karena keringat. Setelah itu, Sakura akan memasak makan malam untuk dirinya dan kakaknya.

Saat ini Sakura sedang berkutat dengan alat-alat dapur. Membuat yakimeshi untuk menu makan malam kali ini. Setelah selesai dengan masakannya, Sakura menata 2 piring nasi goreng di atas meja makan. Lengkap dengan 2 gelas jus jeruk di sampingnya.
Sakura menatap pintu kamar kakaknya. Belum ada tanda-tanda kakaknya akan keluar. Gadis itu melangkahkan kaki menuju kamar kakaknya kemudian mengetuk pintunya.
Tok
Tok
Tok
"Ni-san makan malam sudah siap,"teriak Sakura.
"Tunggu sebentar, Saki," sahut Sasori dari dalam kamar.
Sakura kembali ke meja makan menunggu kakaknya. Tak lama kemudian Sasori keluar dari kamarnya dan bergabung di meja makan.
"Itadakimasu," ucap Sasori dan Sakura bersamaan.
Hanya keheningan yang menemani makan malam mereka. Suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring yang terdengar di ruang makan tersebut. Setelah beberapa lama, Sakura telah menyelesaikan makan malamnya. Begitu juga dengan Sasori. Kemudian Sakura membereskan piring bekas makan mereka.
"Ni-san," panggil Sakura.
"Hm," gumam Sasori sambil menyeruput jus jeruknya.
"Tadi aku bertemu seseorang yang mengenalku di masa lalu," ujar Sakura.
Sasori melepaskan bibirnya dari bibir gelas. Meletakan gelas pada meja dengan pelan dan menatap Sakura intens.
" Kau bertemu seseorang? Siapa?"tanya Sasori penuh dengan rasa penasaran.
"Namanya Uchiha Sasuke. Dia bilang dulu dia adalah kekasihku," ujar Sakura.
"Uchiha? Apa maksutmu Uchiha adik Itachi?" tanya Sasori kembali.
"Kau mengenal Uchiha Sasuke?"tanya Sakura penuh selidik.
"Iya. Kalau yang kau maksud adalah adik dari Itachi," jawab Sasori.
"Entahlah ni-san. Aku juga belum mengetahui pastinya," gumam Sakura pelan.
"Oiya. Uchiha Sasuke dan Uchiha Itachi satu marga nii-san. Kenapa aku baru menyadarinya?" lanjut Sakura antusias setelah menyadari perkataan Sasori sebelumnya.
"Dia bilang dia kekasihmu?" selidik Sasori.
"Iya. Sasuke-san bilang seperti itu," jawab Sakura.
"Aku harus mencari tau kebenarannya," celetuk Sasori.
Sakura mendongakan kepala menatap Sasori.
"Kau akan menanyakannya pada Itachi-nii?"tanya Sakura.
"Mungkin,"
Sasori bangkit dari duduknya. Tangannya mengelus rambut Sakura pelan.
"Sudah malam. Lebih baik kau istirahat sekarang," ujar Sasori lembut.
Sakura menganggukan kepala sambil tersenyum manis. Sasori melangkahkan kaki menuju kamarnya kembali.

Sasori duduk bersandar pada sandaran ranjang tempat tidurnya. Kepalanya mendongak ke atas menatap langit-langit atap kamarnya. Pemuda itu menghela nafas panjang. Semenjak mendengar cerita dari Sakura, Sasori tak bisa berhenti memikirkan tentang seseorang dari masa lalu yang di bicarakan oleh Sakura. Pikirannya kacau. Ia ingin mengetahui penyebab kecelakaan Sakura yang sebenarnya di masa lalu. Dan ia juga ingin tahu apa hubungan Sakura dan Sasuke dulunya memang sangat dekat. Karena sepengetahuan Sasori saat Sakura koma, Sakura sering mengigau nama Sasuke. Namun, dirinya tidak mengetahui jika Sasuke yang di maksud Sakura adalah adik dari sahabatnya sekaligus dokter dari Sakura yaitu Uchiha Itachi.
"Apa Sasuke di masa lalu Sakura adalah Sasuke adik Itachi. Sebenarnya apa yang terjadi di antara mereka di masa lalu. Setahuku adik Itachi sudah menikah dengan gadis bernama Shion. Lalu kenapa sekarang Uchiha Sasuke muncul kembali dan mengatakan kalau ia kekasih Sakura di masa lalu. Arrggghhhh... Ini membuatku gila," teriak Sasori frustasi mengacak rambut merahnya.
"Aku harus mencari tau dan menanyakannya pada Itachi," ucap Sasori kembali.

Keadaan Sakura tak jauh berbeda dengan Sasori. Sakura sendiri masih memikirkan tentang pembicaraannya dengan Sasuke tadi siang. Hatinya menghangat mendengar Sasuke mengatakan bahwa dulu mereka adalah sepasang kekasih. Namun, entah kenapa sisi hatinya yang lain merasakan sesak. Sakura sendiri pun tak tau apa penyebabnya.
"Kalau dulu Sasuke kekasihku, apa setelah kepergianku Sasuke masih selalu menungguku. Atau Sasuke telah melupakanku dan mendapatkan penggantiku," dada Sakura semakin terasa sesak membayangkan Sasuke telah bersama gadis lain.
Sakura memang baru bertemu dengan Sasuke, namun entah kenapa dirinya sangat mempercayai semua perkataan Sasuke. Sakura melihat tidak ada kebohongan dari mata Sasuke. Sasuke begitu tulus dan jujur mengatakan semuanya. Perasaan bahagia dan sedih bercampur menjadi satu. Bahagia karena telah berjumpa kembali dengan seseorang yang dulu mungkin sangat berharga bagi dirinya. Namun, juga sedih karena sampai sekarang Sakura tidak mengingat apapun tentang masa lalunya.
Drttttt Drrtttttt Drrrtttt
Getaran ponsel Sakura menyadarkan Sakura dari lamunan panjangnya. Satu pesan masuk. Tertera nama Gaara pada layar ponsel gadis itu.

Sakura, jangan tidur larut malam. Istirahatlah. Besok pagi aku akan menjemputmu.
Oyasumi, Saki.

Gaara
Tanpa Sakura sadari, sudut bibirnya tertarik ke atas. Sakura tersenyum melihat pesan dari sahabatnya, Gaara. Pemuda itu dari dulu memang selalu perhatian kepada dirinya. Sakura menyadari jika pemuda itu memiliki perasaan lebih dari sekedar sahabat kepadanya. Sikap Gaara kepada Sakura berbeda dengan sikapnya kepada Ino. Padahal Ino juga sahabat Gaara. Gaara lebih perhatian kepada dirinya di bandingkan dengan Ino. Namun, entah kenapa sampai saat ini Gaara tak pernah mengungkapkannya. Sakura juga tak mengetahui alasannya. Sakura merasa nyaman jika berada di dekat Gaara. Gaara selalu ada di sampingnya saat suka maupun duka. Di saat Sakura bersedih pun Gaara selalu punya seribu satu cara untuk membuat Sakura tersenyum kembali. Gaara juga selalu menjaga Sakura agar gadis itu selalu merasa aman dan terlindungi.
Sakura juga belum bisa mengerti dengan perasaannya sendiri. Apa nyaman yang ia rasakan hanya sebatas kepada sahabat atau lebih? Sakura tak pernah mengerti dan tak ingin mencari taunya lebih dalam lagi. Baginya keberadaan Gaara di sampingnya sudah sangat berarti bagi gadis itu. Apapun status hubungan mereka Sakura tak memperdulikannya. Jika suatu saat Gaara menyukai gadis lain, Sakura juga akan mendukungnya. Semua demi kebahagiaan Gaara. Karena selama ini Gaara yang selalu memberi kebahagiaan kepada Sakura.
Sakura mengetik sebuah pesan balasan kepada Gaara.
Baiklah. Aku akan tidur sekarang. Besok pagi aku tunggu pukul 08.00.
Oyasumi Gaara.

Sakura.
Sakura meletakan ponselnya di atas nakas. Menarik selimut sampai di atas dada. Memposisikan diri senyaman mungkin menuju alam mimpinya.
"Semoga esok lebih baik lagi," gumam Sakura sambil memejamkan matanya.

Bersambung...

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang