Di sinilah mereka sekarang. Sakura, Ino dan Garra saat ini berada di taman kampus untuk mengerjakan tugas bersama. Yang nyatanya hanya Sakura yang sibuk mengerjakan. Sementara Ino dan Garra sejak tadi hanya sibuk beradu mulut meributkan hal hal yang menurut Sakura tak masuk akal.
"Aku sudah selesai. Aku mau pulang." suara Sakura mengintrupsi mereka yang masih adu mulut.
"Eh, aku belum sesesai, jidat. Bagaimana kalau kau membantuku dulu." Ucap Ino sambil menaik turunkan kedua alisnya berusaha merayu Sakura.
"Kerjakan sendiri dengan Garra." jawab Sakura sambil memasukan buku bukunya ke dalam tas ranselnya.
"Sakura, aku antar." ujar Garra kemudian.
"Tidak. Kau selesaikan saja tugas kalian." Sakura sudah berdiri sambil menggendong tasnya.
"Kau benar benar meninggalkan kami, jidat?"tanya Ino yang masih berusaha menahan Sakura.
"Iya. Selamat belajar. Jaa." Sakura melangkahkan kaki sambil melambaikan tangan kepada Ino dan Garra.🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Sakura sedang menunggu bis di halte dekat kampusnya. Matahari sebentar pagi tenggelam dan berganti dengan langit malam. Namun bis yang di tunggu tunggu tak kunjung datang.
"Lama sekali. Apa aku hubungi Sasori ya," batin Sakura dalam hati. Namun niat menghubungi Sasori pun di urungkannya. Ia tahu kalau kakaknya itu pasti sibuk dengan pekerjaannya.
Sekali lagi gadis itu melihat jam yang ada di pergelangan tangan nya.
Itu dia. Bis yang di tunggunya telah datang. Sakura pun segera bangkit dari duduknya dan segera naik ke dalam bis.
"Sakura. Sakura. Sakura," Sakura mendengar ada seseorang yang memanggil namanya.
Namun, bis sudah mulai melaju. Saat ia menoleh ke belakang, tidak ada siapa siapa di sana. Hanya beberapa teman kampusnya yang berlalu lalang di sana.
"Apa aku tadi salah dengar?" gumam Sakura.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Seorang pemuda berambut hitam mencuat tengah berdiri di dekat halte dengan kedua tangan yang bertumpu pada lututnya. Terlihat ia sedang mengatur nafasnya yang tersengal sengal seolah ia baru saja berlari jauh.
"Sakura. Aku yakin itu kau." gumam Sasuke.
Pemuda itu pun menegakan tubuhnya dan mendudukan dirinya di bangku yang tersedia di halte.
Drrrtt drrttt.
Bunyi ponsel berdering mengalihkan atensi Sasuke. Terlihat nama ibunya di layar ponselnya.
"Moshi moshi,"
"Kau dimana Sasu," terdengar suara ibunya dari seberang.
"Di jalan, bu. Hanya mencari udara segar," jawabnya.
"Cepat pulang. Tolong antar ibu ke rumah sakit menemui Itachi," perintah Ibunya.
"Baik, Ibu," jawab Sasuke .
Sasuke pun mematikan panggilan Ibunya. Sesaat, kepalanya menengok ke kanan ke kiri seperti mencari sesuatu. Atau mungkin seseorang.
"Sakura," gumamnya lagi.
Setelah itu, ia bangkit dan berjalan menuju apartemen nya yang tidak terlalu jauh dari sana.🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Suna's Hospital
Pukul 19.00
Langit sore sudah berganti petang. Matahari telah bergantikan bulan dan bintang. Sakura menghela nafas. Menengadahkan kepala menantang langit. Ia cukup lelah. Selama 3 tahun ini ia harus bolak balik ke rumah sakit untuk mengontrol kesehatannya. Terutama ingatannya.
Dengan langkah gontai Sakura berjalan menuju pintu masuk rumah sakit. Setelah masuk, gadis itu bertanya kepada receptionist. Menanyakan apakah dokternya ada di tempat. Setelah mendapat informasi bahwa dokternya ada di ruangan, Sakura segera berjalan ke ruangan dokternya.Sebuah mobil sport berwarna biru metalik terparkir rapi di parkiran Suna's hospital.
Seorang wanita paruh baya berumur hampir 50tahunan keluar dari kursi penumpang. Di susul seorang pemuda berambut hitam mencuat keluar dari kursi kemudi.
Sasuke berjalan mengikuti Ibunya yang sudah berada tak jauh di depannya menuju ruangan kakaknya. Tanpa bertanya kepada receptionist pun mereka sudah hafal. Karena memang mereka sudah sering datang kemari.
Ya. Kakak Sasuke yang bernama Uchiha Itachi bekerja sebagai dokter di rumah sakit ini. Walaupun ayahnya seorang pengusaha sukses, namun Itachi tidak berminat menjadi penerus perusahaan ayahnya. Dirinya lebih memilih menjadi dokter sesuai dengan impiannya.
Berbeda dengan Sasuke, ia sekarang sedang menempuh pendidikan di jurusan bisnis. Mempersiapkan diri untuk menjadi pengganti ayahnya kelak.
Saat berjalan di lorong menuju ruang kerja Itachi, Sasuke melihat seorang gadis berambut merah muda keluar dari ruangan Itachi. Sasuke melangkahkan kakinya lebih cepat. Berusaha mendekat dengan gadis itu dan memastikan bahwa yang di lihatnya memang benar orang yang selama ini di carinya. Ibunya menatap heran kelakuan putra bungsunya.
Saat jarak keduanya tinggal satu meter, Sasuke melihat gadis itu berjalan menjauh. Dengan gerakan cepat Sasuke menahan lengan nya.
"Sakura." Sasuke memanggil nama gadis itu saat sudah berada di hadapan nya tanpa menurunkan cengkraman tangan nya pada lengan gadis itu.
Sakura melirik lengan nya yang masih di cengkeram Sasuke. Seketika Sasuke menyadarinya. Ia dengan cepat menurunkan tangannya.
"Kau tau namaku?" tanya gadis itu yang ternyata memang benar Sakura.
Sasuke mengernyitkan dahi. Seolah bingung dengan situasi saat ini.
"Dia benar Sakura. Tapi kenapa dia tidak mengenaliku?"gumam Sasuke dalam hati.
Merasa tak ada respon, Sakura melambaikan tangan nya di depan wajah Sasuke.
"Hei, kenapa malah melamun," tanya Sakura.
Suara Sakura menyadarkan Sasuke dari lamunannya.
"Apa kau benar tidak mengenaliku?" tanya Sasuke pada akhirnya.
"Apa kita pernah saling mengenal sebelumnya?" Sakura justru bertanya kembali tanpa menjawab pertanyaan dari Sasuke.
"Sasuke," suara ibunya mengintrupsi mereka.
Mereka pun menoleh ke arah sumber suara.
"Ibu masuk ke ruang Itachi dulu ya. Nanti kalau sudah selesai kau susul Ibu." ucap Mikoto Uchiha, ibu Sasuke.
Mikoto pun berlalu dari sana dan masuk ke ruang kerja Itachi setelah sebelumnya melempar senyum manis ke arah Sakura. Dan di balas anggukan oleh gadis itu.
" Maaf, aku harus pulang sekarang," ujar Sakura kembali.
"Sakura, tunggu," panggilan Sasuke menghentikan langkah Sakura kembali.
Sasuke berjalan mendekat. Memandang iris emerald Sakura.
"Masih sama seperti dulu. Hijau emerald yang meneduhkan," lagi lagi Sasuke hanya bisa bergumam dalam hati.
"Ada apa?" tanya Sakura.
"Apa kita bisa bertemu kembali?" tanya Sasuke. Berharap dirinya bisa bertemu kembali dengan gadis yang selama 3 tahun ini selalu menghantui mimpi mimpinya.
Sakura tersenyum manis menanggapi pertanyaan Sasuke. Sasuke pun selah terbius dengan senyuman Sakura. Senyuman yang selama ini di rindukannya. Senyuman yang dulu selalu menghiasi hari harinya.
" Kalau sebelumnya kau dan aku pernah saling mengenal, datang lah ke Suna university. Ceritakan apapun yang kau ketahui tentang aku," kata Sakura tanpa menghilangkan senyuman nya.
Sasuke menganggukan kepala dengan cepat.
"Kalau begitu aku permisi," ucap Sakura sambil melangkahkan kaki menuju pintu keluar rumah sakit.
Sasuke memandang sendu punggung Sakura yang terus mengecil karena semakin menjauh hingga akhirnya menghilang di belokan.
Setelah Sakura tak terlihat, Sasuke bergegas masuk ke ruang kerja Itachi. Ia yakin kakaknya tau sesuatu tentang Sakura.🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Sasuke berbaring di atas ranjang king size nya menatap langit langit kamarnya dengan pandangan sendu. Setelah kepulangannya dari rumah sakit, ia langsung masuk ke dalam kamar. Tak menghiraukan panggilan ibunya yang memanggilnya dengan nada kwatir. Sasuke telah mengetahui segalanya tentang Sakura. Pemuda itu sudah mendengar semuanya dari Itachi.Flasback on.
Brakk.
Sasuke membuka pintu ruang kerja Itachi dengan kasar. Dua orang yang ada di dalamnya menoleh terkejut atas tindakan Sasuke.
"Sasuke. Apa yang kau lakukan?" tanya Itachi.
Sasuke berjalan dengan langkah lebar menuju meja kerja Itachi.
"Bisa kita bicara sebentar," ucap Sasuke saat sudah sampai di depan meja Itachi di samping ibunya.
Seolah mengerti arti lirikan dari putra bungsunya, tanpa banyak tanya Mikoto pamit keluar. Dia mengerti bahwa Sasuke hanya ingin berbicara berdua dengan Itachi.
" Katakan padaku apa yang kau ketahui tentang Sakura," desak Sasuke pada Itachi
"Sakura. Maksutmu pasien ku yang bernama Haruno Sakura?"tanya Itachi untuk memastikan keraguannya pada ucapan Sasuke.
Sasuke menganggukan kepala dengan cepat.
"Apa kau mengenalnya?" bukannya menjawab, Itachi justru bertanya kembali pada Sasuke.
Sasuke memutar mata bosan. Ia hanya ingin tau kebenaran tentang Sakura. Namun kakaknya malah bertanya seolah sedang mengintrogasinya.
" Ya. Aku mengenalnya. Katakan saja ni-san apa yang kau ketahui." Ujar Sasuke jengah.
Itachi mengangguk anggukan kepala seolah mengerti.
"Baiklah. Akan aku ceritakan. Sakura adalah pasien ku sejak 3 tahun yang lalu. Dia di bawa kesini dalam keadaan koma setelah kecelakaan yang terjadi di Konoha. Selama 4 bulan lamanya ia tak sadarkan diri. Setiap hari hanya di temani oleh kakanya yang kebetulan adalah temanku saat kuliah dulu. Hingga akhirnya Sakura terbangun dari tidur panjangnya. Namun ternyata Sakura tidak bisa mengingat apapun. Termasuk masa lalunya," Itachi menceritakan yang ia ketahui perihal Sakura. Sesaat ia memperhatikan reaksi Sasuke. Raut wajah terkejut terlihat di wajah Sasuke. Bahkan sampai Itachi selesai bercerita pun Sasuke tak memberi tanggapan apa pun.
Bagai di hantam batu besar. Dada Sasuke terasa sesak mendengar kenyataan dari Itachi. Matanya tampak memerah dan berkaca kaca. Sasuke benar benar tidak menyangka. Gadis yang selama ini ia kira telah meninggalkannya tanpa sepatah katapun, ternyata sedang berjuang antara hidup dan mati. Walau akhirnya Sakura terbangun, namun Sakura telah melupakannya. Melupakan kebersamaan dengannya dan kisah indah yang mereka rajut di masa lalu. Namun, satu pertanyaan yang ada di benak Sasuke. Apa dulu sebelum kecelakaan, sebelum Sakura lupa segalanya, Sakura sudah tahu bahwa dirinya sudah membuat Sakura terluka? Jika Sakura sudah mengetahui sebelum kecelakaan, lalu jika suatu saat Sakura dapat mengingatnya apa Sakura bisa memaafkannya? Apa Sakura bisa kembali padanya? Pertanyaan itu terus berputar di otak jenius Sasuke.Flasback off.
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta
Ficção AdolescenteSakura yang telah melupakan segala masa lalu nya ternyata di pertemukan kembali dengan Sasuke. seseorang yang dulu begitu di cintai dan seseorang yang telah menghancurkan hatinya. akankah Sakura kembali lagi kepada Sasuke? "Aku minta maaf.. aku tel...