Chapter#7

701 53 1
                                    

Sasori menghela nafas lelah. Sejak pertemuannya dengan Sasuke kemarin, Sasori tak bisa berhenti memikirkan adiknya, Sakura. Saat ini Sakura memang belum mengingat segalanya, namun jika suatu saat ia sudah mengingatnya, Sasori kawatir jika gadis itu akan merasa kecewa dengan masa lalunya. Jujur saja Sasori juga kaget mendengar fakta yang di ungkapkan oleh Sasuke. Pandangan Sasori menerawang jauh. Terlintas kembali saat pertemuannya dengan Sasuke.

Flashback on

"Katakan, seperti apa hubunganmu dengan Sakura di masa lalu," ucap Sasori to the point.

"Sebenarnya apa hubunganmu dengan Sakura? Sasuke balik bertanya pada Sasori.

"Ck, kenapa malah balik bertanya?"

Sasuke mendengus,"jawab saja dulu pertanyaanku,"Sasuke menyeruput kopi hitamnya. Ya, saat ini Sasori dan Sasuke sedang berada di cafe Akatsuki.

"Sakura adalah adikku satu-satunya. Maka dari itu, aku ingin mencari tau semua yang berhubungan dengan Sakura. Baik yang di masa lalu maupun sekarang. Aku tidak ingin karena kelalaianku yang tidak memperhatikan adikku, ia jadi mengalami nasib yang menyedihkan seperti saat kecelakaan dulu terjadi,"ujar Sasori dengan nada penyesalan. Sasori menundukan pandangan. Tatapan matanya sendu. Terlintas kembali dalam ingatannya, saat-saat Sakura harus berjuang antara hidup dan mati 3 tahun yang lalu.

Raut terkejut terpancar dari wajah Sasuke. Dirinya tak mengira, jika orang yang menemuinya kini adalah kakak Sakura. Karena saat dulu Sasuke menjalin hubungan dengan Sakura, dirinya tak pernah bertemu dengan Sasori. Kakak Sakura itu dulunya jarang berada di Konoha. Lebih sering mengurus bisnisnya yang berada di Suna dan juga di Kiri. Itulah yang sering di katakan Sakura saat Sasuke berkunjung ke apartemen gadis itu.

Rahang Sasuke mengeras. Sebelah tangannya terkepal erat di atas pahanya. Mendengar penuturan Sasori membuat penyesalan Sasuke menyeruak ke permukaan. Sedikit banyak, kecelakaan Sakura saat itu adalah kesalahannya. Begitulah pemikiran Sasuke. Meskipun dirinya juga belum mengetahui dengan pasti penyebab kecelakaan Sakura.

"Sekarang giliranmu. Jawab pertanyaanku sebelumnya," lanjut Sasori yang kini sudah mendongakan kepala menatap Sasuke intens.

Sasuke menarik napas panjang sebelum menghembuskannya kembali, "Sebenarnya, dulu aku adalah kekasih Sakura. Kami menjalin hubungan kurang lebih selama hampir setahun. Kami bahagia dengan hubungan ini. Hingga tragedi di malam itu membuatku menyakiti hatinya," Sasuke menundukan pandangan. Matanya menyiratkan adanya penyesalan yang dalam. Air mata nampak berkumpul di sudut matanya. Dengan gerakan cepat, Sasuke menghapus air matanya dengan punggung tangannya sebelum air mata itu mengalir, "Meskipun dia tak mengetahui kejadian yang sebenarnya, namun aku sungguh menyesal. Aku sungguh tak berniat menyakiti Sakura. Dan itu semua juga bukan aku sengaja. Aku di jebak. Namun, aku tak punya keberanian untuk mengatakan pada Sakura," terang Sasuke.

"Aku takut Sakura akan meninggalkan ku dan membenciku. Karena, aku sungguh sangat mencintainya. Ya, meskipun pada akhirnya ia tetap meninggalkanku dengan caranya sendiri," lanjutnya. Sasuke tersenyum pahit mengenang masa lalunya.

Sasori menautkan alis, "Tragedi? Tragedi apa maksutmu? Lalu, di jebak? Siapa yang menjebakmu?," Sasori memberondong Sasuke dengan beberapa pertanyaan.

"Tragedi saat aku meniduri seorang gadis, tap..."

"APAAA??" teriak Sasori. Menyela ucapan Sasuke dengan cepat. Sasori membulatkan mata. Tangannya terkepal erat di atas meja. Sungguh ia terkejut dengan penuturan Sasuke. Bagaimana bisa pemuda di depannya ini tidur dengan gadis lain sementara ia masih menjadi pacar Sakura?

"Dengarkan aku dulu. Jangan memotong ceritaku," jeda sejenak. Sasuke mengehela napas," Ya, aku memang meniduri seorang gadis. Tapi itu bukan kesengajaan. Aku tak sadarkan diri malam itu setelah meminum wine yang di berikan gadis itu saat acara ulang tahun Sai, sahabatku. Saat aku terbangun, aku sudah berada di sebuah kamar dengan seorang gadis. Sebulan setelah kejadian, gadis yang kutahu bernama Shion itu mendatangiku. Mengatakan bahwa ia telah hamil anakku,"

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang