Part 14 - Jalan Keluar Rahasia

57 8 3
                                    

Haha, kenapa aku jadi membahas tanteku.

~I CAN!~

"Ting!", bunyi notifikasi dari ponselku yang berada di kantong celanaku. Aku baru saja selesai sholat dzuhur, dan sekarang aku sedang menunggu pesanan minumanku datang. Aku masih di café.

Dan 1 menit setelah bunyi notifikasi dari ponselku, pesanan minumanku datang, seperti biasa, ice matcha latte.

"Ting!", bunyi notifikasi ponselku lagi. Karena aku penasaran, akhirnya aku mengambil ponselku dari kantong celanaku dan mengecek notifikasi itu.

"Nadira Laras has been eliminated."

"Raisya Dinda has been eliminated."

Tentu saja aku kaget, mengapa masih ada KISS yang di eliminasi? Harusnya jika KISS sudah masuk tahap SMA, tidak akan ada lagi yang tereliminasi.

Kalo begini... aku harus berusaha mati-matian seperti waktu SMP? Dihantui oleh rasa takut jika nanti aku tereliminasi? Ah kumohon jangan lagi.

Akupun mengecek nilai dan ranking mereka di website KIS. Memang jika ada KISS yang sudah tereliminasi, data diri beserta nilai dan ranking yang pernah diperoleh akan bisa di lihat oleh KISS yang belum tereliminasi di website KIS.

Setelah kulihat, aku tahu penyebab mereka tereliminasi. Nilai ulangan IPA salah satu dari mereka dibawah KKM, yang kebetulan juga memang KKM di KIS adalah 85, cukup tinggi karena pihak KIS berekspektasi bahwa 20 murid yang tersisa adalah murid yang pintar.

Lalu... mengapa ada 2 orang yang tereliminasi? Ah sebentar, aku belum mengecek ranking mereka.

Dan ternyata... mereka ada di ranking 19 & 20. Aku tahu pihak KIS ingin mempertahankan muridnya dengan jumlah genap, jadi itu sebabnya mereka mengeliminasi 2 orang.

Tapi, hey! Tetap saja itu kejam, harusnya KISS yang berada di ranking 19 tidak perlu di eliminasi, aku takut KISS yang berada di ranking 19 mempunyai dendam pada KISS yang berada di ranking 20.

"Nau!", panggil seseorang yang sepertinya baru masuk kedalam café dengan terburu-buru.

"Eh iya? Kenapa?", tanyaku pada Dinta yang sepertinya habis berlari dari perpustakaan, terakhir kali sebelum aku pergi ke café, dia pergi ke perpustakaan.

"Udah tau KISS yang ke elim?", tanya Dinta setelah duduk di kursi depanku dan mengatur nafasnya.

"Udah.", jawabku singkat sambil menyodorkan ice matcha latte milikku pada Dinta, mungkin dia haus. Dan ya benar, dia langsung merampas ice matcha latte itu dan meminumnya.

"Inget nggak waktu itu Arina pernah bilang kalo KISS yang ke elim tinggal di tempat tersembunyi dideket kawasan KIS?", tanya Dinta setelah selesai minum dengan suaranya yang dikecilkan, mungkin takut penjaga café mendengar.

"Inget.", jawabku singkat lagi.

"Nah, mungkin KISS yang ke elim itu bakal pergi ke tempat itu.", lanjut Dinta lagi.

"Terus?", tanyaku.

"Kamu nggak penasaran sama tempatnya?", tanya Dinta.

I CAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang