Part 13 - Nilai

45 7 0
                                    

14, April 2023 - 12.25 KST

"I fell by the wayside like everyone else. I hate you, I hate you, I hate you, but I was just kidding myself. Our every moment, I start to replace. 'Cause now that they're gone, all I hear are the words that I needed to say.", nyanyianku sambil memainkan gitar.

Aku sadar bahwa aku jarang sekali latihan vocal, aku terlalu fokus pada dance. Ya sebenarnya memang aku ingin mengembangkan skill danceku dulu, karena aku lebih dulu suka menyanyi dibanding dance, jadi kurasa aku harus lebih sering latihan dance.

Dan juga aku ingin mengembangkan skill bermain gitar. Aku memang belajar bermain gitar dari Rosé eonni, tapi aku tahu Rosé eonni sedang sibuk dengan kegiatan promosi 'The Album', jadi ya akhirnya ada beberapa teknik yang kupelajari sendiri.

Aku juga sempat mengikuti ekstrakurikuler gitar, tapi saat SMA, KIS tidak mengadakan ekstrakurikuler, aku benar-benar harus fokus dengan latihan dan tes agensi.

"When you hurt under the surface. Like troubled water running cold. Well, time can heal, but this won't.", nyanyianku lagi dengan suara alunan gitar.

Aku memakai gitar sekolah, pastinya. Aku belum mempunyai niat untuk membeli gitar, mungkin aku akan membeli gitar setelah debut. Itu juga jika aku berhasil debut...

"So, before you go. Was there something I could've said to make your heart beat better? If only I'd have known you had a storm to weather. So, bef—", nyanyianku terpotong karena tiba-tiba ada seseorang yang masuk kedalam ruangan ini.

"Eh Nau, nilai IPA lu berapa?", tanya Rifan yang datang tiba-tiba. Seperti biasa, aku berada di ruang latihan rahasia di café lantai 2 sekarang.

"Gue... kayaknya belom liat nilainya deh.", jawabku.

"Lah?", tanya Rifan bingung.

"Emang kemaren pengumuman nilainya jam berapa?", tanyaku lagi.

"Seinget gue abis maghrib.", jawab Rifan.

"Pantesan...", ucapku.

"Emang kenapa?", tanya lagi.

"Gue... udah lah gak jadi. Intinya gue belom liat nilai gue.", kataku sambil menaruh gitar di meja.

Aku tidak mungkin menceritakan pada Rifan tentang aku dan Jimin sunbaenim yang kemarin mengobrol serius di taman rumah sakit.

"Yaudah cek dulu, gue penasaran sama nilai lu.", ucap Rifan. Akupun hanya menganggukan kepalaku lalu membuka website KIS untuk mengecek nilai IPA-ku.

Jadi konsep di website KIS bagian pengumuman nilai ini adalah jika ada KISS yang mengecek nilainya pertama kali, maka dia sementara akan berada di ranking 1.

Namun, jika ada KISS yang lain yang baru mengecek nilainya setelah KISS yang tadi, lalu KISS itu nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan KISS yang tadi, maka dia sementara berada di ranking 1, dan KISS yang tadi sementara berada di ranking 2.

(Kalo nggak ngerti, boleh tanya di komen ya, pasti nanti author jawab. Agak susah ngejelasin pake bahasa baku)

"Emang lu sekarang di ranking berapa?", tanyaku sambil mengetikkan ID KISS-ku di website itu.

"1.", jawabnya singkat, padat, dan jelas. Mungkin dia takut nilaiku mengalahkan nilainya.

"100, S+", ucapku sambil membaca nilai IPA-ku.

"Ranking... 1.", lanjutku lagi setelah membuka website KIS dibagian ranking.

"Eh beneran? Serius nilai lu segitu, Nau?", ucap Rifan tidak percaya dengan nilaiku dan dia langsung merampas ponselku.

"Eh iya bener dong...", ucap Rifan setelah melihat nilaiku.

"Emang nilai lu berapa?", tanyaku. Aku tidak bisa melihat nilai maupun ranking KISS lain di website itu, aku hanya bisa melihat nilai dan rankingku.

"100, S", jawab Rifan.

"Ada kemungkinan gue turun ranking, mungkin ada KISS yang belom ngecek ni—", ucapanku terpotong karena Rifan.

"Tinggal lu doang yang belom ngecek nilai, jadi udah fix lu ranking 1.", kata Rifan.

"Oh.", jawabku singkat. Aku merasa 'sedikit' senang karena aku mendapat ranking 1, tapi siapa juga yang akan meng-apreciate nilaiku kalau bukan teman-temanku.

Kalian tahu? KIS menyediakan website khusus untuk para orang tua agar bisa memantau perkembangan anaknya di Korea Selatan ini. Tapi itu tidak ada gunanya untukku, orangtuaku hampir tidak pernah membuka website itu.

Ya untungnya tanteku sering membuka website itu, ia penasaran dengan perkembangan keponakannya, atau bisa dibilang ia penasaran dengan perkembangan adiknya.

Ya mungkin karena tanteku adalah anak bungsu, lalu aku pernah hampir setahun tinggal sekamar dengan tanteku, dan hanya tanteku, anggota keluarga yang paling kusayangi. Itu sebabnya aku dan tanteku itu sudah seperti kakak-adik.

Jadi intinya tanteku sudah seperti bundaku, dia peduli denganku. Bahkan katanya dia sengaja mengambil tempat bekerjanya di Korea Selatan agar bisa bertemu denganku. Tapi aku tidak tahu itu benar atau tidak.

Haha, kenapa aku jadi membahas tanteku.

~I CAN!~

AUTHOR NOTES :

Jadi... akan ada tokoh baru lagi nich, yaitu tantenya Naura. Mungkin bisa dibilang tantenya Naura ini akan lumayan berpengaruh di season 2 ini. Next part, masih tentang nilai dan ranking, jadi di tunggu aja ya.

Again, it's up to you guys, terserah kalian mau menghargai karya author atau nggak, tapi kalo baca aja itu udah termasuk menghargai sih, jadi... thank you so much! See you! 💙🧩💙🧩💙🧩💙🧩💙

I CAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang