Part 10 - Ingin Pergi

52 6 2
                                    

(Annyeong! Jadi harusnya part ini di publish kemaren, sekalian juga memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, tapi author lupa nge-publish. Mian 😭🙏🏻 Intinya hari ini author udah up ya hehe. Happy Reading!)

~ I CAN!~

Author POV - ON

{Flashback} 10, Oktober 2019 - 05.00 WIB

Di pagi hari, matahari belum terlihat sama sekali, langit masih gelap gulita. Seorang anak perempuan terbangun dari tidurnya karena bunyi alarm yang dia pasang di ponselnya.

"I don't wannabe somebody, just wannabe me be me! I wannabe m—", bunyi alarm hp anak perempuan itu. Dari sini bisa diketahui bahwa anak perempuan itu adalah seorang K-Popers.

Dan ya seperti kegiatan seorang muslim pada umumnya di jam segini, pergi ke kamar mandi untuk berwudhu, lalu sholat. Dan biasanya jika di hari libur, setiap selesai sholat banyak yang melanjutkan tidurnya lagi.

Dan kebetulan hari ini adalah hari libur, anak perempuan itu awalnya berniat untuk melanjutkan tidurnya, tapi dia mengurungkan niatnya ketika ada yang memanggil namanya.

"Naura, ganti keset dulu!", panggil seseorang yang bisa disebut 'Bunda' dari anak perempuan itu. Anak perempuan itu bernama Naura, ah lebih tepatnya Naura Nardilah.

Naura keluar dari kamarnya, lalu menuju ke kamar mandi lagi untuk mengganti keset yang menurutnya masih kering-kering saja, tapi bundanya malah menyuruhnya untuk menggantinya. Naura berjalan ke arah balkon sambil membawa keset itu.

"Sekalian angkat keset yang kering!", ucap bundanya lagi. Sedaritadi, setiap kata-kata yang keluar dari mulut bundanya, disertai dengan tekanan. Ok, Naura tidak mau protes sekarang, dia hanya ingin semuanya selesai dan melanjutkan tidurnya.

Di balkon terdapat jemuran yang dipenuhi dengan keset. Naura menjemur keset yang tadi dia bawa, lalu mengambil beberapa keset yang sudah kering dan melipatnya dengan rapi. Setelah selesai, dia bergegas untuk masuk kedalam kamar, tapi lagi-lagi dia di cegat.

"Naura, angkat jemuran sama jemur baju dulu, jangan main hp mulu kerjaannya!", bentakan 'si monster' membuat raut wajah Naura berubah seketika.

Raut wajah Naura yang awalnya seperti orang kurang tidur, sekarang berubah menjadi raut wajah yang dingin.

M-maksudnya apa? Naura saja tadi hanya memegang ponselnya karena ingin mematikan alarmnya, lalu dia bergegas sholat shubuh. Bisakah Naura emosi sekarang?

Naura berjalan kearah jemuran didekat kamar mandi itu. Iya, jemuran di rumah Naura terletak didalam rumah. Dia melihat jemuran yang penuh dengan pakaian kering, benar-benar penuh.

Dia mulai mengambil pakaian itu lalu melipatnya sedikit asal-asalan. Dia harus melipat pakaian itu karena semua pakaian itu akan di antar ke laundry menggunakan tas dan plastik besar, yang pasti semua pakaian itu harus di lipat agar muat didalam tas dan plastiknya.

Setelah selesai melipat semua pakaiannya, Naura mulai menjemur pakaian yang baru selesai di cuci dari mesin cuci. Jika kalian melihatnya dari jauh, dia terlihat seperti... pembantu.

Mengapa begitu? Naura memiliki tubuh yang tinggi dan dia juga... gemuk. Dia seperti orang dewasa, padahal dia sekarang masih berada di kelas 6.

Jangan lupakan daster batik yang dia gunakan, hampir seperti dress karena saking panjangnya, dan juga dia yang sedang menjemur baju.

Naura merasa dia sudah seperti pembantu di rumah ini. Awalnya dia mempunyai seorang pembantu, tapi sejak adiknya lahir, pembantu itu diberhentikan kerja oleh orangtuanya karena masalah finansial, dan juga karena pembantu itu bekerja dengan tidak jujur.

I CAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang