Part 23 - Tantangan Baru

45 2 0
                                    

[Hey.

I just buy a pack of sushi for you. The members told me to buy it, but they don't told me to write the letter. I know is kinda awkward, but I just want to see your smile when you receive this. If you tired, please get a rest. I know how you feel, I know is hard, right? But you have to know that many people support you, they love you. Be happy, fighting :)

— Mark Lee]

~I CAN!~

Setelah membaca surat itu, aku membuka kotak itu, dan benar isinya adalah 10 potong sushi roll dengan potongan salmon setengah matang diatasnya. Aku mengambil sumpit yang berada didalam kotak, lalu mengambil sepotong sushi dan memakannya.

Sushi adalah makanan favoritku, lebih tepatnya sushi roll dengan potong salmon setengah matang diatasnya.

Peringkat pertama sebenarnya, tapi karena selama di Indonesia aku tidak bisa terlalu sering makan sushi, peringkat pertama di isi dengan mie rebus dengan topping dan mie jenis apapun.

Siapa yang pertama kali mengusulkan untuk memberikanku sushi ini? Yang tahu makanan kesukaanku hanya Jaemin oppa, dan ia hanya tahu bahwa aku suka sushi, ia tidak tahu spesifiknya. Ah entahlah.

Kurasa aku harus membalas mereka, terutama Ryujin eonni yang sudah memberikanku banyak cemilan setiap minggu. Aku bukan siapa-siapa mereka, aku hanya seorang junior mereka saja, tapi kenapa mereka sangat begitu peduli padaku?

Tanpa sadar, aku sudah menghabiskan 6 potong sushi. Tadi pagi, aku memang mengambil sarapan dalam jumlah yang sedikit. Aku pun kembali melanjutkan makanku sampai kotak sushi itu kosong.

"Nih." kata Rifan yang baru saja datang sembari menyodorkan botol air mineral kepadaku.

"Uhuk! Uhuk!" aku tersedak potong sushi terakhir karena terlalu terkejut.

Dengan panik, Rifan langsung membuka tutup botol dengan terburu-buru, lalu dengan cepat memberikan botol itu padaku. Kemudian, aku meneguk air dari botol itu dengan perlahan-lahan.

"Astaghfirullah, jangan ngagetin napa sih, kalo tadi gue mati gimana?" omelku tidak jelas pada Rifan setelah menutup kembali botol air mineral itu.

"Heh ngomong kok yang aneh-aneh, nggak lucu banget lu mati gara-gara kaget." ujarnya. Aku hanya diam dengan raut wajah yang agak kesal.

"Y-ya kali aja." gumamku pelan.

"Lu kenapa sih?" tanyaku pada Rifan sembari membereskan bungkusan sushi.

"Heh sadar! Gue yang harusnya nanya kayak gitu sama lu." balas Rifan setelah duduk di bangku depanku.

"Lu udah nanya berkali-kali." ujarku datar.

"Lu nggak jawab mulu, yaudah gue tanya terus." katanya.

"Gue nggak papa kok."

"Ah terserah deh, capek gue sama lu."

"Gue juga capek ditanyain sama lu terus."

"Ih serius Nau, lu tuh kenapa sih? Lu jadi pelit senyum tau nggak?" jelasnya.

"Gue nggak kenapa-napa serius." tegasku sembari berjalan kearah tempat sampah di belakang.

I CAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang