Part 15 - Mimpi Buruk

44 6 2
                                    

"Aku siap kalo nanti ke elim, kalo misalnya kamu doang yang ke elim, aku juga akan minta buat di elim. Janji ya? Kita bakal ke elim sama-sama?", tanya Dinta.

~I CAN!~

"Iya!", jawabku yakin.

"Yuk...", lanjutku sambil memberi kode pada Dinta. Kami berdiri dengan cepat, lalu berjalan di atas trotoar seperti orang normal yang hanya lalu lalang.

"It's dripping love love. Dripping dripping love love. Ne mame tab tab. Gipigipi deo deo...", tiba-tiba saja ada suara lagu yang awalnya kecil, tapi lama-lama suara lagu itu semakin besar. Suara lagu itu dekat sekali dengan telingaku.

"Cheoeumen gabyeobge. Jeokshida deo. Gadeukhi neom—", dan ternyata itu adalah suara alarmku. Aku sontak terbangun dengan posisi terduduk, lalu aku melihat jam di ponselku, 05.05 KST.

Benarkah tadi itu adalah mimpi? Mengapa terasa seperti nyata? Dan... mengapa alarmku berbunyi lagu berdosa ini? Oh ya ampun, bisa-bisanya aku terbangun dari mimpi buruk dengan alarm lagu Drippin'.

Setelah berfikir hampir 5 menit, aku memutuskan untuk sholat tahajud. Sudah berapa lama aku tidak sholat tahajud ya? Sepertinya sudah sangat lama.

Aku bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu, lalu mengambil mukenaku. Dinta? Dia masih tidur, sepertinya sedang datang bulan, jadi aku tidak membangunkannya untuk sholat tahajud.

Setelah sholat tahajud, aku berbaring diatas kasur, memikirkan mimpi burukku tadi. Mimpi yang sangat terlihat nyata.

Oh ya ngomong-ngomong, tentang Garyu yang tereliminasi karena pintu jalan keluar rahasia itu benar. Mimpiku benar-benar aneh, aku akan bertanya pada Dinta besok pagi saja.

12.10 KST

"Din!", panggilku. Aku menghampiri Dinta yang sedang sibuk dengan lokernya.

"Eh iya kenapa? Surat lagi?", tanya Dinta.

"Ih apaan, aku mau nanya.", jawabku kesal.

"Oh kirain, mau nanya apa?", kata Dinta.

"Kemaren aku pingsan ya?", tanyaku pada Dinta.

"Bukan pingsan, kayaknya kamu kemaren kecapekan, soalnya kamu tuh kayak tidur, tapi gak bisa di bangunin.", jawab Dinta.

"Loh? Terus terakhir kali aku ketiduran dimana?", tanyaku lagi.

"Di café.", jawab Dinta singkat. Di café? Oh aku mengerti, berarti mimpi itu bermulai dari Dinta yang datang menghampiriku ke café.

"EH WAIT!"; sontakku tiba-tiba yang membuat Dinta terkejut. Aku teringat sesuatu, aku berharap semoga itu hanya ada dalam mimpiku, bukan kenyataan.

"Woy santai napa.", kata Dinta dengan kesal, lalu kembali fokus pada lokernya. Sementar aku dengan cepat membuka website KISS.

"Nadira Laras has been eliminated."

"Raisya Dinda has been eliminated."

Ya ampun, mereka berdua benar-benar tereliminasi. Apakah aku harus mengecek jalan keluar rahasia itu juga? Sepertinya bukan ide yang bagus.

"Terus, pas aku ketiduran ceritanya gimana?", tanyaku lagi pada Dinta.

"Aku dateng ke café, terus aku liat kamu udah ketiduran gitu, aku coba bangunin, kamunya respon, tapi gak bangun. Emangnya latihan kemaren capek banget apa gimana?", jelas Dinta.

"Perasaan gak capek-capek banget deh, cuma nyanyi doang.", jawabku dengan bingung.

"Terus-terus?", tanyaku lagi.

"Aku nyari Rifan, tapi tuh anak malah ilang gak tau kemana. Untungnya Jimin sunbaenim mampir ke café, t—", ucapan Dinta terpotong.

"DIA GENDONG GUE KE KAMAR? HEH YA ALLAH.", teriakku tepat didepan Dinta.

"Iya.", jawab Dinta singkat, padat, tidak terlalu jelas.

"EH BENERAN? EONNI!!!", teriakku lagi sambil merengek, demi apapun aku digendong Jimin sunbaenim. Harga diriku harus ditaruh dimana? Jelas-jelas hubunganku dengan Jimin sunbaenim sedang tidak baik.

"Y-ya gimana lagi, aku mana kuat gendong kamu...", jawab Dinta.

"Weh, apanih ribut-ribut?", tanya Agung yang tiba-tiba datang bersama Rifan. Aku dan Dinta hanya diam tidak menjawab pertanyaannya.

"Ekhem! Siapa ya yang masang lagu drippin' di alarm gue?", tanyaku sambil melihat kearah lain, malas menatap wajah mereka.

"W-what? Lagu drippin' jadi alarm? Bwahaha ngadi-ngadi.", kata Agung sambil tertawa terbahak-bahak.

"Gue yang masang, udah yuk langsung ke café aja, mau beli minum nih.", jawab Dinta sambil berjalan lebih dulu.

Rifan & Agung berjalan mengikuti Dinta dari belakang, sedangkan aku masih diam dengan raut wajah kesal.

Yang benar saja? Mengapa Dinta bisa-bisanya memasang lagu itu di alarmku? Ah ya ampun, jangan sampai anak-anak NCT tau soal ini, harga diriku akan jatuh untuk kedua kalinya.

"Emang kamu tau password hp aku?", tanyaku pada Dinta setelah sedikit berlari menyusul.

"Tau, ultahnya J—", ucapan Dinta terpotong karena aku langsung membungkam mulutnya dengan tanganku.

Dia tidak sadar bahwa dia hampir memberitahu password ponselku pada Rifan & Agung, bodoh sekali.

~I CAN!~

"Tes agensi akan diundur sampai bulan Oktober dikarenakan Bighit Entertainment akan mendebutkan boygroup baru.", ucapku saat membaca pengumuman baru di website KISS.

"Kayaknya bentukan boygroup dari acara yang kemaren itu deh...", kata Dinta.

"Hah? Yang mana?", tanyaku bingung.

"Itu loh, I-LAND.", jawab Dinta. Aku hanya menganggukan kepala tanda bahwa aku ingat.

"Eh coba cek jadwal, kita ke Bighit kapan?", tanya Dinta padaku. Aku langsung mengecek jadwal di website KISS.

"3 hari lagi.", kataku setelah melihat jadwal di website KISS.

~I CAN!~

AUTHOR NOTES :

Hai! Cie yang lagi belajar/ulangan tapi malah nyasar ke wattpad :D kalo author baru selesai ulangan praktek English conversation, jadi buka wattpad aman-aman aja wkwk. Ide cerita ini udah numpuk banget di kepala author, jadinya author update deh.

Oh iya, author ikut pelatihan sama tantangan literasi gitu, kalian tau lah ya literasi itu kayak gimana. Nah semoga setelah kegiatan ini selesai, author bisa jadi penulis yang kreatif, dan juga makin semangat untuk menulis cerita yang bagus dan menarik!

Makasih ya udah setia nungguin cerita ini, maaf banget author gak bisa update rutin. See you in the next part! 💚🔋💚🔋💚🔋💚🔋💚

(Happy Birthday to Jin BTS & Doyoung TREASURE, dan buat NCTzen, jangan lupa nanti jam 4 sore WIB ya! MV OT23! 😭💚)

I CAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang