Adel tengah duduk santai bersama Aurel dan Karin di depan ruang tunggu sekolah. Mereka duduk bertiga di kursi panjang sambil masing-masing meminum pop ice.
"Del, lo udah ngerjain tugas bahasa Indonesia dari Bu Salma belum?" tanya Karin sambil menata rambutnya yang diterpa angin. Pada jam 12.10 suasana terbilang cukup nyaman, karena Adel, Karin, dan Aurel baru saja selesai sholat dhuhur dan cuci muka. Hari ini sekolah sengaja dipulangkan lebih awal, dikarenakan ada tamu penting yang akan datang ke sekolah dari instansi lain.
Adel mengangkat kepalanya lalu menghadap ke arah Karin. "Hah? Tugas? Memang sejak kapan Bu Salma ngasih kita tugas??" tanya Adel dengan raut muka panik. Pasalnya, Adel tidak pernah menyentuh mata pelajaran selama di rumah, dan jarang pula mendengarkan guru ketika memberikan pengumuman. Dia sering tidur di kelas, sungguh anak yang malas.
Aurel mendengus lalu berkata, "Kan kita disuruh Bu Salma buat nulis kisah di keluarga kita, genrenya sih terserah. Kalau gue, gue pakai genre comedy campur thriller."
Karin bertepuk tangan sambil membulatkan bibirnya menatap Aurel.
"Thriller? Gue gak salah denger, nih? Sejak kapan orangtua lo jadi psycho? Jadi ngeri gue berkawan sama Lo, Rel," kata Karin sambil bergidik ngeri. Karin lantas memundurkan badannya ke belakang sedikit.
Aurel menjitak kepala Karin. "Ya gak gitu konsepnya, Kambing! Kita bercerita juga gak harus sesuai sama kisah nyata, kan? Jadi, gue tambahin bumbu-bumbu fantasi sedikit. Masa gak boleh sih," sahut Aurel lalu mulai berpikir.
Adel menggaruk kepalanya pelan. "Gue gak ngerti kalian ngomongin apaan, gue mendadak pusing dengerin omongan kalian yang gak bermutu sama sekali," kata Adel jujur.
Karin dan Aurel sama-sama melotot ke arah Adel.
Aurel menarik napasnya pelan lalu menoleh kepada Adel. "Lo udah kepikiran mau bikin cerita apa? Gue yakin, lo bakal bikin genre yang sama kan kayak gue? Comedy!" kata Aurel bertanya lalu dijawab-jawab sendiri.
"Hm. Pemikiran gue mungkin sama kayak si Aurel," ujar Karin.
"Gue mau bikin... Cerita romantis!" kata Adel lantang sambil mengangkat telunjuknya ke atas.
Aurel yang sedang meminum pop ice dengan sedotan pun tersedak. Karin juga sama kagetnya dengan Aurel. Bagaimana mungkin, remaja se-dodol Adel mampu membuat cerita seperti itu. Apakah otaknya mampu? Aurel dan Karin tidak yakin akan hal itu.
Tugas mengarang sebelumnya saja Adel mengaku tidak sanggup mengerjakan karena tidak paham, alhasil Adel pun dihukum oleh Bu Salma. Dan sekarang, Adel ingin mengarang tentang cerita yang bahkan belum pernah dialaminya. Yaitu, tentang percintaan. Hubungan saling mencintai antara dua orang makhluk hidup, berhubung Adel alien, jadi Adel gak termasuk.
"Sok iya lo, Del." Aurel menabrak sebelah pundak Adel dengan pundaknya sambil tertawa meremehkan.
"Kalau butuh inspirasi atau referensi, lo gue bebasin nanya apapun ke gue. Secara, gue kan mastah dalam hal perbucinan," tukas Karin dengan bangganya.
"Halah, mantan lo aja jelek-jelek!" ejek Aurel kemudian tertawa lepas melihat Karin yang mukanya merah padam. Karin memang tergolong murid kelas tujuh di SMP yang cukup cantik dan famous, Aurel juga tak kalah populer dari Karin. Cuma bedanya, Karin berpacaran sementara Aurel tidak. Entahlah, jiwa-jiwa bucin sudah melekat erat pada diri Karin sejak masih kelas lima sekolah dasar.
Adel nampak berpikir, matanya menyorot tajam ke atas. "Gue minta saran dari kalian dong. Kalau seandainya nih, gue minta bantuan ke Juan, gimana?" tanya Adel kemudian.
"Lo... Serius ngomong kayak gitu, Del? Ini Juan, Del. Juan!!!" histeris Karin tidak percaya. Karin tahu bahwa Adel mengagumi sang idola sekolah dari semenjak Adel pertama kali bertemu dengan Juan. Namun, sebaiknya Adel sadar diri dan mundur terlebih dahulu supaya tidak sakit hati. Lagi pula, umurnya juga belum pantas untuk berpacaran, jika Mama dan Papa mendengar ini pasti mereka berdua tak segan-segan akan ngomel kepada Adel sepanjang hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Salah Server
HumorKisah sebuah keluarga yang memiliki keajaiban pada diri mereka masing-masing. Ajaibnya, mereka mampu membuat orang yang ada di sekitarnya dongkol sampai meninggal. Lalu, bagaimana kisah kegilaan mereka? Simak kelanjutan ceritanya ya.