[Teacher’s Building, UA, Musutafu. Wednesday, 09:45 AM, Sept/2020.]
Delapan tahun berlalu setelah penyebaran video tentang tiga orang anak yatim piatu itu viral di Jepang. Banyak donatur pada akhirnya bermunculan untuk bahu membahu membangun sistem bagi para yatim dengan lebih baik. Mundurnya Endeavor dari dunia pro-hero setidaknya diiringi konsep kemanusiaan yang lebih konkret. Endeavor tidak menyesal. Oh, semua orang tidak menyesal.
Bagaimana tidak?
Setelah Endeavor lengser, Izuku naik jadi direktur utama Allmighty Inc. (membiarkan Allmight menikmati masa tua setelah menikah dengan Inko), Katsuki jadi asisten pribadi Animality (setelah Ragdoll memutuskan pensiun dini dan merawat 1500 ekor kucingnya di penangkaran pribadi--memantau kantor agensinya dari jauh--menyerahkah posisi ‘bos’ pada Animality), dan Shouto pada akhirnya ikut mengelola Endeavor State Agency sebagai asisten pribadi kepala (dengan Fuyumi sebagai pemimpinnya).
Itu hanya informasi publik, di sisi lain, Izuku sebagai ayah dari sepasang anak kembar yang punya profesi sampingan menulis biografi; Katsuki sebagai bapak seorang gadis prapuber yang sudah membuka tiga cabang restoran cepat saji; dan Shouto (yang masih belum (mau) menikah) dengan sampingannya menjadi seorang pengajar di lingkungan akademik UA. Lebih tepatnya, 75% sebagai pengajar UA, 20% sebagai pro hero, dan 5% sebagai asisten Fuyumi.
Shouto senang hati meski jadi pengajar, apalagi ketika tiga anak yatim piatu yang berlabel 'villain' delapan tahun lalu diizinkan masuk UA. Dengan syarat Shouto harus menjadi wali kelas yang bertanggungjawab atas ketiga anak itu. Hari ini mereka bertiga sudah lama lulus, tengah menjadi trainee di Endevaor State Agency. Lalu Shouto?
Keenakan mengajar, tidak merasa ingin berhenti.
Omong-omong, akhir-akhir ini sekolah dengan tingkatan lengkap dari Playgroup sampai Sekolah Menengah sedang trend, maka UA juga mengembangkan konsep yang sama. Shouto tidak jarang mendengar kabar si kembar Midoriya yang masih di Taman Kanak-Kanak ramai dibicarakan guru kelas TK karena tidak sengaja menendang atau meninju kawannya … dengan 0,5% One For All. Karena itu juga, hari ini Izuku dan Melissa bisa duduk berhadapan dengan Shouto di ruangannya.
“W-wha--sekarang setiap guru punya ruangan pribadi?!” Izuku terkesima, seperti biasanya.
“Hmm, enggak?” Shouto mengisyaratkan tangannya pada sofa supaya pasangan sejoli itu duduk, “Gua kerja keras, Izuku.”
“Ew, jawaban retorik kayak pertama kali waktu aku sama yang lain liat kamar kamu di dormitory.” Izuku dan Shouto sama-sama terkekeh.
“Melissa-san, omong-omong,” Shouto penasaran, “saya dengar peralatan kalian enggak mempan buat duo Midoriya?”
“Mel aja!” Melissa berseru, “Iya, argh, udah aku buat berkali-kali tapi tetap enggak berhasil, padahal cuma 0.5% tapi enggak tau kenapa One For All mereka tetap bisa bikin alat-alatku rusak dengan cepat!” Izuku di sebelahnya mendadak panas-dingin, dia juga tidak menyangka One For All bisa terwaris sebagian kecilnya melalui sistem genetik.
“Oh, okay, Mel.” Shouto lantas berdiri untuk mengambil sebuah kotak dari dalam lemari mejanya, ia menyodorkan kotak persegi panjang itu pada Melissa dan Izuku di atas meja.
“A-apa ini, Shouto?” Izuku berkedip-kedip.
“It’s Hatsume’s baby.” Shouto membuka tutup kotaknya pelan-pelan, “Gua sempet minta sama Hatsume supaya bikin prototype--err, apa namanya ini? Sarung tangan?--yang sesuai kayak prototype lo semasa di UA dulu. By the way, ini udah diuji coba.” Dua pasang sarung tangan logam dengan palet merah dan turquoise ada di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Todoroki Shouto | Bakugou Katsuki] RIVALS=PARTNER²
Фанфик[COMPLETED] Selepas kelulusan dari U.A. dan tepat setelah tiga tahun bekerja di bawah agensi masing-masing, hero Deku berhasil menempati posisi ke-9 disusul Ground Zero pada posisi 11 dan Shouto pada posisi 12 dalam Hero Chart tahunan. Adanya progra...