2. Apakah itu takdir Rachel menjadi Sahabat pertama Bam ?

1.8K 289 8
                                    


Khun tidak pernah merasa begitu awkward di hidupnya sebelum ini. Realitas dirinya menjadi bocah sepuluh tahun lagi sudah cukup berat baginya, tetapi melihat Ibunya yang masih hidup lebih berat untuknya. Dia saat ini terus memikirkan bagaimana jadinya jika nanti ibunya tetap hidup.

"Aguero?" Sebuah tangan menepuk pundaknya, menariknya kembali ke masa kini lagi (dia sudah mengakui saat ini bukanlah masa lalu, tapi masa kini). "Apakah kamu baik-baik saja?" Kekhawatiran terlihat di mata ibunya, tetapi tatapan terseput menghilang dengan cepat digantikan dengan tatapan dingin. Saat itu dia langsung tahu bahwa ibunya hanya khawatir dia tidak bisa mengikuti keinginannya.

"Aku baik-baik saja, Bu. Tadi ibu ingin aku berbuat apa?"

"Ibu ingin kamu membuat strategi agar kakakmu terpilih di pemilihan putri zahard sebentar lagi. Jika kamu tidak bisa memikirkan strategi apapun, berbuatlah agar musuh-musuh kakakmu mati, "dia menginstruksikan. "Bisakah kamu mengatasinya?"

"Ya, Ibu." Ini persis seperti yang dia ingat.

"Pokoknya kita harus membuat kakakmu menjadi putri Zahard. Itu yang terpenting." Mendengar komentar itu, Khun ingat bahwa dimata ibunya dia bukanlah apa-apa dibanding kakaknya. Dia ingat bagaimana dia dulu berusaha keras untuk memenuhi standar ibunya, untuk mendapatkan persetujuan yang tidak pernah dia terima. Dia dulu bahkan mempertimbangkan untuk mematikan musuh-musuh kakaknya agar dapat lebih disayangi sang ibu, tetapi untungnya dia tidak melakukannya karena lebih menyayangi Maria daripada ibunya sendiri.

"Nah pergilah sekarang, Aguero sayang. Jangan lupa tentang keinginan ibu ya ?"

"Ya ibu." Dia segera berjalan keluar dari rumahnya. 

Sebaiknya kita mulai membuat segalanya berbeda sekarang , pikirnya. Mulai dari menjauhkan hubungan Bam dan Rachel terlebih dahulu.

Khun berjalan kearah area luar tower tempat gua Bam berada. Dia berniat agar dapat segera berteman dengan Bam sebelum Rachel datang ke hidup sahabatnya itu.

Sayangnya menemukan gua tempat Bam berada tidaklah mudah. Saat ini dia sudah berada di area luar tower tempat batu-batu besar berada dan tidak ada orang tapi tidak bisa melihat gua sama sekali.

Khun memilih menghentikan langkahnya, duduk dan memikirkan ke arah mana dia harus melangkah. Di tengah lamunannya,dia mendengar orang lain mengambil tempat di sampingnya.

Saat dia melihat siapa orangnya, hatinya mencelos.

Yatuhan. Dia tahu persis siapa orang disebelahnya. Ini seperti pertama kali saat orang disebelahnya menemuinya juga. Orang yang sangat tidak ingin dia temui di kehidupannya kali ini. Rachel.

"Hei, kamu mencari apa sampai kesini ?" Rachel kecil bertanya.

Sebelum Khun bisa menjawab, dia merasakan seseorang muncul dari belakang Rachel. Kumohon tidak, kumohon jangan orang itu pikirnya, tapi lihatlah, itu benar-benar dia. Pria yang menjadi sahabatnya selama 12 tahun ke depan.

Sialan, Bam sudah berteman dengan Rachel.

"Halo." Suara Bam lembut dan lemah. Dia dengan malu-malu menyapa Khun.

"Bam, jangan malu-malu seperti itu" Rachel meneriaki Bam. "Orang tidak akan ada yang mau berteman denganmu kalau seperti itu.

Teriakan Rachel membuat wahjah Bam murung. Melihatnya, Khun membalas cepat. "Tidak, menurutku sikap seperti itu manis". Jawabannya membuat senyum lebar terbit di wajah Bam.

Apa yang harus aku katakan lagi?

Dia melirik buku yang dipegang Bam. "Kamu suka membaca buku ?

Tolong, siapapun buat aku tutup mulut sekarang.

"Iya." Bam mengangguk kecil padanya sebelum tersenyum lebar padanya. "Aku suka karena Rachel juga suka ! kalau kamu?"

"Kurasa aku juga sama." Khun merasakan pernyataan Bam entah kenapa menohok hatinya. Bahkan untuk kehidupan keduanya kali ini, bagi Bam, Rachel tetaplah sahabatnya yang utama— 

Khun merasa dia harus segera pergi dari sini.

Khun dengan tergesa-gesa berjalan dari batu yang didudukinya, membuat kakinya tersandung dan kehilangan pijakan. Dia menutup matanya, bersiap jatuh ke tanah saat lengan kecil menangkap tubuhnya yang lebih kecil, memeluknya.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Suara Bam terdengar di atas kepalanya. 


TBC or not ?



To The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang