4. Apakah benar aku harus melakukan ini ?

1.5K 265 6
                                    


Ini sudah 3 hari sejak pertemuannya dengan Bam dan Rachel di luar tower. Khun belum mengunjungi Bam lagi. Dia berniat mengunjungi Bam setelah dia menemukan cara untuk menjauhkan Rachel dari Bam. Lagipula dirinya saat ini mempunyai urusan penting lainnya, terkait pemilihan putri Zahard. Dalam kehidupannya kali ini, dia berharap dapat menggagalkan Maria terpilih menjadi putri.

Saat ini dia sedang menuju ke tempat seleksi putri Zahard. Ibunya berjalan disampingnya dengan mengenakan pakaian kelas atas bersaman dengan kakaknya dan adik sepupunya. Rasa tidak suka terlihat di wajah mereka saat melihat dirinya menggunakan pakaian yang menurut mereka tidak pantas dipakai untuk keluarga 'Khun'. Khun benar-benar puas mengenakan sweater kebesarannya saat ini setelah melihat ekspresi mereka.

"Aguero, Reo kamu tahu apa yang aku harapkan darimu kan?" Suara ibunya terdengar jelas. Nadanya menusuk.

"Tentu saja, Ibu" kata kakaknya, Reo.

"Tentu saja, Ibu," gumam Khun lirih. "Aku ingat setiap harapan ibu."

"Aguero, kamu baik-baik saja?" Tanya adik sepupunya, Kiseia. "Kamu benar-benar diam beberapa hari terakhir ini. Menghabiskan seluruh waktumu di kamar, melamun saat makan ... Hari ini juga kamu tampak lemas. Apakah semuanya baik-baik saja-"

"Dia baik-baik saja, Kiseia," kata Kakaknya. "Paling hanya gugup, meskipun dia seharusnya tidak merasa gugup." Dia mengarahkan matanya ke arah Khun. "Bisakah kamu setidaknya mempertimbangkan berpakaian seperti yang seharusnya kamu lakukan paling tidak saat menemaniku ke tempat seleksi? Aku tidak ingin orang lain berpikir aku mempunyai adik aneh."

Bersamaan dengan mengenakan sewater besarnya dengan santai, Khun tidak mengikat rambut panjangnya ke belakang dan membiarkanya jatuh teruntai dibahunya.

"Tentu saja, Kakak."

Mereka mencapai perbatasan tower tempat seleksi diadakan. Disana terdapat penghalang shinsu untuk masuk. Khun mengabaikan penjelasan dari ibunya dan berlari melewati penghalang itu, tidak memperhatikan ekspresi kaget ibunya dan kakaknya maupun wajah kagum Kiseia.

Tempat seleksi baru diisi oleh sedikit orang. Sebagian besar tiba sepuluh menit sebelum seleksi diadakan, bukan dua puluh menit sebelumnya seperti keluarganya. Keluarga Khun selalu datang lebih awal untuk memastikan Kakaknya mendapatkan tempat ujian pilihannya. Itu juga memiliki keuntungan tambahan yaitu memberi ketengan untuk berdiskusi dahulu, sebelum ramai oleh orang lain.

Mereka berjalan menuju bagian belakang tempat seleksi, dimana aula tempat briefing berada. Ibunya dan Kiseia lalu melangkah pergi setelah melihat Khun dan Reo duduk. Ibunya berhenti sebelum melangkah terlalu jauh, berbalik untuk memberikan satu peringatan terakhir.

"Ingat harapan ibu, Aguero, Reo." Dia melihat ke arah mereka dengan tatapan tajam.

"Kami tidak akan, ibu." Kakanya menjawab cepat. Khun mengangguk disebelahnya.

"Selamat tinggal anak-anak tercinta ibu." Ibunya mencium kening mereka sebelum memberi mereka senyuman lembut. "Aguero harus membantu Reo nanti ya ?."

"Iya ibu." Khun memperhatikan ibunya melangkah pergi, bergabung dengan Kiseia.

Terlihat Kiseia melambaikan tangannya dari kejauhan, sebelum berjalan pergi keluar dari tempat seleksi.

"Kau bisa naik ke lantai 2, Aguero. Aku bisa sendiri" Saat kakanya berkata seperti itu, Khun mengangguk. Dirinya segera berjalan ke lantai 2. Lantai ruangan itu terbuka lebar ke lantai 1 sehingga dari lantai 2 dapat melihat seleksi ujian di lantai 1

Setelah bersandar di kursinya, Khun melirik ke langit-langit.

Apa yang harus dia lakukan sekarang?

Dia tahu banyak tentang ujian seleksi putri.

Jadi apa yang harus dia lakukan dahulu ?

Apakah dia harus mulai menyabotase Maria dari babak pertama ini?

Atau lebih baik baik dia memberitahu Maria saja daripada seperti itu ?

Tidak. Dia tidak tahu apa yang dilakukan Maria jika tahu

"Ah ..." Khun mengerang. Dia tidak ingin menyabotase Maria. Mungkin lebih baik dia-

"Kau tidak apa ?" Sebuar suara terdengar di dekat lehernya. Dia segera mengambil pisau dari saku jaketnya dan mengarahkannya ke suara itu.

Huft, ternyata Maria.

"Maria." Dia menurunkan pisuanya tapi masih memegangnya.

"Aku mencarimu kemana-mana. Apa yang sedang kamu lakukan sekarang? Kau melamun panjang Aguero" Maria bertanya.

Sial. aku benar-benar tidak ingin bertemu dengan Maria sekarang ... atau aku benar-benar tidak bisa melakukan misiku. "Aku butuh ruang untuk menjernihkan pikiranku."

Apa yang harus kukatakan? "Aku hanya deg-degan ujian apa yang akan kalian lalui nanti. Aku butuh waktu sendiri untuk berpikir. "Dia memastikan kecemasan tampak dalam suaranya.

Maria menatapnya menyelidik, tidak percaya perkataannya,"Oke, aku akan duduk di tempat lain. Jika Kau membutuhkanku, bilang saja." Nadanya khawatir saat berkata seperti itu.

"Tidak apa, pergi saja." Maria pergi dan Khun memasukkan pisaunya ke sakunya lagi. Entah kenapa, dia merasa lebih baik karena menggenggam pisaunya lagi. Rasa keakraban saat memegangnya tidak akan pernah berubah. Mengingatkannya akan pertarungan-pertarungan di masa depan.

Sementara tempat seleksi mulai terisi, Khun memainkan lighouse kecil di tangannya sampai terdengar pengumuman speaker keras dari arena dibawahnya.

"Halo semuanya, ujian babak pertama pemilihan putri Zahard akan dimulai ! Silahkan duduk ditempat masing-masing. Akan segera dilakukan briefing tentang ujian yang dilalukan !


TBC or not ?


To The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang