3. Malaikat Khun

1.6K 283 18
                                    


Khun tidak menjawab dan hanya terdiam di pelukan Bam. Hal itu membuat Bam bertanya kembali. "Kamu tidak apa-apa ?"

Mendongakkan kepalanya, Khun melakukan kontak mata dalam 'pertama' dengan Bam. Mata emas Bam tampak dipenuhi dengan kekhawatiran untuknya, membuatnya tersenyum dalam hati.

Bam masih sama baiknya dengan yang dia ingat.

"Aku tidak apa....hanya ..." Khun melihat ke mata polos Bam, mengingat saat dimana mata itu dipenuhi dengan kebencian dan kemarahan di masa mendatang, "....sedang banyak pikiran."

Bam mengangguk sebelum mengulurkan tangan padanya, membantunya berdiri.

Ah kejadian ini memalukan sekali, batin Khun.

"Terima kasih," kata Khun saat melihat Bam masih menatapnya. "Untuk menangkapku"

"Tidak apa-apa." Sesaat keheningan terjadi di antara mereka. "Aku Bam, ngomong-ngomong."

"Aku Khun."

"Aku Rachel," Rachel dengan cepat mengenalkan dirinya juga.

Khun menggangguk sebelum pamit pergi. Dia harus menyusun strategi terkait Rachel terlebih dahulu saat ini.

Dia hampir melangkah pergi dari situ ketika dia mendengar panggilan Bam.

"Khun, kalau kau mau pergi...apakah aku dan Rachel boleh ikut ?" Khun hampir meringis mendengarnya. Dia tidak ingin dekat-dekat Rachel...

Aku ingin segalanya berbeda, ini kesempatanku. Aku harus ... baik pada Rachel atau aku akan menghancurkan segalanya. Khun benar-benar tidak mau melakukannya, tapi apa boleh buat. Demi Bam.

"Kemana kamu akan pergi sekarang?" Bam bertanya padanya.

"Untuk bertemu saudariku, Maria". Khun langsung merutuki jawabannya. Rachel tidak boleh bertemu Maria apapun yang terjadi. Dia takut Rachel akan memberi pengaruh buruk untuk saudarinya. "Aku ada janji dengannya"

"Aku akan pergi dengan-"

"'Bam!" Khun tidak pernah begitu senang mendengar suara Rachel sebelum ini. Sayangnya perasaan hanya bertahan beberapa detik sebelum mendengar lanjutan perkataan Rachel.

"Dia tidak ingin kita ikuti Bam. Jelas terlihat. Dia tidak suka kita Bam"

Percayalah, perasaan tidak senangku hanya berlaku untukmu dan bukan Bam, Khun membentak Rachel di kepalanya.

Ekspresi wajah Bam terjatuh sedih saat mendengar perkataan Rachel sebelum bocah berambut coklat itu menggelengkan kepalanya sendiri. "Tapi...Khun tampak seperti malaikat. Bukankah semua malaikat baik ? Dia pasti baik, Rachel."

Khun dengan senyum kecil mendengarnya, meski keduanya tidak menyadarinya. "Aku bukanlah malaikat Bam!"

"Tapi kamu mirip malaikat!" Bam tertawa riang, tidak menyadari Rachel yang merengut tidak suka mendengarnya. "Kamu cantik!"

Khun tersenyum kecil lagi, membuat pipinya sakit. Khun masa kecil selalu menyeringai, tidak pernah tersenyum.

"Uh, senang bertemu dengan kalian," tidak juga, itu hanya untuk Bam. Pertemuannya dengan Rachel tetaplah tidak menyenangkan seperti sebelumnya, "tapi aku harus menemui Maria."

Senyuman Bam menghilang. "Oh baiklah."

"Maafkan aku." Kedua kalinya aku meminta maaf hari ini. Benar-benar tidak sepertiku....

Bam menggelengkan kepalanya. "Tidak apa. Khun akan pergi menemuiku lagi, kan?" Dia bertanya, harapan terlihat jelas dalam suaranya.

"Ya, tentu saja. Dah." Dia mendengar 'Dadah' lembut Bam sebelum dia pergi menjauh.

Ketika dia yakin mereka tidak bisa melihatnya lagi, dia berhenti. Hatinya merasa sakit.

Bahkan di kehidupannya kali ini Rachel tetaplah yang pertama untuk Bam ya ?


TBC or not ?

To The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang