9. Itu bukan salahmu, Aguero

1.2K 225 9
                                    


Satu hari setelah pertemuannya dengan Bam, Khun menemukan dirinya di kamar Maria dan berada di sampingnya yang sedang tidur sekarang.

Ya, dia mau berbicara dengan Maria setelah ini. Saran dari Bam.

Khun meringkuk di pelukannya sendiri, kedua kakinya diatas kursi. Dia menggunakan lengan kirinya sebagai bantalan untuk kepalanya.

Dia bingung harus bagaimana setelah ini.

Nafas Maria tenang, sepertinya mimpinya indah. Berbeda dengan Khun yang pusing apa yang harus dia lakukan setelah ini.

Hah. Kesalahan seperti ini selalu menjadi alasan klise mengapa teman memutuskan untuk menghindari satu sama lain dan tidak pernah berbicara lagi.

Jika dia setelah ini jujur dan menyebabkan hubungan mereka hancur berkeping-keping, maka dia akan sangat menyesal

Lalu kenapa dia disini ?

Dia menyalahkan kebiasannya dari dulu yang selalu mengikuti saran dari Bam.

Ah, kepalanya sakit sekali memikirkan hal-hal yang akan terjadi.

Maria menghela nafas dalam tidurnya dan itu membuat Khun terbangun dari lamunannya.

Apakah aku harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa ? Mungkin dengan begitu, persahabatan mereka tidak akan runtuh dan larut dalam angin seperti abu.

Dengan lembut, Khun mengarahkan pandangannya ke arah wajah Maria untuk melihat apakah dia sudah bangun atau belum. Khun terdiam sebentar setelahnya, tiba-tiba terpikir oleh pikirannya bahwa mereka tidak sedekat ini untuk waktu yang lama dan ini adalah pertama kalinya dia berada sedekat ini dengan Maria. Dia begitu dekat sehingga dia bisa melihat bintik-bintik lain yang hampir tak terlihat di pipi Maria. Wajah Maria sekarang masih polos seperti anak kecil, pikirnya, sambil membelai sehelai rambut dari wajah saudarinya itu.

Tidak seperti wajah Maria saat berperang melawannya.

Gerakan Khun membuat Maria terbangun dari tidurnya. Matanya terbuka sedikit dan bertemu dengan mata Khun, yang sekarang melebar karena khawatir.

"Aguero ...??!" Maria mengeluarkan jeritan terkejut dan berguling dari tempat tidur. Tubuhnya menghantam lantai tapi dia langsung berdiri begitu cepat. Gerakan berdiri yang tiba-tiba itu membuat gadis itu pusing. Meski demikian, pusingnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kegembiraannya. Seperti sudah lama sekali dia tidak bertemu Khun.

Khun sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Dia merasakan kepanikan mulai mucul, tapi menepisnya dan langsung mengucapkan salam. "Selamat pagi, Maria!"

"O-oh ... selamat pagi, Aguero ..." Dia bergumam dan perlahan duduk, menggosok matanya dengan tangannya, masih tampak sangat mengantuk.

Khun tersenyum melihatnya dan mencoba bersiakap biasa saja, "Bagaimana kabarmu ? 2 hari yang lalu adalah hari yang buruk tapi kita semua membuat kesalahan dalam hidup kita, kan? Aku yakin ini semua terjadi pada semua orang — err, " Dia berhenti, kebingungan lagi.

"Aguero." Maria berdiri dari tempat tidurnya dan berjalan menuju meja riasnya sambil menguap. Dia berjalan ke arahnya. Ketika dia mulai menyentuh rambutnya, kebingungan membanjiri pikiramnya, dan kemudian dia menyadari dengan cepat bahwa rambutnya yang terlihat seperti sarang. Dia pasti terlihat mengerikan , dan dengan pikiran itu, dia memerah karena malu.

"Kabarku baik, Aguero. Kenapa kau datang kesini hari ini?" Maria bertanya dengan santai sambil menyisir rambutnya sebelum meletakkan sisir di atas meja kecil di samping tempat tidurnya.

Khun bingung harus menjawab apa.

"Uh, aku, ..."

Khun tampak ragu-ragu tetapi Maria melihat mata birunya menjadi gelap dengan tekad setelahnya, membuatnya berpikir bahwa keraguan yang dia lihat sedetik yang lalu hanyalah imajinasinya. "Mengenai seleksi dua hari yang lalu-"

"Aguero," Tolong jangan bicarakan itu. "Bisakah kita ... bisakah kita tidak membicaran seleksi putri zahard?" Maria memohon, melihat ke mana saja kecuali ke arah Khun. Dia menggigit bibir bawahnya. Hatinya sakit. Tetapi karena dia tidak ingin menambah beban saudaranya dengan perasaannya, dia memutuskan untuk tidak terus terang.

Khun merasakan rasa sakit hatinya datang cepat saat melihat Maria. Perasaan bersalahnya kembali "Maaf, Maria—"

"Ah!" Maria dengan cepat menyela sebelum Khun bisa selesai mengatakan perkataannya. Gadis itu akhirnya mengerti saudaranya merasa bersalah karena tidak membantu saat seleksi. "K-kamu pasti berpikir ini kesalahanmu. Mana mungkin ! ini kesalahanku!"

Maria memaksakan tawa setelahnya. Sial, kenapa dia ingin menangis? Setelah menahan diri selama bertahun-tahun, dia tidak terpilih menjadi putri. Kenapa hidupnya berubah menjadi film menyedihkan?

Saat Maria melamun, Khun menarik tangannya dan menariknya mendekat, memeluknya.

"Maafkan aku, aku tidak membantumu saat seleksi. Maafkan aku karena membuatmu sedih ...." Khun berkata lirih.. Maria mendesah sedih.

"Sudah kubilang, aku tidak apa." Maria berkata, suaranya melembut. "Lagipula, kau tidak punya kewajiban untuk selalu membantuku, Aguero."

Maria mundur, dan ketika dia menatapnya, mata birunya terlihat menahan tangis walau senyum muncul di bibirnya

"Aku sudah bukan anak kecil yang harus selalu kau tolong."

Mata Khun melebar, begitu banyak pertanyaan terdaftar tetapi kata-katanya gagal keluar. Kebanggaan tercermin di matanya. Adiknya sudah besar.

"Kamu dari dulu selalu merasa bersalah jika gagal menolongku. Dan kamu selalu menanggungnya tidak pernah mengatakannya padaku " Maria berbisik, menyandarkan dahinya ke dahi Khun. "Kamu tidak perlu begitu Aguero, karena itu bukanlah salahmu"

Saat Khun memproses semua perkataannya, air mata mengumpul di sudut matanya dan mengalir ke pipinya sampai dia bisa merasakannya.

Maria mencium pelipisnya dengan lembut. "Itu bukan salahmu, Aguero." Dia berbisik. Kata-kata itu menjauh, diucapkan dengan sangat lembut, Khun hampir tidak mendengarnya.

"Ya, Maria."

===================

Extra :

Maria : "Oh iya, Aguero. Kamu punya pacar ?"

Khun : "hah ?"

Maria : "Habisnya kamu jadi sering pergi tidak tau kemana. Jadi siapa orangnya ?"

Khun : "Aku hanya punya sahabat baru, Maria. Bukan pacar -_-"


TBC or not ?

SELAMAT ULANG TAHUN KHUN AGUERO AGNIS 

Saya izin promosi cerita Bamkhun baru saya dibawah ini. Terima Kasih

 Terima Kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





To The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang