♨three♨

1K 62 3
                                    

"Ayo kita lihat lelaki bernama Doyong itu mati, Ara. " tegas Jaehyun. Ara hanya bisa menggeleng sambil menarik nafas.

Ia melakukan kesalahan!

"Jae jangan! Please Jae! Jangan! " Ara menarik narik tangan Jaehyun yang mulai masuk kepekarangan rumah Doyoung—teman Ara—Ara tak mengira Jaehyun akan benar benar semarah ini, tapi memanglah si iblis ini begitu kasar dan possesive.

Tangan Ara menggelantung bak kera ditangan kekar Jaehyun, namun itu tak membuat Jaehyun keberatan dan tetap melangkah tegap kedepan pintu rumah besar dihadapan nya itu.

Ara sudah berteriak teriak meminta Jaehyun agar kembali kemobil dan pergi bertemu dengan daddy nya namun tetap saja iblis itu melenggang.

Ara tak mau jika ada seseorang yang terluka hanya karena kesalahan nya yang benar benar sepele. Dan hal hal seperti inilah yang membuat Ara menjadi tak betah menjalin hubungan dengan Jaehyun.

"Jae kumohon jangan lakukan apapun! Jae please! Jae! " jeritan jeritan itu tak dihiraukan oleh Jaehyun, seolah membiarkan gadis cantik itu kehilangan suaranya.

"Jae! Cepat kembali kemobil! ATAU AKU AKAN PERGI DARIMU! " Ara benar benar kehilangan kendali saat ini. Wajah nya merah menahan amarah, tangan nya mengepal keras bak ratu iblis.

Ara menghentakan keras tangan nya yang sedang menarik narik tangan Jaehyun, kemudian berdiri dengan tegap.

Bohong jika Ara tak takut, sekarang saja Ara perlahan menunduk ketika menemukan wajah Jaehyun yang dipenuhi keringat juga urat urat kemarahan.

"Pulang hiks…pulang saja…kumohon hiks…" Ara lantas menangis keras. Kepalanya masih saja menatap sepatu yang dipakainya.

Jaehyun menarik nafas panjang, dadanya naik turun sisa amarah nya tadi. Sedikit pertahanan Jaehyun goyah, 20% keinginan nya membunuh Doyoung hilang saat melihat Ara yang tadi begitu marah dan sekarang menangis.

Tapi Jaehyun malah berkutat dengan pikiran gilanya. Jaehyun berfikir bahwa Ara menangis untuk melindungi Doyoung dari iblis semacam nya. Tapi bukan itu yang sebenarnya Ara inginkan. Ara hanya ingin Jaehyun tak kasar pada dirinya juga orang lain.

Apalagi Ara yang mungkin Jaehyun sayangi, tapi apa? Kasih sayang Jaehyun diekspresikan  prilaku yang berbeda dari pasangan pada umumnya, dan itu kian menjadi berlebihan.

Kini Ara masih menangis, dirinya sesegukan keras. Namun tak ada tanda tanda Jaehyun akan menenangkan Ara, sebelum

"Aku ingin pulang Jay…hiks hiks" Ara jongkok dibawah sana dan memeluk kedua kakinya, juga diseludupkan nya kepala itu kedalam kakinya.

Jaehyun kian tenang. Panggilan Jay yang ia tunggu tunggu dari Ara keluar juga, setelah 1 tahun yang lalu panggilan itu tak terdengar, sekarang dapat didengarnya kembali.

"Bangun" ketus Jaehyun.

"Bangun! " masih dengan sesegukan Ara bangun dan menerima tangan Jaehyun. Lantas Jaehyun membawa Ara kedalam pelukannya dan menarik gadis manis itu kemobil yang ada diujung jalan sana.

"Hiks hiks"

"Berhenti menangis Ara, jika tak ingin Doyoung mu itu mati ditangan ku" geram Jaehyun. Tangisan Ara kian menganggu nya, padahal keputusan nya untuk membunuh Doyoung sudah hilang dibenak nya.

"Hiks…buk-bukan Doyoung ku! Huee"

"Berhenti menangis gadis manis" tangan besar itu mengelus rambut Ara. Perlahan lengkungan dibibirnya terlihat, ya walaupun tipis. Tetap saja Jaehyun tersenyum setelah mendengar perkataan Ara.

"Kau menakutkan hiks tadi"

"Aku tau, dan itu bagus"

"Tidak! Itu jelek! Kau jadi jelek! "

"Begitukah? "

"Ya"

"Pulang? Ketaman? Membunuh Doyoung?"

"Gula gula"

"Baiklah" kekeh Jaehyun.

"Aku akan pulang sekarang, banyak pekerjaan yang harus aku urus belum lagi besok harus pergi kesekolah sialan itu! "

Setelah menghabiskan waktu dengan penuh makanan dan gula gula, Ara akhirnya mengajak Jaehyun pulang. Jaehyun fikir Ara akan menginap di cafe tadi, tapi untung nya gadis itu mengajak nya pulang setelah pelayan cafe memberitahunya bahwa cafe itu akan segera tutup. Jika tidak, mungkin Ara benar benar akan mengajaknya menginap disana.

"Yasudah pergilah"

"Pergilah? Tak ada ucapan selamat tinggal? "

"Kalau begitu selamat tinggal Jay"

"No! Itu tak cukup setelah membuat hari ku penuh dengan amarah"

"Lalu? "

"Ciuman dipipi cukup kurasa"

Cup

"Sudah? Aku masuk, benar benar mengantuk"

"Tidurlah sana. Jangan biarkan Doyoung mu itu menghubungi mu dan block nomornya! " teriak Jaehyun pada Ara yang sudah sedikit menjauh.

Ara mengacungkan jempol nya dan masuk kedalam rumah.

'Tak akan semudah itu gadis manis'

'Tak akan semudah itu gadis manis'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caw vote comment

Demon ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang