♨eleven♨

79 7 0
                                    

Vote yaaa jn lupaaa

"Papa terimakasih sudah mengadopsiku, jika tidak mungkin aku akan mati diluar sana" ucap pria yang kini sedang termenung dibalkon, menatap pilu kearah gedung gedung pencakar langit.

Tokk tokk

"Masuk" jawab nya tanpa menoleh kearah pintu. Itu adalah salah satu anak buah yang dianggap sebagai tangan kanan olehnya.

Anak buah nya terlihat sangat pilu setelah melihat sesuatu diatas kasur, banyak bercak merah disana. Darah…

Bos nya sering kali seperti ini, sebenernya ia baik, tetapi tidak terlalu memikirkan dirinya sendiri. Melukai dirinya adalah hal yang paling ia sukai. Aneh sekali, tapi itu membuat nya sedikit tenang.

"Ada apa? " tanya pria yang sedang berdiri termenung di balkon.

"Apa yang harus dilakukan esok bos? " ketua B.sky tersebut lantas berbalik dengan tangan dan badan penuh luka sayatan, hasil karya dirinya sendiri.

"Tak perlu banyak bicara jika Remos bertanya, hindari, biarkan mereka mengetahui apa yang ingin mereka ketahui. Biarkan mereka mencari informasinya sendiri. Katakan padaku jika ada yang terluka, setelah itu kita akan merubah rencana" dia terlihat begitu serius ketika mengatakan hal tersebut, sang anak buah hanya mengganguk tanda mengerti.

"Ohh iya Kun, bagaimana dengan Mark? " tanya lelaki ganas itu.

"Dia masih belum kembali bos, sangat sulit untuk menemukan nya."

"Gali lebih dalam tentang nya. Dan kabarkan pada yang lain, kosongkan pulau pinggir pantai malam ini juga karena aku yakin Remos akan segera kesana" ucap nya dengan serius. Wajah nya tersirat dendam yang membara, sungguh menakutkan, Kun sampai tak berani menatap wajah nya.

"Ba-baik bos " jawab Kun dengan tergagap.

"Kau boleh pergi sekarang" Kun sedikit membungkukkan badan nya dan berbalik kearah pintu.

'Apa harus kubunuh mereka atau hanya membuat mereka tersiksa. Bukan aku yang jahat, tapi mereka yang sedang menerima karma dari Tuhan. Aku akan menyusul kemudian hari' lirih nya sembari menjatuhkan badan nya diatas kasur yang penuh dengan noda merah.


Sudah tidak aneh lagi jika Jaehyun telat masuk kelas. Johnny sudah menunggu nya, tetapi kantin lebih menarik menurutnya.

Jaehyun berjalan pelan kearah kelas yang berada dilantai 3. Mata nya tak berhenti menyorot kesemua penjuru lorong sekolah, berharap ada sesuatu yang berguna tentang informasi B.Sky. Karena Jaehyun sudah yakin, bahwa ketua B.Sky satu sekolah dengan nya.

Setelah sudah dekat dengan kelas nya, matanya memincing melihat seseorang yang asing dan sulit sekali dicari informasinya. Ya Taeyong.

"B.Sky? Hahah" Jaehyun membuat sapaan dengan kesan mengejek pada Taeyong, lalu dirinya masuk ke kelas meninggalkan Taeyong yang kini menatap nya tajam. Jaeyun hanya terkekeh meremehkan nya.

Tentu saja didalam kelas sudah ada guru, Jaehyun masuk tak tahu malu begitu juga dengan Taeyong.

'Apa apaan ini ada 2 iblis dikelas ini' batin sang guru.

Setelah kelas selesai, Jaehyun memberikan pesan pada anggota Remos.

'Malam ini kita pergi ke markas sampah B.Sky.' seperti itulah isi pesan lelaki itu.

Dirinya tak tahu apakah Ara akan merajuk atau tidak, karena kemarin hari pun waktu mereka berdua kurang. Tapi mau bagaimana lagi, jika tidak diselesaikan Remos akan terus diganggu dan lagi Yang Yang salah satu anggotanya terluka parah. Tak bisa dimaafkan.

"John kita langsung ke markas, aku ingin melihat perkembangan Yang Yang" Johnny hanya menggangguk dan bergegas pergi keluar kelas.

Ternyata diluar sana ada Taeyong yang tengah menyandarkan punggungnya ke tembok pinggir pintu kelas mereka. Dan tepat pada saat itu ada Ara yang berniat mendatangi Jaehyun untuk pulang bersama, tapi apalah daya Ara yang sedari kemarin kemarin teruz menanyakan Taeyong pada kakaknya Taeil, lantas mendatangi Taeyong sebentar.

Johnny yang melihat itu langsung memberikan kode pada lelaki tampan yang masih terduduk dibangku kelas agar segera keluar dan melihat situasi disana.

"Taeyong hi" sapa Ara ragu. Dirinya tersenyum kecil sembari melihat Taeyong, tapi ekspresi pria itu masih sama seperti pertama kali mereka bertemu di rooftop, diam tatapan mata kosong.

"Ara. " suara menekan dari kekasih nya terdengar jelas. Ara lantas sedikit menjauh dari Taeyong dengan sedikit gugup. Dirinya lupa jika Jaehyun sekelas dengan Taeyong.

'Matii aku' batin Ara meringis

"Jae…" panggil Ara ragu. Jaehyun lantas menatap tajam kearah Taeyong, dan kembali menatap Ara

"Kau mengenalnya? " sembari mengangkat dagu Ara agar melihat matanya. Ara mengangguk ragu, sembari mengerutkan dahi nya pertanda takut dan gelisah.

"Di-dia teman ku, dul-lu…" Ara tergagap, dirinya tak bisa berbohong. Tapi jika dirinya jujur, Taeyong dan dia akan mati detik ini juga.

"Hanya teman? " timbal Taeyong secara tiba tiba. Ara lantas berbalik kearah Taeyong sembari melebarkan matanya dan sedikit menggelengkan kepalanya.

'Jangan beritahu dia Tae. Please ' ucap Ara dalam hati.

"Kita mantan kekasih Ara, kau cinta pertamaku begitu juga aku…cinta pertama mu" Taeyong menyeringai kearah Jaehyun.

Jaehyun si iblis tak bisa menyembunyikan rasa marah nya, matanya memerah. Johnny sudah bisa menebak apa yang akan terjadi beberapa menit kemudian.

"Aku membencimu pria sialan! Mengganggu kekasih ku dan menyakiti anggota ku! Sialan!! "  teriak Jaehyun pada Taeyong. Jaehyun mengepalkan tangan nya dan

Bughhh














































"ARA?! " Johnny terkejut ketika melihat Ara meninju pipi mulus Taeyong secara tiba tiba.



JJan lupa vote yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JJan lupa vote yaa

Follow jugaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Demon ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang