Chapter 7

10.1K 645 16
                                    

Hyora POV

CKLEK

Aku melihat seseorang membuka pintu, kris oppa. Ya dia baru pulang sekolah, aku hanya menatapnya geram, aku masih sangat kesal kenapa bisa-bisanya dia mengunciku disini agar tidak bisa kemana-mana. Dia hanya berjalan tanpa menoleh padaku yang sedari tadi menatapnya. Cih.. dia menyebalkan sekali.

“YAAAA!! Kenapa oppa mengunciku! Aku jadi tidak bisa pergi kesekolah!” dia hanya terdiam tanpa menjawab bahkan dia juga tidak menoleh padaku.

“YAAA!! Kenapa tidak menjawabku eoh?”

“bagaimana pipimu? Masih bengkak?”

“m-mwo?”

“sepertinya sudah tidak bengkak lagi” tiba-tiba dia memegang pipiku, membalikan wajahku ke arah kanan untuk memastikan bahwa pipiku tidak bengkak lagi

“YAA!”

“aku membeli sesuatu, makanlah” dia berjalan dan memasuki kamarnya. Cih.. kenapa namja satu ini, aneh sekali. Dia bisa menjadi sangat kasar, lalu tiba-tiba menjadi sangat lembut bahkan bisa juga menjadi sangat aneh seperti ini. Aku mengambil kantung plastik yang tadi dibawa oleh kris oppa, dan membawanya ke dapur dan menyiapkannya untuk makan malam.

Sudah pukul 7 malam, tapi aku tidak melihat kris oppa keluar dari kamarnya semenjak pulang dari sekolah tadi. aku memilih untuk makan duluan karena perutku sudah sangat lapar. Setelah selesai makan, aku melirik ke arah pintu kamar kris oppa, dia masih belum keluar juga. Apa dia benar-benar tertidur? Aku berjalan menuju kamarnya, berniat untuk menyuruhnya makan.

TOK..TOK..TOK..

“oppa? Kau tidur?” tidak ada jawaban dari namja dibalik pintu kamarnya ini

“oppa? Kau harus makan malam” masih tidak ada jawaban juga

“oppa.. aku masuk ne?”

 aku membuka pintu kamarnya, aku melihat dia sedang tidur pulas di tempat tidurnya. Benar dugaanku jika kris oppa sedang tertidur. Tadinya aku tidak berniat membangunkannya, tapi ini sudah malam dan dia belum makan.

“oppa.. banguun”

“oppa! Ayo makan malam.. oppa!”

Beberapa kali aku membangunkannya tapi dia tetap tidak bangun juga. Cih.. namja ini bukan hanya menyebalkan tapi dia juga seperti orang mati saat tertidur, susah sekali dibangunkannya. Aku terus mengguncangkan badannya, menyuruhnya untuk bangun, tapi tidak ada reaksi sedikitpun. Chakkaman.. kenapa wajahnya sangat pucat? Aku belum pernah melihat wajahnya seperti ini. Apa dia sakit? Aku memegang keningnya memastikan suhu tubuhnya, tapi tidak panas, namun sangat dingin. Aneh sekali kenapa badannya sangat dingin. OMO! Apa dia mati?

“oppa! Kau masih hidup?! Oppa bangun!”

Bagaimana ini, apa dia benar mati? Kenapa tiba-tiba seperti ini. Eottokeh.. aku menarik tangannya, aku melihat ada bercak merah di tangannya, entahlah itu apa, tapi ini banyak sekali, tapi bercak ini hanya ada di tangan kanannya. Seperti darah, tapi ini bukan darah, tidak bisa hilang. Bercak ini berada di sekitar gambar atau mungkin tatto yang berada di tangannya. Aneh sekali, apa ini. Apa mahluk sepertimu jika sakit akan seperti ini?

Aku bingung harus melakukan apa, karena jika orang yang dihadapanku manusia dan dia sakit aku akan tahu harus melakukan apa. Tapi karena mahluk yang ada dihadapanku ini berbeda, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku mencari disekitar kamarnya untuk mencari ponsel miliknya. Aku harus menghubungi seseorang, mungkin lay oppa bisa membantu. Aku membuka tas sekolahnya dan aku menemukan ponselnya. Aku mencari kontak lay oppa dan menekan tombol hijau untuk menghubunginya.

When The Wolf Beside You (EXO OT-12)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang