3.) Job

24 2 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote yaaaa..

Flashback on

Yoo Sun Hee POV

Aku segera turun setelah bus yang ku naiki sampai di halte tujuanku. Lalu aku melanjutkan perjalanan menuju ke rumah dengan berjalan kaki.

Saat aku sampai di depan rumahku sayup-sayup aku mendengar suara

Pyaaarr!!

'Sudah kubilang berikan uang itu padaku!!'.

'Tapi itu untuk biaya sekolah Sun Hee'.

'Ah aku tidak peduli!!!'.

Selalu saja seperti ini. Bukannya sebuah sapaan atau pelukan hangat melainkan sebuah pertengkaran lah yang selalu menyambut kepulangan ku.

Mendengar pertengkaran itu aku pun segera masuk ke dalam rumah dan mendapati ibuku yang sudah tergeletak di lantai.

"Eoma!". Aku pun segera berlari kearahnya dan membantunya berdiri.

"Apa yang appa lakukan?!". Aku benar-benar sudah muak dengan sikapnya yang selalu kasar pada eoma.

"Masa bodoh dengan apa yang ku lakukan". Bau alkohol yang menyengat seketika tercium jelas dari dirinya.

"Itu tidak akan terjadi bila dia memberikan ini sejak awal!". Dia mengibaskan uang itu di wajahku dan kemudian melangkah pergi, namun sebelum itu aku menahannya dengan cepat.

"Kembalikan uangnya!! Dengan kerja keras eoma mengumpulkan uang itu dan sekarang appa ingin mengambilnya begitu saja?!". Aku meninggikan nada suaraku lagi. Aku tidak peduli kalau dia adalah ayahku, dia tetap melakukan hal yang salah.

"Akan ku gunakan uang ini untuk menghasilkan yang lebih banyak!!".

"Dengan berjudi? Yang appa hasilkan hanya uang haram!!". Tepat setelah itu dia langsung mendorongku dengan keras ke lantai.

"Berani kau berbicara seperti itu pada ayahmu huh?!!". Dia mencekram erat wajahku. Melihat hal itu eoma tidak tinggal diam.

"Cukup aku saja yang kau sakiti, tapi jangan menyakiti anak kita hiiikss". Appa kembali mendorong eoma hingga ia terjatuh.

"Itu akibatnya jika dia berani melawanku!". Setelah berkata begitu dia pergi meninggalkan kami.

Aku tetap membantu eoma berdiri mesti keadaanku tak jauh berbeda darinya. Aku membawanya ke kamar.

"Apa eoma baik-baik saja?". Bodoh. Padahal aku sudah tau bahwa eoma tidak baik-baik saja.

"Eoma gwenchana, justru eoma lebih mengkhawatirkan mu. Wajah putri eoma jadi terluka karena perbuatan appanya". Eoma berkata sambil mengusap lembut kedua pipiku.

"Sekarang biaya sekolahmu harus menunggak lagi. Jika saja eoma bisa menjaga uang itu dengan baik". Raut wajah eoma berubah menjadi sendu.

"Gwenchana eoma aku akan mencari pekerjaan paruh waktu". Aku pun mengusap air mata yang sempat menetes di pipi eoma sambil tersenyum.

"Kau memang putri eoma yang cerdas. Eoma harap kelak kau bisa menemukan seseorang yang baik, yang bisa menerima mu apa adanya, dan mencintaimu sepenuh hati sehingga kau akan bahagia.". Eoma meneteskan air matanya lagi.

"Tidak seperti eoma yang tidak cerdas. Sehingga kau harus mendapatkan ayah sepertinya hikkss maafkan eoma ya nak. Seharusnya eoma lebih cerdas sejak awal". Kini air mata turun semakin deras membasahi kedua pipi tirusnya.

Stay By My Side; F e l i xTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang