Kami kembali membungkus wajah dengan syal dan meninggalkan toko permen itu. Angin dingin menerpa wajah kami seperti pisau tajam setelah kehangatan manis dalam Honeydukes jalan tidak terlalu ramai, tak ada yang berhenti untuk mengobrol, semua bergegas ke tempat tujuan mereka.Kecuali dua laki-laki tak jauh di depan mereka, yang berdiri
persis di depan Three Broomsticks. Yang satu sangat kurus dan jangkung, menyipitkan mata di balik kacamatanya yang basah terkena air hujan. Aku mengenalinya sebagai pelayan bar yang bekerja di rumah minum lain di Hogsmeade, Hog's Head. Sementara aku, Harry, Ron, dan Hermione mendekat, si pelayan bar merapatkan mantelnya di sekeliling lehernya dan pergi, meninggalkan laki-laki yang lebih pendek repot dengan bawaannya. Kira-kira seperempat meter darinya, aku menyadari siapa laki-laki itu."Mundungus!" Laki-laki pendek, berkaki-bengkok dengan rambut panjang berantakan berwarna jingga terlonjak kaget dan koper antik di tangannya terjatuh. Koper itu terbuka, menampakkan isinya yang seperti seluruh etalase toko barang loakan.
"Oh, 'alo, 'Arry," Kata Mundungus, dengan keramahan yang sangat dibuat-buat. "Nah, jangan biarkan aku menahan kalian." Dan dia mulai mengambil dan memasukkan kembali barang-barangnya ke koper dengan serabutan, seperti orang yang ingin buru-buru pergi.
"Kau menjual barang-barang ini?" Tanya Harry, memandang Mundungus menyambar berbagai barang kumuh dari tanah.
"Oh, yah, kan harus cari nafkah," Kata Mundungus. "Berikan itu padaku!"
Aku telah membungkuk dan mengambil sesuatu dari perak. "Tunggu," Kataku perlahan. "Ini kelihatannya tidak asing."
"Terima kasih!" Kata Mundungus, menjambret piala itu dari tanganku dan menjejalkannya kembali ke dalam kopernya. "Nah, sampai ketemu lagi--OUCH!"
Harry menekan Mundungus ke dinding pada lehernya. Sembari menahannya kuat-kuat dengan satu tangan, dia mencabut tongkat sihirnya.
"Harry!" Jerit Hermione.
"Kau mengambilnya dari rumah Sirius," Kata Harry, yang nyaris beradu hidung dengan Mundungus "Ada lambang keluarga Black pada piala itu."
"Aku-tidak-apa?" Sengal Mundungus gugup, Wajahnya perlahan berubah ungu.
"Apa yang kau lakukan, kembali ke sana pada malam dia meninggal dan merampoknya?" Bentak Harry.
"Aku-tidak--"
"Berikan padaku!"
"Harry, jangan!" Teriak Hermione, ketika Mundungus mulai membiru.
Terdengar bunyi ledakan, tangan Harry terlempar dari leher Mundungus. Tersengal dan gemetar, Mundungus menyambar kopernya yang terjatuh, kemudian--DUAR--dia ber-Disapparate.
Harry mengumpat sekeras suaranya, berputar ditempatnya untuk melihat ke mana Mundungus pergi. "KEMBALI, KAU
PENCURI!""Tak ada gunanya, Harry." Tonks muncul entah dari mana, rambut kelabunya basah kena hujan es dan salju. "Mundungus barangkali sudah di London sekarang. Percuma saja kau berteriak."
"Dia mencuri barang-barang Sirius! Mencurinya!"
"Ya, tapi tetap saja," Kata Tonks, yang tampaknya sama sekali tak terpengaruh oleh informasi ini, "Kau harus menyingkir dari hujan salju ini."
Tonks mengawasi kami masuk melalui pintu Three Broomsticks. Begitu sudah di dalam, Harry berteriak, "Dia mencuri barang-barang Sirius!"
"Aku tahu, Harry, tapi tolong jangan teriak-teriak, orang-orang semua melihat kemari," Aku membisik, menggenggam tangan Harry.
"Duduklah, kuambilkan minuman." Harry masih berang ketika Hermione kembali ke meja kami beberapa menit kemudian, membawa empat botol Butterbeer.
"Apa Orde tidak bisa mengontrol Mundungus?" Tuntuk Harry dengan bisikan marah. "Tak bisakah mereka paling tidak menghentikannya mencuri segala sesuatu yang tidak terpasang kalau dia sedang di Markas?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra Aldrich [✓]
Fanfiction[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Harry Potter, Ronald Weasley dan Hermione Granger. Tawanan Azkaban: ✓ Piala Api: ✓ Orde Phoenix: ✓ Pangeran Berdarah Campuran: ✓