Pangeran Berdarah Campuran; 7

895 158 29
                                    

Aku saling pandang selama hampir semenit penuh dengan Harry, sebelum Harry berkata sambil memandang Ron. "Ini gurauan, kan? Kau cuma bercanda."

"Kurasa ... kurasa aku mencintainya," Kata Ron dengan suara tersendat.

"Oke," Kata Harry, berjalan mendekati Ron sehingga bisa melihat lebih jelas matanya yang kosong dan wajahnya yang pucat. "Oke ... katakan sekali lagi dengan serius."

"Aku mencintainya," Ulang Ron mendesah. "Kau sudah melihat rambutnya, hitam dan berkilau dan selembut sutra ... dan matanya? Matanya yang besar hitam? Dan--"

"Iya deh, memang lucu," Kata Harry tak sabar, "Tapi lelucon sudah selesai, oke? Tak perlu diteruskan."

Harry berbalik untuk mendekat padaku, dia baru berjalan dua langkah menujuku ketika pukulan keras Ron menghantam telinga kanannya.

"Ron!"

Tinju Ron sudah ditarik kembali, wajahnya tegang diliputi kemarahan, Ron siap memukul lagi. Harry bereaksi secara naluriah, tongkat sihirnya sudah dicabut dari sakunya dan meneriakkan Levicorpus. Ron berteriak ketika tumitnya sekali lagi ditarik ke atas dengan paksa; dia terjungkir menggantung tak berdaya, kepala di bawah, jubahnya terjuntai di sekelilingnya.

"Kenapa kau memukulku?" Harry berteriak

"Kau menghinanya, Harry! Kau bilang itu cuma lelucon!" Ron balas berteriak, wajahnya perlahan berubah menjadi ungu ketika semua darah mengalir ke kepalanya.

"Ini gila!" Kata Harry, memandangku. "Dia kerasukan apa ... dari mana kau dapatkan Cokelat Kuali itu?"

"Hadiah ulang tahun!" Teriak Ron, berputar perlahan di udara ketika dia meronta ingin membebaskan diri. "Kan tadi kau kutawari?"

"Kau mengambilnya dari lantai, kan?"

"Cokelat itu terjatuh dari tempat tidurku, oke? Lepaskan aku!"

"Cokelat itu tidak terjatuh dari tempat tidurmu, bodoh, tak mengertikah kau Cokelat itu punyaku, kulemparkan dari koper ketika aku mencari peta. Itu Cokelat Kuali yang diberikan Romilda kepadaku sebelum Natal dan semuanya sudah diberi ramuan cinta!" Namun rupanya hanya satu kata yang ditangkap Ron.

"Romilda?" Ron mengulang. "Kau bilang Romilda? Harry, kau kenal dia? Kenalin aku dong!"

Aku menatap Ron yang tergantung terbalik, yang wajahnya sekarang tampak sangat berharap. "Yeah, akan kukenalkan kau," Kata Harry. "Aku akan menurunkanmu sekarang, oke?"

Dia melepas Ron terjun keras ke lantai, namun Ron cuma melompat bangun lagi, nyengir.

"Dia akan ada di kantor Slughorn," Kata Harry berjalan mendekatiku.

"Kenapa dia di sana?" Tanya Ron cemas, bergegas menyusul.

"Oh, dia ada pelajaran tambahan dengan Profesor Slughorn." Kataku, membantu kebohongan Harry.

"Barangkali aku bisa tanya kalau-kalau boleh ikut pelajaran tambahan bersamanya?" Tanya Ron bersemangat.

"Ide hebat," Kataku dan Harry bersamaan.

Lavender sudah menunggu di sebelah lubang lukisan, komplikasi yang tidak diperhitungkan olehku.

"Kau telat, Won-Won!" Dia memberengut. "Aku punya hadiah ulang--"

"Jangan ganggu aku," Kata Ron tak sabar. "Harry akan memperkenalkanku pada Romilda Vane."

Dan tanpa sepatah kata pun lagi kepada Lavender, Ron langsung keluar lewat lubang lukisan. Aku berusaha menampilkan wajah minta maaf kepada Lavender, namun rupanya wajahku malah cuma tampak geli, karena Lavender kelihatan semakin tersinggung ketika si Nyonya Gemuk berayun menutup di belakang kami.

Cassandra Aldrich [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang