"Apa?" Kata kami berempat, berpura-pura penasaran, Hagrid menjawab dengan keras, "Beaky! Dia lolos! Dia bebas! Aku rayakan semalam suntuk!"
"Bagus sekali!" Kata Hermione, melempar pandangan menegur ke arah Ron, karena kelihatannya Ron mau tertawa.
"Yeah, pasti aku ikat dia tidak betul." Kata Hagrid, memandang padang rumput dengan gembira,
"Tapi aku cemas pagi ini-siapa tahu dia bertemu Profesor Lupin di jalan, tapi Profesor Lupin bilang dia tidak makan apa-apa semalam--"
"Apa?" Tanya Harry buru-buru.
"Astaga, kalian belum dengar?" Tanya Hagrid, senyumnya memudar sedikit, dia merendahkan suaranya, meskipun tak tampak ada orang, "Profesor Lupin itu manusia serigala, tahu, dan dia berkeliaran semalam, dia sedang berkemas sekarang, tentu saja."
"Dia berkemas?" Tanyaku kaget, "Kenapa?"
"Mau pergi, 'kan?" Kata Hagrid, heran kenapa aku bertanya, "Undurkan diri pagi-pagi tadi, bilang dia tidak mau ambil risiko kejadian seperti semalam terjadi lagi."
Harry buru-buru berdiri, dia menatap padaku, pada Hermione dan juga Ron, "Aku akan menemuinya."
"Tapi kalau dia sudah mengundurkan diri--" Aku menghela nafas, "Rasanya tak ada yang bisa kita lakukan--"
"Aku tak peduli, aku tetap ingin menemuinya, nanti aku kembali ke sini." Dan dengan itu, Harry berlari menuju kastil sampai punggungnya tak terlihat lagi.
Tak seorang pun di Hogwarts tahu apa yang sebenarnya terjadi pada malam Black, Buckbeak, dan Pettigrew menghilang, kecuali aku Harry, Ron, Hermione, dan Profesor Dumbledore. Menjelang akhir semester, aku mendengar berbagai teori berbeda tentang apa yang terjadi, tapi tak satu pun yang mendekati yang sebenarnya. Malfoy berang sekali Buckbeak kabur, dia yakin Hagrid telah menemukan cara untuk menyelundupkan Buckbeak agar selamat, dan sangat marah bahwa dia dan ayahnya telah diperdaya oleh seorang pengawas binatang liar.
Sementara itu, banyak yang ingin dikatakan Percy tentang lolosnya Black, "Kalau aku berhasil masuk ke Kementerian, aku akan mengajukan banyak usul tentang Pelaksanaan Undang-undang Sihir!" Katanya kepada satu-satunya orang yang mau mendengarkannya, pacarnya, Clearwater.
Meskipun cuaca cerah, meskipun suasana gembira, meskipun Harry tahu bahwa kami telah berhasil melakukan sesuatu yang nyaris tak mungkin dengan membantu membebaskan Black, belum pernah aku lihat Harry menyongsong akhir tahun ajaran selesu ini. Kami jelas bukan satu-satunya yang menyesali kepergian Profesor Lupin, seluruh murid Pertahanan terhadap Ilmu Hitam, yang sekelas denganku sedih Profesor Lupin mengundurkan diri.
"Kira-kira tahun depan kita dapat guru macam apa, ya?" Kata Seamus muram.
"Mungkin Vampir." Dean mengusulkan penuh harap.
Hasil ujian diumumkan pada hari terakhir semester, aku, Harry, Ron, dan Hermione lulus semua mata pelajaran, Harry berkata jika dia heran berhasil lulus Ramuan. Dia punya kecurigaan besar Profesor Dumbledore telah turun tangan untuk mencegah Profesor Snape tidak meluluskannya dengan sengaja. Percy berhasil mendapatkan angka top untuk NEWT-nya, Fred dan George masing-masing berhasil mendapatkan beberapa angka OWL. Asrama Gryffindor sementara itu, berkat penampilan spektakuler di ajang Piala Quidditch dan telah memenangkan Piala Asrama untuk ketiga kalinya selama tiga tahun berturut-turut, itu berarti bahwa pesta akhir-tahun-ajaran diselenggarakan di tengah dekorasi berwarna merah dan emas, dan bahwa meja Gryffindor adalah meja yang paling ramai, karena semua anak bersuka ria merayakannya.
"Aku menemui Profesor McGonagall pagi ini, sebelum sarapan, aku sudah memutuskan untuk melepas Telaah Muggle." Aku melihat kearah Hermione dan fokus lagi pada ayam panggangku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra Aldrich [✓]
Fanfiction[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Harry Potter, Ronald Weasley dan Hermione Granger. Tawanan Azkaban: ✓ Piala Api: ✓ Orde Phoenix: ✓ Pangeran Berdarah Campuran: ✓