Hari ini adalah hari pertama aku sekolah. Sekolah baru, kelas baru, teman baru, guru baru lingkungan baru, seragam baru, semuanya serba baru.
"Hari ini anak ayah sudah masuk SMA, sudah besar kamu, Ra," ucap ayah saat kami sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan.
Aku senyum denger ucapan ayah. "Hehe, iyaa."
"Udah besar harusnya berubah, sikapnya lebih dewasa, rajin bantu ibu, gak males-malesan lagi," lanjut ibu yang bermaksud nyindir aku.
"Hhh, iya bu, iyaaaa," sahutku.
"Iya-iya, tapi ntar ga dikerjain," balas ibu.
"Ih, kok ibu bilang gitu sih? Selama ini aku sering kok bantuin ibu."
"Iya, tapi kamu masih harus disuruh dulu, ga ada inisiatif sendiri."
Ayah hanya diam menyaksikan perdebatan antara aku dan ibu sambil terus memakan sarapannya.
"Sudah lah, bu, Ra, kalian pagi-pagi sudah debat. Hari ini hari pertama Aurora masuk SMA, jangan buat dia badmood," kata ayah akhrinya menengahi perdebatan ini. Mungkin ayah udah bosan denger perdebatan terus.
"Ya, karena ibu, sih," kataku dengan suara yang agak memelan.
"Ibu tuh hanya negur kamu agar kamu jadi anak yang lebih baik lagi," ujar ibu yang denger kata-kataku.
"Iya bu, aku tauuuu."
"Aurora, ayo kita berangkat," ucap ayah akhirnya. Ayah ga mau perdebatan ini akan terus berlanjut sampai siang.
Aku langsung bangkit dari kursi dan ngambil tas terus pakai sepatu.
"Ibu, Aurora pamit, ya," ucapku dengan nada yang lembut sambil mencium punggung tangan ibu.
"Iya, sayang. Hati-hati ya, belajar yang benar," ibu memberi nasihat kepadaku sambil mengelus rambutku.
"Iya bu, Aurora pamit ya."
"Iya, nak."
"Udah baikan sama ibu, Ra?" tanya ayah waktu kita berdua udah masuk ke dalam mobil.
"Ga tau," jawabku.
Hari ini mood ku sering berubah. Labil. Biasanya emang gitu sih, tapi ga pernah separah ini. Tadi pagi mood ku ancur gara-gara debat sama ibu. Terus waktu salaman sama ibu mood ku membaik. Lah waktu ayah nanya tadi mood aku ancur.
Hari pertama aku masuk ke SMA. Hari ini aku akan satu sekolah lagi dengan Naya. Dan aku juga akan satu sekolah dengan Bagas. Hft, bahas Bagas bikin aku tambah badmood. Tapi ya emang kenyataannya gitu, aku akan satu sekolah lagi sama dia.
"Sudah sampai," kata ayah yang menyadarkanku.
Kami sudah sampai di SMAku. Sekolah dihiasi dengan siswa-siswi yang memakai seragam berwarna putih dan abu-abu, sama seperti seragamku.
Setelah berpamitan ke ayah, aku turun dari mobil dan berjalan memasuki ke area sekolah. Mataku memandangi setiap sudut-sudut sekolah. Ini adalah suasana yang baru bagiku, juga siswa-siswi baru lainnya.
"Auroraaaaaaa!!!" suara yang sangat familiar di telingaku terdengar sangat keras. Dia Naya dan dia sedang berteriak memanggilku.
Naya terlihat cantik mengenakan seragam SMA dengan rambut panjang yang diikat. Naya memang cantik. Banyak cowok yang naksir sama dia. Walaupun banyak yang naksir, tapi tetep aja dia ga pernah pacaran.
"Nayaaaaa!!" aku berjalan menghampirinya. Aku ga mau lari untuk nyamperin Naya di hari pertama sekolah, mau jaga image. Aku teriak-teriak tadi aja udah ditatap aneh dari orang-orang. Ada juga yang natap sinis, mungkin kakak kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu - Ateez
FanfictionPunya delapan sepupu cowok semua?! Ganteng-ganteng pula, siapa sih yang gak seneng? Kehidupan Aurora yang biasa-biasa aja dihiasi oleh delapan kakak sepupunya yang tampan nan rupawan. Serta teman-temannya yang membuat hidup Aurora yang biasa-biasa...