31. Temen Bang Wooyoung

95 13 0
                                    

"Abang mau kemana?" tanyaku ke Bang Wooyoung yang udah siap mau pergi. Udah lengkap dengan masker, topi dan kacamata hitamnya.

"Mau bertemu teman, kenapa?" Bang Wooyoung balik nanya.

"Ikutttt!!"

"Cepat siap-siap," suruh Bang Wooyoung.

Aku ngangguk terus langsung lari ke kamar. Gak lama aku keluar dari kamar. Bang Wooyoung liatin aku dari atas sampe bawah. Aku juga ikut liatin penampilanku. Ga ada yang aneh, aku cuma pake baju kemeja sama celana hitam.

"Pakai masker, Ra," ucap Bang Wooyoung.

"Lah? Untuk apa, bang?" tanyaku.

"Turuti saja Aurora," Bang Wooyoung kayaknya males debat sama aku.

Aku juga lagi males debat dan langsung nurut ngambil masker. Aku langsung pake maskernya.

"Kita pergi naik apa?" tanyaku.

"Jalan kaki, dekat dari sini," jawab Bang Wooyoung.

"Kenapa aku disuruh pakai masker, bang?"

"Tidak apa-apa. Menyesuaikan saja dengan penduduk di sini."

Aku ngangguk paham. "Kita akan bertemu dengan siapa, bang?"

"Kamu ingat Yeonjun?" tanya Bang Wooyoung.

"Hah?"

"Kamu lupa?"

"Sebentar," aku mikir siapa Yeonjun itu.

Yeonjun, Yeonjun. Kayak ga asing. Siapa sih?

"Ohhhhhhh!!!!" pekikku yang bikin Bang Wooyoung kaget.

"Astaga! Ada apa, Ra?!"

"Aku ingat!! Yeonjun oppa yang tampan itu kan?!"

"Eoh? Tampan?"

"Iyaaa, Yeonjun oppa sangat tampan!"

"Iya dia tampan. Jadi orang tampan berteman dengan orang tampan."

"Aku mau membantahnya, tapi itu adalah fakta."

"Dia adalah seorang trainee."

"Astaga benarkah?!"

"Untuk apa aku berbohong?"

"Astaga ini keren!"

"Sudah sampai."

Aku menatap bangunan dihadapanku. Ini adalah sebuah kafe. Ukuran kafe nya tidak besar, bisa dibilang kecil. Ga banyak pengunjung yang datang, hanya sekitar 1-2 orang. Dari luar kafe ini terlihat rapi dan bersih. Kafe bercat coklat ini kayak kafe tersembunyi di kota ini. Pantas saja Bang Wooyoung dan Yeonjun oppa bertemu di sini.

"Ayo masuk, jangan melamun di depan sana, malu," ujar Bang Wooyoung.

"Cih!"

Aku ngikutin langkah kaki Bang Wooyoung yang masuk ke dalam kafe. Bang Wooyoung langsung menuju ke meja yang di sana ada cowok yang lagi main HP. Kayaknya itu Yeonjun oppa.

"Yeonjun!" panggil Bang Wooyoung. Yang dipanggil noleh.

"Oh Wooyoung!" sahut Yeonjun oppa. Yeonjun oppa bingung liatin aku.

Mungkin dia pikir siapa cewek cantik yang datang bareng temennya ini? Mari kita garis bawahi kata cantik.

"Ini Aurora, ingat?" Bang Wooyoung kayaknya peka.

"Oh Aurora sepupumu?" tanya Yeonjun oppa. Astaga Yeonjun oppa ingat aku, padahal tadi aku lupa sama dia.

"Iya, sepupuku," jawab Bang Wooyoung sambil duduk di kursi. "Aurora duduk."

"Oke," aku ikut duduk. "Hai Yeonjun oppa!"

"Hai Aurora, apa kabar?" tanyanya.

"Kabarku baik, kabar oppa?" tanyaku balik.

"Haha, syukurlah. Kabarku juga baik," jawab Yeonjun oppa sambil senyum.

"Kamu mau pesan apa, Ra?" tanya Bang Wooyoung.

"Emm, samakan saja dengan punya Bang Wooyoung," jawabku seadanya karena aku males mikir.

"Tidak usah protes jika pesananku tidak sesuai dengan seleramu," kata Bang Wooyoung.

"Iya, tidak masalah."

"Tumben. Biasanya selalu protes."

Baru aja aku bukain mulut hendak protes, tapi Bang Wooyoung udah naruh jari telunjuknya dibibirnya.

"Jangan berisik, tidak usah protes. Jangan membuat keributan di sini," katanya.

"Ngeselin!" untung aku ga dibolehin ibu buat ngomong kasar. Kalau dibolehin mungkin umpatan manis udah keluar dari mulutku.

Akhirnya aku mutusin untuk main HP. Bang Wooyoung dan Yeonjun oppa ngobrol berdua. Aku ga paham apa yang mereka omongin. Ga penting juga untuk aku.

●●●

"Dari mana kalian berdua?" tanya ibu yang udah berdiri di depan pintu.

"Hah? Oh dari kafe, bu," jawabku.

"Hanya berdua?" tanya ibu lagi.

"Iya lah, bu. Ibu mah tenang aja," jawabku lagi.

Bang Wooyoung dari tadi bengong karena aku sama ibu ngomong pake Bahasa Indonesia.

"Yaudah sana masuk," kata ibu, kemudian ibu masuk ke dalam rumah. Disusul aku dan Bang Wooyoung.

"Tadi tante bilang apa?" tanya Bang Wooyoung.

"Tadi ditanya kita dari mana."

"Oh begitu."

"Bang, Yeonjun oppa trainee di mana?"

"Bighit entertainment, kenapa?"

"Bighit?"

"Iya. Dulu aku pernah trainee di sana, dari sana aku dan Yeonjun kenal."

"Aku tidak tahu kalau Bang Wooyoung pernah trainee di agensi lain."

"Yeosang hyung juga."

"Benarkah? Di agensi mana dia?"

"Sama sepertiku dan Yeonjun."

"Kenapa abang dan Bang Yeosang tidak bertahan?"

"Aku ikut Yeosang hyung."

"Oh."

"Cuma 'oh' saja?"

"Lalu aku harus bilang apa Bang Wooyoung?"

"Yang lebih panjang sedikit boleh?"

"Oooooohh."

"Nah lebih baik."

"Apa sih bang?! Astaga!"

"Jika kamu hanya menjawab 'oh' saja, menurutku itu tidak menghargai lawan bicaramu."

"Kenapa memangnya?"

"Terkesan tidak tertarik. Itu bisa melukai perasaan lawan bicaramu."

"Baiklah, ilmu baru. Terima kasih banyak Bang Wooyoung!"

"Sama-sama."

●●●

Makasih vote dan comment nya.

Maaf kalau ada salah dan typo.

Sepupu - AteezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang