7. Bang Hongjoong Tidak Pelit

220 30 10
                                    

Bang Seonghwa dari tadi cuma liatin aku dan Bang Hongjoong pelukan.

"Eum, maaf mengganggu, bisakah kalian berdua menolongku untuk menyiapkan meja makan?" kata Bang Seonghwa.

"Oh tentu saja, hyung," Bang Hongjoong langsung bantuin Bang Seonghwa. Misalnya siapin piring, sumpit, gelas, dan lain-lain.

Aku sendiri siapin sendok dan garpu untuk aku sendiri. Karena aku gak bisa makan pake sumpit. Berkali-kali aku diajarin tetap aja aku gak bisa.

Aku sering diejek Naya gara-gara gak bisa pake sumpit. Kata dia 'Ra, percuma ibu kamu orang asli Korea kalau kamu gak bisa pake sumpit, hahahahaaaa."

Lah, emang apa salahnya gak bisa pake sumpit. Lagian makan pake tangan langsung lebih enak dari pada pake sumpit. Benar kan?

"Wah, Aurora, Seonghwa, Hongjoong, kalian sudah membuat makan malam?" tanya ibunya Bang Yeosang waktu ia masuk ke dapur. "Yang lain tidak ikut membantu? Yeosang?"

"Hehe, iya tante," jawabku sambil nyengir.

"Yang lain seperti biasa tante, banyak alasan untuk menghindar," gerutu Bang Seonghwa.

"Benarkah? Yeosang memang kebiasaan!" seru ibu Yeosang.

"Haha, tidak masalah tante, mereka semua memang begitu," Bang Seonghwa tertawa.

"Hongjoong, tolong panggilkan yang lain, kita akan makan malam bersama," Bang Hongjoong langsung jalan habis denger Bang Seonghwa ngomong.

"Seonghwa dan Aurora, kalian sudah selesai masaknya?" tanya nenek.

"Sudah, nek. Ayo duduk di sini," aku lari samperin nenek.

"Cucu kakek sangat pandai memasak," kakek memuji. "Apa hanya kalian berdua yang memasak?"

"Iya, kek. Hongjoong hanya membantu menyiapkan meja. Yang lain tidak mau membantu," jawab Bang Seonghwa.

"Benarkah? Mereka benar-benar sudah terbiasa seperti itu," sahut nenek.

Bang Hongjoong balik bareng abang-abang, ibu-ibu, dan bapak-bapak.

Kita semua duduk di meja makan yang sengaja disiapkan agar cukup untuk kami semua. Rumah nenek dan kakek lumayan besar, cocok untuk keluarga besar kami.

"Mm, ini sangat enak," ayah Bang San memuji masakannya.

"Siapa yang memasaknya?" sambung ayahnya Bang Yunho dan Bang Wooyoung.

"Aku dan Bang Seonghwa, om," jawabku.

"Hanya kalian berdua?" ayah Bang Yunho memastikan.

Aku dan Bang Seonghwa anggukin kepala. Sedangkan yang lain pura-pura gak tau.

"Kalian tidak membantu Seonghwa dan Aurora?" tanya ibu Bang Jongho.

"Aku membantu, tante," sahut Bang Hongjoong. "Aku membantu menyiapkan meja makan,"

Yang lain masih pura-pura gak tau. Aku dan Bang Seonghwa udah nahan ketawa dari tadi.

"Sudahlah, mereka memang seperti itu," nenek menengahi.

Bang Wooyoung dan Bang Jongho keliatan mengehela napas lega. Bang San dan Bang Mingi nyengir. Sedangkan Bang Yunho minta maaf kepada semuanya, dia bilang ia sedang malas untuk berurusan di dapur. Dan Bang Yeosang hanya diam sambil terus menghabiskan makannya.

"Aurora, kamu masih belum bisa memakai sumpit?" tanya Bang Mingi yang liatin aku makan pake sendok.

"Iya, aku malas belajar lagi. Menurutku lebih enak makan menggunakan sendok," sahutku sambil masukin daging ke mulut.

Sepupu - AteezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang