🦋 う : Ia seperti bayi

1K 156 5
                                    

Menyeduhkan segelas kopi sembari menonton musik video milik Freddie Mercury adalah hal yang kusukai saat malam hari. Untungnya malam ini, malam terdamai bagiku. Shotaro sudah tidur saat aku pulang kerja. Lagu Bohemian rhapsody mengalun indah pada kedua telingaku.

"Yuko, yuko!"

Aku menghelakan nafas, ketika melihat Shotaro berlari kearahku dan duduk disebelahku. Ia memepukku, mendusel, dan merengek. Sepertinya bayi ini mimpi buruk seperti tempo lalu.

"Yuko, yuko... Sho mimpi buruk. Sho nggak suka!"

Adegan brutal milik Shotaro membuatku kehilangan keseimbangan. Ia memelukku sampai kami berdua jatuh dari sofa. Posisinya sangat ambigu. Ia berada di atasku sembari memeluk erat pinggangku. Kurasakan bahwa Shotaro menangis di dadaku. Ck. Basah.

"Tuan Osaki."

"Hiks... Sho takut. Kenapa Ibu Sho harus ada di mimpi itu."

"Shotaro, diem!" Kudorong tubuhnya hingga terjatuh ke permukaan lantai. Aku risih dengan kelakuan anak ini. Aku duduk, dan kembali menyeruput kopi. "Bisa diem?"

Shotaro menunduk, dan memeluk lututnya. "Maaf."

"Lo emang cuma bisa minta maaf, Sho." Sahutku cepat. Shotaro mendongak menatapku sendu. Aku tetap menatapnya dengan datar, seperti biasa.

"T-tapi Yuko... Sho takut." Lirihnya.

Aku langsung masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kencang. Ah! Malam ini terlihat kacau. Rasanya tidai bisa bersantai setelah bekerja.

Namun, aku masih memikirkan Shotaro di luar. Samar-samar kudengar isakkannya. Aku masih punya hati. Tanganku bergerak mengambil selimut dan keluar kamar, lalu menghampirinya yang ternyata sudah tertidur di lantai.

"Sho..." Kutepuk kedua pipinya membuat sang empu bangun. "Lo mau tidur di kamar atau disini?"

"Eum..." Shotaro mengerucutkan bibirnya sembari menatapku. "Sho mau sama Yuko tidurnya. Kalau sendiri, Sho nggak pulas."

Aku kembali menghelakan nafas sembari membola malas. "Ya, ayo ke kamar." Lalu aku pergi mendahuluinya.

Kulihat Shotaro jingkrak-jingkrak seperti anak kecil yang sedang berbqhagia. Aku menggeleng tidak percaya. Ternyata ada seorang little space syndrome? Bukan hanya di Peterpan saja?

Saatnya untuk tidur. Shotaro memeluk pinggangku dengan erat seolah tidak boleh pergi, dan tentunya langsung tertidur pulas. Ia mengingatkanku pada Naeun sepupuku. Andai saja Naeun tidak pindah ke Amerika, ia pasti akan menemaniku disini.

Tanganku melingkar di punggung lebar milik Shotaro sembari mengelusnya pelan. Aku tertawa dalam hati. Pria dihadapanku membuka mulutnya karena sudah berada di alam mimpi. Ah, seperti bayi.

Mengapa ia seperti ini?

Lil Shotaro ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang