30 menit lalu, ada pesan dari orang asing. Ia ingin aku mengembalikan Shotaro pada keluarganya. Seolah akulah yang menculik anak ini. Namun, semisal keluarga Shotaro adalah manusia penting, ya bisa saja menuduh dan membawaku pada pihak polisi.
Ya, takdir siapa yang tahu?
Aku masih terdiam duduk di kursi, memikirkan agar aku tidak di tuduh menculik dan segera mengembalikan Shotaro pada keluarganya. Tanganku sedaritadi tidak diam, ia mengetuk-ngetuk permukaan meja.
Jantungku berdegup tak karuan. Aku memakai jaket dan melangkahkan kaki ke arah pintu. Aku ingin mencari anak itu.
Baru saja aku membuka pintu, Shotaro sudah berlari kencang menghampiriku, menarikku masuk, mengunci pintu rumah, masuk ke dalam kaamr, dan bersembunyi di dalam selimut. Aku hanya menuruti ucapannya sembari menatap wajahnya yang terlihat panik.
Sampai akhirnya, ia memberikanku sepasang hands free dan langsung dipakaikan olehnya. Yang kudengar adalah lagu-lagu aneh milik Shotaro, seperti Tayo, Pororo, Spongebob, dn kartun animasi lainnya.
“Kenapa, sih?” Bisikku dan menatapnya.
Shotaro menggeleng. Ia berkata, ini keadaan darurat tanpa suara yang kulihat dari bibirnya. Berkali-kali samar kudengar suara umpatan dan helaan nafas yang keluar dari mulut kecilnya.
Bodohnya, bayi ini tidak membesarkan volume lagu di hands free, sekitaran hanya 30% saja. Bahkan aku mendengar banyak ricuhan di luar rumahku.
“Cepat keluar!”
“Saya akan mendobrak!”
“Osaki Shotaro!”
“Anda sudah tertangkap Nyonya Tanaka.”
Sial, sepertinya ini akhirku.
“Anda bisa saja saya laporkan pada pihak yang berwenang, Nyonya,” Ucap Pak Yuta ayah dari Shotaro. Ia marah sekali padaku. Terlihat dari nada bicara dan ekspresinya. “Apa yang anda inginkan? Apa alasan anda menculik Putra saya? Anda membutuhkan uang, saya bisa memberikannya dan anda bisa mengembalikan—“
“Sho nggak mau sama Ayah...”
Suara Shotaro membuatku menoleh, ia sedang tertunduk dengan air mata yang terus menetes. Aku menghelakan nafas. Dugaanku benar, Shotaro adalah anak dari manusia berdasi yang penting.
Namun aku harus egois, meninggalkan Shotaro adalah pilihan tepat. Aku tidak ingin masuk bui dan masa depanku hancur.
“Bapak bisa mengambil kembali anaknya.” Ucapku dengan nada tenang dan menatap Pak Yuta tanpa ekspresi. Saat itu juga, mataku menatap Shotoro dan tentu wajahnya tidak menerima ucapanku.
“Yuko! Yuko harus dengerin Sho! Ayah Sho jahat! Sho belum sempat cerita—hmph! Ay—aw.”
Aku menghelakan nafas dan kembali menatap Pak Yuta, ketika Shotaro dimasukkan kedalam mobil. “Saya kira, masalahnya selesai.” Aku berdiri dan membungkuk sopan.
Pak Yuta ikut berdiri dan tersenyum aneh padaku. Kemudian, ia pergi meninggalkan perkarang rumah kecilku bersama mobil dan para pengabdinya.
Ketika aku membalikkan badan dan menatap sekitar, rasanya hampa. Semuanya kembali abu-abu karena Shotaro pergi. Tidak ada lagi yang meminum susu, merengek, memakan eskrim, menari Doraemon dan pororo, bernyanyi Tayo, dan menggangguku.
Apa... Shotaro adalah orangnya?
![](https://img.wattpad.com/cover/245500232-288-k85670.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lil Shotaro ✓
Teen Fiction❝Shotaro itu mengidap penyakit Little Space. Ini aneh, namun fakta.❞ ¬ With #SHOTARO ᵎ꒱ ⋯ Nov 3, 2020. // 19KG-FLO