🦋 い : Kebetulan ia bayi

744 147 0
                                    

“Sho, bangun.”

Shotaro terbangun dan merenggakan ototnya, lalu kembali memeluk pinggangku. Padahal sudah kutepuk pipinya, tapi malah mengeratkan pelukannya.

“Sho.”

Eung! Sho ndak mau bangun!” Sungutnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Aku menggelengkan kepala. Memangnya aku siapa? Ia terus sja memelukku seolah aku adalah Ibunya. Lagipula, aku risih sekali. Rasa ingin sekali menepak kepalanya dengan keras. Persetan ia menangis. Harga diri macam apa ini? Ck. “Osaki Shotaro.”

“Nde... mian— eungh.” Shotaro akhirnya duduk sembari mengucek-u cek matanya dan menguap. “Jam berapa ini?”

“Jam 8, gue telat karena lo.” Ketusku langsung berdiri dan asuk ke kamar mandi.

Fyuh, pukul 8:30 aku baru saja menginjakkan kaki di sekolah. Seeharusnya jam 8 aku sudah di sekolah, dan tidak akan berurusan dengan poin konseling dan guru piket yang menyebalkan.

Aku mengendap-endap saat sudah berada di lobby, dan ingin beerlari sampai kelas. Namun, baru saja satu langkah, suara guru piket menggema ditelingaku.

“YUKO TANAKA, SILAHKAN KE RUANG KONSELING, TEMUI GURU BK DAN IBU DI SANA. SEKARANG!!”

Aku menghelakan nafas berat, dan mulai berjalan ke ruang konseling. Dasar tolol, inilah aku yang tidak bisa seperti ninja saat telat. Huh, terus saja  aku mengumpat. Belum lagi semua penghuni keklas menatapku saat aku melewati koridor.

“Kenapa bisa kamu telat?”

Pak Seunghun sebagai guru konseling saat mengatapku dengan penuh curiga. Aku hanya menelan ludah dan menatapnya tanpa ekspresi.

Kalau kesiangan, itu klasik. Bagaimana dengan datangnya sepupuku dari Jepang? Atau... tugas yang belum kuselesaikan? Tidak. Naeun saja.

“Pagi tadi, sepupu saya datang. Kebetulan ia bayi. Saya menjaganya sampai ketiduran.”

Alasan yang bodoh.

Kali ini sudah istirahat. Seperti biasa, aku ditemani oleh Renjun, si anak China adiknya Winwin artis China. Pasti kalian tahu, jika menyukai Cpop.

“Gimana hari lo?” Renjun mengambil sumpit dan menyantap ramyeon kesukaannya. “Gue liat-liat, lo makin sibuk aja. Sampe minta tugas individu tiap tugas Pak Kyuhyun itu kelompok, loh.”

Aku mengangkat kedua bahu acuh sembari meminum Kopi Americano pesananku. “Kerja di resto Ten, bikin gue sibuk, mungkin.”

Renjun mengangguk pelan. “Ngomong-ngomong soal kerjaan, gue punya kenalan. Temen Ayah gue, buka kerjaan motret. Lo bisa di bidang itu., ‘kan?”

“Nggak, dan nggak minat.”

“Kalau tentang bayi, lo mau?”

“Jadi baby sitter?” Renjun mengangguk. “Liat balita caper caper aja, pengen gue bunuh.”

Kulihat Renjun tertawa puas sembari memukul meja kantin. Wajahnya begitu berseri hari ini. Sepertinya kebahagiaan sedang menghampirinya. Padahal biasanya ia seperti perawan yang sedang mensturasi, galak sekali.

“Tapi...” Renjun memajukan wajahnya, tepat dii hadapanku. Ia memberikan tatapan curiga padaku. “Alasan lo ke Pak Seunghun bawa-bawa Naeun. Padahal bayinya itu Shotaro, ‘kan? Anak I-Sam yang dikabarin sebulan hilang. Lo nyulik itu bayi?!?”

Lil Shotaro ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang