Cinta Menengah Pertama

20 1 0
                                    

Setengah semester telah berlalu begitu saja, rasanya terlalu cepat bagiku yang masih berpikir kurasa baru saja kemarin aku lulus dan mendaftar disini. Semakin banyak teman yang kukenal, semakin akrab juga aku dengan mereka semua.

Tapi semakin kesini semakin jauh saja aku dengan teman-teman seperjuanganku dulu saat masih di sekolah dasar, mungkin karena aku sudah mulai cocok dengan teman-teman baruku sehingga aku sangat jarang untuk menemui mereka di kelasnya masing-masing, seperti dulu saat pertama kami masuk.

Meskipun saat itu rata-rata dari kami sudah memiliki smartphone yang canggih untuk memudahkan kami berkomunikasi. Tapi saat itu internet masih sangat mahal, tidak mudah berbasa-basi lewat handphone seperti sekarang ini. komunikasi kami hanya sebatas lewat sms ataupun telpon, itu juga ketika memiliki bonus yang berlimpah saja.

Kurasa bukan hanya aku saja yang semakin menjauh dan semakin canggung, tetapi mereka dan teman-teman lainnya juga pasti demikian, dengan keadaan yang sama dengan yang ku rasakan. Aku ingin berkumpul lagi dengan mereka seperti dulu kala, tapi bagaimana caranya. Berminggu-minggu aku berpikir dan terus berpikir mencari solusi tersebut.

Ide yang ku usahakan tak kunjung hadir hingga tak sadar beberapa minggu ke depan kami juga akan menyambut bulan yang mulia bagi kami umat muslim, yakni bulan ramadhan bulan penuh berkah dan ampunan. Dari situlah ide itu muncul, aku memutuskan untuk merundingkan hal ini dengan mereka, aku ingin mempelopori diadakannya buka bersama dengan teman-teman seperjuanganku saat SD dulu.

Meskipun aku pikir kemungkinan gagalnya acara ini cukup besar. Hal tersebut tidak lain dikarenakan dana, keuangan kami yang saat itu yang notabenenya hanya Anak SMP pastinya sangat minim, meski ada yang berasal dari keluarga yang mampu, tetapi tidak sedikit juga kami yang dari keluarga pas-pasan.

Aku mengajak Dimas dan Arif untuk merundingkan hal ini, mencari bagaimana solusi yang tepat untuk masalah ini. Dan kesimpulan yang kami dapat dari adanya rapat kecil-kecilan itu adalah pertama-tama kita harus membuat surat undangan supaya lebih mudah untuk mengatakan maksud dan tujuan diadakannya acara tersebut.

Ditambah lagi disitu akan dicantumkan bagi yang longgar dan dapat hadir harap menyiapkan uang setidaknya 20.000, untuk biaya makannya nanti. Ngaco sekali, membuat acara tapi bayar sendiri-sendiri. Ya bagaimana lagi, hanya itu yang bisa terjadi. Kami menyebarkan surat undangan itu jauh-jauh hari agar mereka semua bisa bersiap dana untuk acara tersebut.

Singkatnya hari H dilaksanakan acara itu kami bertiga berkumpul sembari menunggu teman-teman yang lain. Sengaja kami berkumpul dilapangan depan SD kami dulu untuk sekedar mengingat masa-masa dulu, supaya suasana reuninya semakin terbentuk.

Kami bertiga menunggu dari ba'da Ashar sampai suasana semakin gelap, sambil berbincang-bincang tentang kehidupan yang dijalani masing-masing. Hari semakin gelap saja dan mereka tak kunjung datang, kami bertiga was-was, berpikir acara ini berantakan dan tidak ada satupun yang hadir kecuali kami bertiga. Lama-kelamaan karena bosan menunggu, kami terlanjur kecewa berat dan berpikir untuk pergi ke tempat yang sudah ditentukan hanya bertiga saja.

Lucunya ketika sepeda baru saja akan dikayuh, mereka satu per satu hadir. Dan sekejab saja mereka sudah hadir semua bukan hanya cowok tetapi juga ceweknya, aku mendengar tawa dan candaan mereka yang menanyakan kabar pada sesama. Senang melihat kami bisa berkumpul lagi seperti dulu.

Namun karena larut dalam suasana itu, aku sampai terlupa kalau waktu semakin sore dan keadaan semakin gelap, aku mengajak mereka bergegas pergi ketempat warung makan yang sudah ditentukan karena waktu berbuka akan segera datang.

Semua langsung ngebut mengayuh sepeda masing-masing menuju tempat tujuan, dengan masih dihangati oleh perbincangan panjang selama diperjalanan. Singkatnya kami langsung memesan makanan, lalu kemudian makan bersama seperti keluarga besar yang utuh dan gembira. Sebelum itu kami berdoa dulu, Allahumma bariklana... Sembari berharap barokah agar hubungan ini akan semakin erat meski diterjang waktu.

Tiga Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang