Sabaku no Temari

900 40 4
                                    

Namaku Sabaku no Temari

Aku adalah anak sulung dari pasangan Yondaime Kazekage, Sabaku no Rasa dan Sabaku no Karura

Aku adalah seorang putri dari Sunagakure. Aku ditakdirkan menjadi seorang kunoichi pelindung tanah kelahiranku ini. Menjadi perisai untuk Sunagakure adalah tujuan hidupku yang tak dapat di ubah lagi

Aku kehilangan ibuku sejak umurku 3 tahun. Pada umur itu, kesedihan, rasa sakit, kehilangan, semua itu sudah terasa nyata bagiku. Aku melihat sendiri detik detik kematian ibuku. 

Saat itu, aku berencana mengunjungi adik baruku, tetapi saat aku sampai di depan pintu kamar persalinan, aku mendengar suara lemah ibuku, lalu kemudian suara ayahku terdengar panik, kericuhan terjadi di dalam sana dan aku hanya bisa melihat dari celah pintu. Setelah keributan itu aku melihat ayah menangis dan memeluk ibu, ibu tertidur sambil memeluk adik baruku.

Aku cukup mengerti apa yang terjadi di sana. Ibuku sudah pergi, pergi meninggalkan kami semua untuk selamanya. Air mataku mengalir deras tanpa bisa ku kendalikan.

" Nee - chan, hahaue kenapa ? " pertanyaan itu meluncur dari mulut Kankurou yang masih kecil dan polos di acara pemakaman ibu.

Aku membungkuk, mensejajarkan tinggiku dengannya. " hahaue sedang tidur, hahaue lelah " ucap ku sambil berusaha menahan tangis

" lalu, kenapa tidurnya di dalam sana ? bukannya tempat itu kotor dan sempit ? bagaimana kalau hahaue bangun ? " tanya Kankurou lagi

" hahaue akan tidur untuk selama lamanya, hahaue tidak akan bangun, lagipula disana tempat yang hangat kok " 

" apa itu artinya kita tak akan bertemu hahaue lagi ? " air mata Kankurou mulai menetes

Aku mengangguk dan memeluk tubuh mungilnya yang bergetar menahan tangis, tetapi meski begitu, ia cepat pulih dari kesedihan ini, Kankurou masih kecil. Ia belum paham dengan apa yang terjadi dan aku tak mau menghancurkan dunianya yang cerah dengan kesedihan.

------000-------

Sejak kematian hahaue, aku hanya mengurung diriku di kamar, aku hanya membuka pintu saat waktunya makan dan pelayan akan mengantarkan makananku ke depan pintu kamarku.

Entah kenapa aku selalu tak nafsu makan, biasanya aku hanya akan memakan sepotong roti dan segelas susu. Para petinggi yang mengetahui perbuatanku itu membujukku mati matian untuk keluar kamar. Karena sudah tak tahan dengan ocehan mereka, aku pun keluar kamar

Para pelayan langsung menyiapkan meja makan untukku dan Kankurou, bermacam macam makanan yang ada di meja tapi tak satu pun yang menarik selera makanku. Biasanya, aku hanya akan memakan masakan ibuku. aku menyendok nasi dengan malas dan mulai makan

Tiba tiba perutku bergemuruh, rasanya sakit sekali. Aku langsung berlari ke arah wastafel dan memuntahkan semua yang aku makan. Sayup sayup terdengar suara keributan dari arah meja makan. Kepalaku pusing sekali, yang aku dengar terakhir kali adalah suara kankurou dan beberapa pelayan yang meneriakkan namaku dengan khawatir, setelah itu semuanya jadi gelap.

Aku mengerjap ngerjapkan mataku, dan melihat ke sekeliling

" chichiue ? " aku meliaht ke arah ayahku yang sedang berbincang dengan salah satu ninja medis

" Temari ? kau sudah sadar ? "

" kepalaku pusing " rintihku

" ada apa dengan Temari ? " tanya ayahku kepada ninja medis itu

" sepertinya, Temari - hime tidak cocok dengan masakan yang ia makan sehingga ia memuntahkannya dan mengalami dehidrasi" 

" Chichiue, aku mau pulang.." ucap ku lemah, jujur saja aku sangat tidak suka ada di rumah sakit, karena di tempat inilah aku melihat kematian ibuku.

The Sand SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang