"Lisbeth, jaga sikapmu," seru Derrick penuh peringatan, dia tahu putrinya sedang bercanda tapi tetap saja akan membuat bodyguard baru ini salah paham dan menjadi takut kepadanya.
"Jangan pedulikan gadis nakal itu." Derrick menepuk pundak Aaron, Derick sudah membaca CV Aaron yang begitu mengagumkan selama satu tahun mengabdi untuk negara, karena itulah Derrick memilih Aaron untuk menjaga Elizabeth. Apalagi Aaron memiliki kemampuan bela diri tingkat atas dan ahli menggunakan senjata api.
"Yes, Sir." sahut Aaron.
"Lisbeth, dia Aaron Callsen yang akan menjagamu mulai hari ini," ucap Derrick.
"Wah, semalam aku bermimpi apa hingga mendapat hadiah pria setampan ini." batin Elizabeth.
Elizabeth tersenyum miring lalu berjalan mendekati Aaron, gadis itu mengulurkan tangan untuk berkenalan dengan bodyguard barunya.
"Hai Tuan Callsen, senang bertemu denganmu," ucap Elizabeth, Aaron hanya menatap Elizabeth dengan datar.
"Jangan terlalu canggung." sela Elizabeth karena Aaron tidak membalas jabatan tangannya.
Aaron harus tetap mematuhi kode etik profesi, sekarang Elizabeth adalah atasannya jadi dia merasa tidak pantas berjabat tangan dengan gadis itu.
Tapi melihat Derrick yang memberi kode kepadanya untuk membalas jabatan tangan gadis itu, dengan terpaksa Aaron membalas uluran tangannya.
"Kau bisa menunggu bersama bodyguard yang lainnya." Perintah Derrick agar Aaron berkenalan lebih dulu dengan para bodyguard lainnya, sementara itu Derrick mengajak Elizabeth menuju ruang makan untuk sarapan.
"Dad, bagaimana kau bisa tahu tipe ku?" bisik Elizabeth saat mereka sedang berjalan menuju ruang makan.
"Jangan macam-macam!" Derrick mencubit ujung hidung putrinya.
"Good morning, Mom." Elizabeth memeluk Deborah yang sudah lebih dulu berada di ruang makan.
"Good morning too, sweetie." Deborah mencium kedua pipi putrinya.
"Good morning, my wife." Derrick mengecup puncak kepala Deborah sebelum duduk di kursinya.
"Good morning too, my husband." balas Deborah seraya tersenyum simpul. Pasangan suami-istri itu memang selalu mesra di setiap kesempatan, mereka tidak ingin melewatkan waktu bersama karena setelah sarapan suaminya akan sibuk dengan urusan negara.
"Ya, kalian selalu saja membuat orang iri." celetuk Elizabeth.
"Ooh... Gadis kecil kita sudah dewasa." goda Deborah.
"Mom, aku sudah dua puluh tahun." Elizabeth mengerucutkan bibirnya, membuat Daddy dan Mommy-nya tertawa.
"Baiklah gadis dewasa, sekarang makan sarapan mu, " seru Deborah sembari meletakkan roti lapis dengan isian daging asap tanpa sayur dan juga beberapa irisan kentang rebus ke piring Elizabeth.
KAMU SEDANG MEMBACA
12. Love or Hate (THE END)
Romance🔥 Mature Content 🔥 ( Sudah terbit di Google Playstore, klik link yang ada di bio ya 👆) *Elizabeth Rendell, gadis usia 20 tahun yang penuh dengan ambisi. Ayahnya menjabat sebagai Presiden Ekuador, hingga ia selalu diawasi oleh beberapa bodyguard...