Elizabeth baru saja keluar dari kamarnya dan berpapasan dengan Hera yang melangkah tergesa-gesa.
"Bibi Hera, ada apa?" tanya Elizabeth.
"Aku sedang mencari bodyguard baru itu." jawab Hera.
"Aaron?" Elizabeth mengeryitkan dahinya, ada keperluan apa Hera ingin bertemu Aaron.
"Aku ingin memberikan ini, sepertinya milik pria itu terjatuh di halaman belakang." Hera menunjukkan sebuah kartu undangan kepada Elizabeth.
"Jalang itu!" maki Elizabeth dalam hati saat melihat nama pengantin yang tertulis diundangan itu.
"Aku akan memberikan kepadanya," ucap Elizabeth.
Hera pun mengangguk dan menyerahkan undangan itu kepada Elizabeth.
Undangan itu sangat cantik, dengan warna pink dan dihiasi bunga kering. Kalau saja dia yang menemukan lebih dulu, mungkin Elizabeth memilih membakarnya dari pada mengembalikan kepada Aaron.
Elizabeth menyeret langkahnya untuk pergi ke kamar Aaron, bahkan Elizabeth tidak peduli dengan beberapa bodyguard yang melihatnya saat menuju kamar Aaron. Tanpa mengetuk pintu Elizabeth menerobos masuk, membuat pemilik kamar itu hampir berteriak keras karena terkejut.
"Oh My God." Elizabeth menutup mulutnya agar tidak berteriak kegirangan. Saat ini Aaron hanya mengunakan boxer pendek yang menutupi aset pribadinya, jadi Elizabeth bisa melihat otot-otot perut milik Aaron yang menggoda.
Elizabeth mengunci pintu kamar Aaron dan menyeringai jahil.
Sedangkan Aaron dengan cepat meraih handuk yang ada di sisi tempat tidur, dan melilitnya ke pinggang.
"Nona! Seharusnya Anda mengetuk pintu terlebih dahulu." gerutu Aaron seraya berjalan menuju lemari.
"Kenapa kau malu? Lagi pula tubuhmu tidak jelek." Elizabeth perlahan berjalan mendekati Aaron.
Aaron tidak menyangka kalau Elizabeth ada dibelakangnya hingga saat dia berbalik ingin mengenakan kemejanya, tubuhnya menabrak dada gadis itu.
"Ops... Ternyata kau sangat nakal." goda Elizabeth.
Aaron memutar bola matanya, bisa-bisanya sepagi ini Elizabeth sudah membuatnya kesal.
"Jangan malu-malu, aku juga suka dengan tubuhmu," ucap Elizabeth seraya menaikan jemari nya ke dada bidang Aaron, lalu memainkan telunjuknya di sekitaran dada Aaron.
"Sial! Aku yang ingin menggodanya kenapa malah aku yang berdebar." batin Elizabeth lalu menurunkan tangannya dan mundur selangkah, memberi ruang jarak untuk mereka.
"Apa Anda berubah pikiran?" Giliran Aaron yang tersenyum miring.
"Apa?" tanya Elizabeth pura-pura bodoh.
"Tadi Nona mengatakan kalau menyukai tubuhku? Jadi sekarang aku akan mengizinkan Anda menyentuhnya." Aaron melangkah maju mendekati Elizabeth, sementara gadis itu bergerak mundur. Sungguh dia hanya bercanda tadi. Tapi sepertinya situasi sama sekali tidak berjalan sesuai rencananya, Elizabeth tidak bisa mundur lagi karena sudah membentur dinding kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
12. Love or Hate (THE END)
Romance🔥 Mature Content 🔥 ( Sudah terbit di Google Playstore, klik link yang ada di bio ya 👆) *Elizabeth Rendell, gadis usia 20 tahun yang penuh dengan ambisi. Ayahnya menjabat sebagai Presiden Ekuador, hingga ia selalu diawasi oleh beberapa bodyguard...