Lima
~Belajar Bersama~Hinata Shoyo membuka matanya ketika melihat Kageyama Tobio berdiri di depan pagar sekolah, menatapnya yang baru saja sampai. Hinata mengerucutkan bibirnya—agak ragu harus menyapa dengan sapaan apa. Kageyama... atau Tobio?
Oh, tidak. Memanggil nama kecil itu tidak baik untuk jantung. Mari kembali memanggil seperti biasanya.
"Ossu, Kageyama."
"Satu..."
"Huh?" Hinata berkedip cepat melihat Kageyama mengepalkan tangannya dan berbalik.
"Dua," lelaki itu mengambil ancang-ancang berlari. Hinata langsung paham apa maksudnya.
"Ohh! Hei, tunggu!"
"Tiga!" Dan Kageyama langsung berlari dari sana. Hinata menggeratakkan giginya, langsung menyusul si lelaki dan berlomba lari—menuju ke ruang ganti dengan langkah semangatnya.
▪🏐▪
Tsukishima membuka matanya ketika pancaran mata si lelaki oranye itu melompat, bersiap memukul toss dari Kageyama. Setter itu menaruh konsentrasinya pada satu titik—mendorong bolanya tepat di depan si middle blocker mungil.
Tsukishima tidak bisa membiarkan itu. Si pirang melompat, menahan pukulan dari Hinata. Dan...
Buak!
Serangan miring itu cepat sekali—melewati blocking sang kacamata dengan mudahnya dan menyentuh permukaan. Hinata langsung mengepalkan tangannya, bibirnya bergetar senang bersamaan dengan peluit kemenangan mereka.
"Yoshaaa!" Hinata menyengir lebar ke arah Kageyama, sedangkan lelaki raven itu ikut tersenyum puas. Kageyama dan Hinata saling menubrukkan kepalan tangannya. Yup, itulah serangan khas yang membanggakan bagi keduanya!
▪🏐▪
"Aku sangat heran, mengapa energi kalian tidak ada habisnya," Sugawara menggeleng pelan melihat tingkah kedua adik kelasnya itu. Kageyama dan Hinata yang baru saja menyesap air di botol itu saling memandang, mengangkat alis mereka.
"Itu benar. Terkadang aku masih menyimpan energiku di latihan pagi karena takut lelah di kelas nanti," Daichi menanggapi. "Apa kalian tidak pernah merasa lelah di kelas?"
"..."
"..."
Baik Hinata maupun Kageyama tercekat, menatap ke arah lainnya. Tidak mau mengatakan jika sebenarnya mereka sering ketiduran karena terlalu lelah. Mereka memang bukan pelajar teladan.
'Ah, mereka tidak mendengarkan sensei, ya...' batin seluruh anggota tim. Beberapa dari mereka tertawa hampa, akhirnya mengerti mengapa duo gila voli ini sering mendapatkan nilai di bawah rata-rata. Bukan karena mereka bodoh, tetapi karena malas.
"Ah... tetapi kalian tetap mengerjakan buku soal, 'kan?" Yamaguchi bertanya ke arah dua insan itu. "Soalnya sangat banyak. Kalian harus menyicilnya setiap malam."
"Buku soal?" Anak kelas dua dan tiga yang tidak mendengar itu mengangkat alis mereka, tidak mengerti.
"Etto... untuk menaikkan nilai kelas satu, sensei memberikan buku soal yang harus kami kerjakan dalam tiap minggunya," Yachi menjelaskan kepada para senpainya.
"Ah... Akira-sensei, ya..." Seluruh kelas dua dan tiga—terutama Noya dan Tanaka—muram wajahnya, seolah sudah pernah tahu bagaimana rasanya diajar oleh guru yang satu itu. Guru yang selalu punya cara kejam untuk meningkatkan nilai murid-muridnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Ready?!《KageHina Fanfiction》
Fanfic"Bakayama, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku! Apakah kau siap?!" "Hinataboke! Kau yang akan jatuh hati padaku! Bersiaplah!" Namanya Kageyama Tobio dan Hinata Shoyo; dua remaja SMU yang bodoh dan mempunyai energi di atas rata-rata. Mereka sering...