Enam Belas
~Jiwa yang Hidup Kembali~
Hinata Shoyo berlari sangat kencang. Si middle blocker mungil itu mengejar napasnya yang terengah-engah. Sinar matahari sore memantulkan warna merah keemasan dan jingga yang memancar dari setiap helai rambut oranyenya yang menggerakan angin.
Cahaya senja mulai memudar di langit, matahari terbenam sedang mengubah warna langit dari biru muda menjadi gradasi oranye yang hangat, yang perlahan-lahan mencair menjadi ungu lembut. Namun, Hinata tidak punya waktu untuk mengagumi pemandangan yang luar biasa itu. Hatinya dipenuhi dengan keinginan yang mendesak untuk mencapai tujuannya, mendorongnya untuk terus berlari semakin cepat.
Rumah Kageyama!
Langkah Hinata berhenti, keringat mengalir di wajahnya. Akhirnya dia sampai di rumah Kageyama! Saat Hinata hendak menekan belnya, seseorang menggeser pintu pagar. Secara tidak sengaja, maniknya bertemu dengan mata biru temaram itu—sosok yang dicarinya, Kageyama Tobio.
"K-KAGEYAMA!" seruan itu membuat si pemilik rumah terkejut. "Os-ossu!" Masih terengah, Hinata menyapa sambil mengangkat tangannya dan tersenyum kaku.
".... Hinata?" Kageyama tengah memegang dua kresek sampah di tangannya; sampah daur ulang dan rumah tangga yang sudah dipilah, jelas itu menjadi alasan mengapa ia keluar rumah. Wajah si setter itu terlihat bingung dan terkejut melihat kehadiran si oranye. "Kenapa kau... di sini?"
Tidak seperti Kageyama, kediaman Hinata itu jauh dari pusat kota. Terang saja si raven heran mengapa di hari libur seperti ini, teman setimnya ini bisa muncul di hadapannya. Pasti bukan kebetulan.
"A-ah.. itu..." Hinata berusaha menormalkan napasnya sambil mencoba menyusun kata-kata dengan cepat dalam pikirannya. Dia datang dengan implusif, jelas sekali ia belum tahu ingin berbicara bagaimana...
Uh, tidak!
Pokoknya, dia harus menyelesaikan masalah ini sekarang juga!
"A-aku ke sini mencarimu, Kageyama! Kita perlu bicara! Sekarang juga!"
▪🏐▪
Taman di dekat kediaman Kageyama Tobio, di situlah mereka berada sekarang. Awalnya, Kageyama sudah menawari Hinata untuk menjadi tamu di dalam rumahnya, namun Hinata dengan tegas meminta agar mereka berbicara di luar, di tempat yang lebih terbuka. Kageyama tak ingin banyak berdebat, mengajak Hinata menuju taman kecil yang tidak jauh dari rumahnya.
Suasana hening menemani keduanya, sementara langit senja kini telah berubah menjadi malam hari. Udara malam itu terasa sejuk, dengan langit yang kini penuh dengan kelap-kelip bintang. Hinata duduk di ayunan, menggoyang-goyangkan kakinya perlahan. Sementara itu, Kageyama bersandar pada tiang ayunan di sebelahnya, memandang temannya.
"Apa yang ingin—"
"Anu—"
Mereka berbicara bersamaan. Keduanya berhenti sejenak, kemudian saling menatap dengan tatapan yang canggung.
"Kau dulu," kata Kageyama akhirnya.
Hinata menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kata-kata yang telah ia pikirkan selama perjalanan ke sini. "... Etto, Kageyama. Kamu tahu tidak? Kita hidup di dunia itu nggak akan pernah sendiri! Kau punya semua teman setim di sisimu; aku, Yamaguchi, Tsukki, Daichi-san, Suga-san, semuanya—! Kamu tahu itu, 'kan?"
"..." Kageyama mengangkat alisnya, terkejut dengan pernyataan langsung Hinata. "Aku tahu. Mengapa tiba-tiba bertanya begitu?"
"H-habisnya, kau tidak bertindak seperti itu!" Hinata mencengkram pegangan ayunannya, menatap Kageyama lurus. "Kalau kau menganggap kita ada, seharusnya kamu nggak begini! Kau tidak pernah bercerita apa yang selama ini mengganggu pikiranmu! Kau merasa harus menanggung banyak hal sendirian, dan aku tidak suka melihatmu seperti itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Ready?!《KageHina Fanfiction》
Hayran Kurgu"Bakayama, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku! Apakah kau siap?!" "Hinataboke! Kau yang akan jatuh hati padaku! Bersiaplah!" Namanya Kageyama Tobio dan Hinata Shoyo; dua remaja SMU yang bodoh dan mempunyai energi di atas rata-rata. Mereka sering...