six

1.3K 100 8
                                    

vomment say😚

(babang Beltran gamtenk😘)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(babang Beltran gamtenk😘)

***

"WOI, setelah seminggu Zila jauhin gue gara-gara gue ketauan deketin dia cuma buat dijadiin mainan, gue baru sadar gue udah mulai jatuh cinta!" Daren mengangkat kepalanya dengan lesu, menatap Beltran dan Gama yang ternyata memandangnya datar.

"Sama" Beltran menyambung, "Gue liat-liat, Nasha makin cantik. Gue coba chat buat deketin dia lagi, eh malah di blok. Tapi seriusan gue deketin dia bukan karena dia makin cantik, tapi... ya gatau kenapa, suka aja."

"Tapi kayaknya kita bakal susah deh buat dapetin mereka. Soalnya mereka dah dont believe lagi sama kita" Bahu Daren melesu, diikuti oleh Beltran yang juga melemaskan bahunya.

Gama memandang keduanya sangat datar lalu menghela dengan lega, "Akhirnya karma datang juga"

Daren dan Beltran saling berpandangan, lalu kompak menoleh ke arah Gama. "Maksud lo apa?"

Gama tersenyum sinis. "Bukannya ucapan gue udah jelas? Itu karma! K-A-R-M-A! Tau karma kan?"

***

"ALIN!"

Alin refleks menoleh kesumber suara. Mengangkat kedua alisnya, "Iya?"

"Yayang Dara gue ada?" Lengan Reon bersandar pada pintu sehingga tercipta gaya yang terkesan sok cool.

Alin menggeleng. "Dikantin"

Semua temannya memang dikantin. Berbeda dengan dirinya yang hanya menghabiskan waktu istirahat dikelas saja setiap hari. Terhitung sejak kelas sepuluh, dia hanya menginjak kantin dua kali sebab tidak suka berdesak-desakan apalagi akan ada beberapa lelaki yang sengaja menggodanya terang-terangan.

"Yaudah kalo gitu aku pergi dulu ya, beb. Kamu jangan marah aku berduaan sama Adara mulu, nanti aku ke kamu juga gitu kok. Bye beb! " Reon menyempatkan diri untuk mengedipkan mata pada Alin sebelum kemudian melengos lari menuju ke kantin. Sementara Alin hanya memutar bolamatanya.

Tak lama setelah Reon pergi, Gavin dan Elvano datang kekelasnya. Menyeka keringat sebelum akhirnya bertanya pada Alin.

"Liat Reon?" Tanya Gavin yang masih ngos-ngosan.

"Baru aja kekantin."

"Ampun dah tuh manusia laknat. Kapan sih kagak pecicilan dianya?! Heran!" Elvano menyelutuk dengan air muka kesal.

"Vin, lo aja sana yang susulin itu si Reon kampret, gue capek nih ngejernya. Tolol emang itu anak!!" Elvano memilih duduk disebelah Alin lantaran merasa lelah lari-larian.

Harmony ; family relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang