nine

908 76 10
                                    

SEORANG lelaki berjalan dengan santai melewati koridor sekolah dengan kedua tangan disembunyikan didalam saku celana.

Keberadaannya menghadirkan aura yang begitu kuat hingga seluruh pandang mata—didominasi oleh perempuan—menatap kearahnya.

Bara cuek-cuek saja ketika beberapa siswi memanggilnya dengan nada centil. Bukan ingin dianggap sombong, hanya saja dia merasa aneh apabila menanggapinya dengan senyuman karena selama ini, dia hampir tidak pernah melakukan itu.

Ketika berada dibelokan, seseorang tak sengaja menabrak dada bidangnya sehingga sebuah benda terlepas dari tangannya.

Perempuan itu terlihat kaget ketika mengetahui bahwa kepalanya baru saja terbentur dada bidang Bara.

"Um..sori, Kak" Agatha menundukkan kepalanya, dia merasa gugup.

Bara melirik Agatha sebentar, lalu berjongkok mengambil benda yang tak sengaja dijatuhkan oleh Agatha. Berdiri kembali dan menyodorkannya langsung kepada gadis itu.

"M..makasih" Agatha menerima kalung yang disodorkan oleh Bara. Kalung itu pemberian secret admirer-nya lewat Alinza sebagai perantara.

"Hm" Bara menyahut dengan tatapan yang masih melekat pada Agatha. Hal itu justru membuat Agatha semakin gugup.

"K..kalogitu, aku duluan ya, Kak." Agatha buru-buru pergi dari sana. Tidak sanggup dengan jantungnya yang berdebar keras didalam sana.

Bara menarik sedikit ujung bibirnya. Mengetahui barang pemberiannya diterima baik oleh Agatha cukup membuatnya senang.

Dari kejauhan, Alinza menghela nafasnya melihat dua orang yang berpura-pura seakan mereka tidak saling memiliki rasa. Bodoh, pikirnya.

Sedangkan Bara telah melanjutkan langkah untuk pergi ke-tujuan, namun dikagetkan dengan kedatangan Angel yang langsung bergelayut dilengannya.

"Baby, kamu mau kemana?" Angel membuat raut wajahnya seimut mungkin. "Temenin aku kekantin mau ya, by?"

Bara melepaskan tangan Angel yang melilit ditangannya. Lelaki itu tidak terlihat nyaman. "Sori,"

Kemudian segera pergi meninggalkan Angel yang menghentakkan kakinya kesal. Tidak lama setelahnya, dua temannya datang menghampiri.

"Abis dari mana sih lo berdua?! Apa gunanya lo ngejer-ngejer sampah kayak Reon? Gantengan juga Bara!" Angel berdecak kesal.

"Emangnya lo ijinin kita kalo kita ikut ngejar-ngejer Bara juga?" Ujar Kinaya.

Angel mendelik kesal. "Yaudahlah, sana kejer aja Reon. Asal Bara gue jangan lo embat juga"

Angel mengangkat satu alisnya. "By the way, gue udah tiga tahun ngejar-ngejar Bara tapi nggak ada hasilnya. Denger-denger, sekarang dia lagi deket sama adik kelas. Lo berdua tau siapa orangnya?"

"Hm, kalo gasalah sih temennya pacarnya si Reon." Ujar Leorina.

"Hah? belibet banget sih"

Leorina menarik napas lalu menghembuskannya pelan. Jika saja bukan karena Angel banyak uang, dia tidak akan sudi berteman dengan gadis sok berkuasa seperti Angel.

Harmony ; family relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang