Mayleen tengah tiduran di atas kasur. Pikirannya berkecamuk akibat terlampau heran dengan jiwanya yang bertransmigrasi ke zaman kuno.
Ia pikir selama ini cerita tentang time travel itu hanya bualan belaka tapi ternyata ini benar adanya. Tidak bisa dipercaya memang.
Acara meratapi nasibnya terhenti kala bantal mendarat tepat di wajah cantiknya.
Gadis cantik itu sontak duduk dan menatap tajam orang yang telah berani berbuat tidak sopan padanya.
Orang itu adalah dayang pribadinya, Jianyu. Gadis yang berusia 3 tahun lebih tua darinya. Gadis yang telah bersamanya selama dia hidup.
"Jangan malas-malasan, gadis hina. Sekarang masakkan aku makanan. Aku lapar!!"
Terbalik. Selama ini yang menjalani peran dayang adalah Mayleen bukan Jianyu. Bodohnya, Mayleen asli tidak melawan sama sekali. Mengingat itu semakin membuatnya geram saja. Pemilik tubuh yang ditempatinya terlalu bodoh. Namun sekarang dia bukan Mayleen si bodoh itu. Dia Mayleen si penguasa.
Mayleen berjalan mendekati Jianyu dengan wajah penuh amarah. Berhasil membuat Jianyu mundur karena merasa terintimidasi.
"Sadarlah akan posisimu, dayang rendahan. Di sini aku tuannya bukan dirimu!!" Ujar Mayleen penuh penekanan sembari menekan kening Jianyu dengan jari telunjuknya.
"Selama ini aku diam saja karena terlalu bodoh tapi sekarang aku tidak akan tinggal diam lagi. Aku akan membuatmu sadar diri dan tidak berani bersikap lancang lagi padaku."
Jianyu terduduk di lantai, kehilangan keseimbangan akibat intimidasi Mayleen.
Mendadak Mayleen yang lemah menjadi sosok iblis yang mengerikan di matanya ketika gadis cantik itu mengambil sebuah cambukan dan mendekati dirinya.
"Bukan kah cambuk ini yang sering kau gunakan untuk mencambuk tubuhku? Sekarang, aku akan membuatmu merasakan bagaimana rasa sakit cambukan ini." Seringainya kejam.
Tiap langkahnya semakin membuat tubuh Jianyu bergetar ketakutan namun dayang sok berkuasa itu berusaha mengalahkan ketakutannya dan berdiri, menantang Mayleen.
"Kau tidak akan bisa melakukan itu. Ka--"
Plasss!!
"ARGHHH!!"
Jeritan kesakitan menggema di dalam kediaman Mayleen. Jianyu terduduk di lantai sambil memegang kakinya yang terkena cambukan kuat Mayleen.
"Ini saja sudah menangis. Lemah!!" Ejek Mayleen dan kembali melayangkan cambukan dengan kuat ke tubuh Jianyu.
Jianyu memeluk tubuhnya sendiri agar tidak terkena cambukan lagi akan tetapi itu percuma saja. Mayleen tetap bisa mencambuk sekujur tubuhnya.
Jeritan dan lolongan kesakitannya tidak membuat Mayleen berhenti mencambuk tubuhnya. Malah cambukan itu semakin kuat dan menyakitkan.
Mayleen baru berhenti ketika Jianyu jatuh tidak sadarkan diri.
Gadis cantik itu membuang cambuknya ke lantai. Berjalan menuju pintu kediamannya dan mendekati kedua penjaga yang sedang berjaga.
"Heh, kalian." Sentak Mayleen.
"Kami, nona?" Tunjuk kedua pengawal pada dirinya sendiri dengan kompak.
Mayleen menatap malas. "Iya, kalian."
"Ada apa, nona?"
"Aku punya tugas untuk kalian."
Kedua pengawal itu tampak menjawab penuh kehati-hatian. "Tugas apa, nona?"
"Masuk lah."
Mayleen berjalan mendahului mereka, dengan patuh keduanya mengikuti Mayleen ke dalam kediaman.
Tubuh mereka membeku melihat tubuh seorang dayang yang tergeletak mengenaskan di atas lantai dengan bekas cambuk dimana-mana.
Pandangan mereka teralihkan ke arah nona mereka yang tampak puas. Bertanya-tanya di dalam hati apakah sosok gadis lembut di hadapan mereka yang telah membuat keadaan dayang seperti itu. Mereka tertunduk ketika gadis cantik itu membalikkan tubuhnya secara tiba-tiba.
"Mulai sekarang aku ingin mengangkat kalian sebagai pengawal pribadiku." Berdasarkan ingatan Mayleen asli, kedua pengawal itu tidak pernah menghinanya. Mereka tetap bersikap sopan meskipun tidak berbicara banyak padanya. Tapi, itu bukan berarti dia percaya. Dia hanya ingin memanfaatkan.
"Kalian harus berjanji padaku akan setia selamanya."
"Baik, nona. Kami janji akan setia pada nona sampai mati." Jawab keduanya tanpa ragu-ragu.
"Bagus. Kalian tenang saja. Aku akan memperlakukan kalian dengan baik dan bersedia membantu kalian jika kalian sedang dalam kesusahan. Sebaliknya, jika kalian mengkhianatiku, maka aku akan membunuh seluruh keturunan kalian sampai tidak tersisa satu orang pun."
Mayleen tersenyum manis. Senyuman yang terlihat sangat menyeramkan di mata kedua pengawal tersebut.
"Kami tidak akan berkhianat. Kami akan selalu setia pada nona selama-lamanya."
Kedua pengawal itu berlutut di hadapan Mayleen sehingga gadis cantik itu tersenyum puas. Tidak peduli sebenarnya mereka berkhianat atau tidaknya karena dia tidak akan bisa disalahkan jika ketahuan. Dia bisa membalikkan fakta dengan mudah dan yang terpenting kedua pengawal itu tidak punya bukti untuk membuktikannya bersalah.
"Tugas pertama kalian adalah membuang dayang ini ke sungai tanpa sepengetahuan siapa pun. Jika sampai kalian sampai ketahuan, aku tidak akan ikut campur."
Bersambung.....
Follow guyss firza532 dan temui cerita tema transmigrasiku yg lainnya><
KAMU SEDANG MEMBACA
Mayleen And Gay Prince
FantasyJiwa Anaya tak sengaja terlempar ke zaman kuno akibat dikhianati oleh rekan kerja yang merangkap sebagai sahabatnya. Terlahir kembali di tubuh seorang putri sampah perdana Mentri membuat Anaya tidak lagi percaya dengan siapa pun karena tidak ingin d...