Extra Chapter

1.9K 233 45
                                    


3 Bulan Kemudian

Xiao Zhan berdiri di tepian The Bund pada sore hari yang cerah dan tidak terlalu panas. Menyaksikan langit biru jernih dihiasi pendar jingga dan merah muda di ujung barat sungai, matahari seolah akan tenggelam ke dalam air. Permukaan air sungai beriak dan bergelombang memantulkan bias sinar senja.

Tiba-tiba ponselnya berdering.

"Halo?"

"Zhan, dimana kau sekarang?"

Itu suara Wang Xiao.

"The Bund. Ada apa?"

"Aku segera kesana," suaranya terdengar mendesak.

"Oke."

Xiao Zhan menutup teleponnya.

Tiga bulan setelah perkenalan pertamanya dengan saudara kembar Wang Yibo yang penuh kejutan, Xiao Zhan merasa telah memenangkan undian lotere.

Setiap kali ada waktu luang, Xiao Zhan melewatkannya bersama pemuda itu dengan pergi menjelajahi penjuru kota. Mereka menemukan kafe-kafe kecil yang mengasyikan dengan hiburan dari para penyanyi amatir. Di sana mereka akan menghabiskan waktu dengan makan dan bicara berjam-jam.

Sesekali mereka akan pergi menonton film yang selalu berakhir dengan Wang Xiao tertidur lelap di dalam bioskop yang remang-remang. Rupanya pemuda itu takut gelap, sehingga dia memilih tertidur untuk melarikan diri.

Seiring dengan itu, kesedihannya akan kenyataan bahwa Yibo telah tiada, perlahan memudar walau tak pernah hilang sepenuhnya. Meskipun tak benar-benar merasakan kebahagiaan seperti pernah dialaminya dulu, senyuman pemuda itu membantunya menyembuhkan luka.

Setengah jam kemudian, Wang Xiao terlihat berjalan terburu-buru menghampirinya. Tubuh atletisnya terbalut jeans biru dan kaos hitam yang agak ketat, mengekspos bentuk bagian dada dan perut, serta bahu kuat yang menawan.

Meski melihat dari jarak yang masih sekitar dua puluh meter, masih terhujam dalam diri Xiao Zhan daya tarik yang terpancar dari pemuda itu, menyeret kenangannya saat bersama Yibo. Ada gairah dan kerinduan yang melanda dan menggelegak dalam dirinya, tiba-tiba saja dia merindukan Yibo.

Seandainya saja aku bisa bercinta dengan Yibo dalam sosoknya sebagai manusia yang utuh

Dihirupnya nafas dalam-dalam untuk mengusir hal-hal absurd dalam pikirannya.

"Bagaimana kalau kita bicara di Flapjack?" Wang Xiao baru saja sampai di hadapannya. Nafas pemuda itu memburu.

"Ada apa? Kedengarannya serius," komentar Xiao Zhan.

"Ayo!" Wang Xiao meraih tangan Xiao Zhan dan menariknya ke arah sebuah kafe kecil bernama Flapjack tak jauh dari situ.

   The Bund

* * *

Mereka duduk membisu beberapa saat. Dua piring spaghetti disodorkan oleh seorang pelayan dengan dua gelas ice cappucinno. Xiao Zhan menusuk-nusuk spaghetti itu sambil masih berdiam diri. Diam-diam dia melirik pemuda di hadapannya.

"Aku berencana akan pergi ke Haikou," ujar Wang Xiao lambat-lambat.

Xiao Zhan melebarkan matanya, reaksi khas jika dia terkejut.
"Kau serius?" tanya Xiao Zhan.

"Ya, ada yang salah tentang itu?"

Xiao Zhan terdiam. Sorot matanya sarat kesedihan. Dia tidak suka diingatkan tentang hal itu.

𝐉𝐮𝐥𝐢𝐞𝐭 𝐌𝐮𝐬𝐭 𝐃𝐢𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang